Mohon tunggu...
Boslow Baskoji
Boslow Baskoji Mohon Tunggu... -

Lahir, sekolah, kuliah, kerja, menikah dan tinggal di Jakarta, sambil terus mencoba berbagi melalui blog.

Selanjutnya

Tutup

Money

Produk Indonesia Sangat Diminati di Pakistan

22 Januari 2014   12:20 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:35 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mie instan, keripik kentang, saus tomat, kecap, ikan kalengan, kopi, kayu manis, minyak goreng, buah pinang, buah nanas, sukucadang motor, ban kendaraan, hingga karet dan batu bara termasuk diantara produk-produk Indonesia yang ada dalam daftar produk yang diminati oleh masyarakat Pakistan. Banyaknya produk Indonesia yamg diminati oleh masyarakat Pakistan dilatarbelakangi oleh beberapa hal yang sangat mendasar dan terkadang luput dari perhitungan dan riset pemasaran yang dilakukan oleh beberapa perusahaan Indonesia (bahkan baru saya ketahui setelah berinteraksi langsung dengan masyarakat Pakistan). Negara dengan jumlah penduduk lebih dari 180 juta jiwa ini merupakan pasar yang “sangat“ potensial. Selain karena jumlah penduduknya yang banyak, Pakistan juga memiliki keterbatasan produksi dalam negeri karena kondisi domestik yang belum stabil sehingga para pengusaha merasa lebih aman untuk melakukan impor atau memproduksi barangnya di luar Pakistan. “Saya sedang menjajaki kemungkinan mendirikan pabrik di Medan karena Indonesia lebih aman dan memiliki infrastruktur yang cukup baik” demikian disampaikan oleh salah satu importir sabun mandi WN Pakistan yang rutin melakukan impor satu kontainer sabun mandi batangan dari Indonesia ke Pakistan. Selama saya bertemu dengan kalangan pengusaha di Karachi, saya mendapatkan satu kata kunci yang selalu di sampaikan oleh mereka yaitu “Indonesia is our brotherly country”. Kata-kata itu tidak hanya sekedar pemanis pergaulan yang disampaikan kepada orang Indonesia tetapi juga diikuti oleh berbagai cerita manis hubungan RI-Pakistan yang tertanam dalam benak mereka oleh para pendahulunya yang mencatat bahwa Indonesia adalah negara yang membuka hubungan diplomatik dengan Pakistan hanya dalam waktu kurang dari dua bulan setelah hari kemerdekaan Pakistan. Ketika masa kepemimpinan Presiden Soekarno, Indonesia pernah mengirimkan bantuan persenjataan berupa pesawat tempur, kapal perang, dan kapal selam lengkap dengan persenjataan dan amunisi untuk membantu Pakistan menjaga kedaulatan negara dari ancaman invasi negara tetangganya. Hingga saat ini masih ada di pikiran masyarakat Pakistan bahwa Pakistan masih dapat berdiri sebagai suatu negara merdeka karena bantuan Indonesia. Cerita itu adalah sebagian kecil dari nostalgia kedekatan hubungan RI-Pakistan yang melatarbelakangi kedekatan hubungan kerjasama antar pemerintah dan antar masyarakat kedua negara yang juga . Hal ini juga mempengaruhi pola pikir pebisnis Pakistan, “Kalau ada dua barang dengan jenis yang sama dan salah satunya adalah buatan Indonesia, pasti saya akan pilih yang buatan Indonesia” ujar salah satu pengusaha yang merasa lebih nyaman memiliki mitra asal Indonesia. Animo luar biasa masyarakat Pakistan terhadap produk Indonesia dapat dilihat dari nilai transaksi sebesar US$ 3,1 juta yang dibukukan 21 pengusaha UKM Indonesia saat mereka mengikuti Pameran Dagang “My Karachi, Oasis of Harmony” tanggal 5-7 Juli 2013. Pameran tersebut juga dimanfaatkan untuk membangun jejaring bisnis di Pakistan, termasuk dalam upaya mendapatkan agen yang tepat untuk memasarkan produk mereka tidak saja untuk pasar dalam negeri Pakistan, tetapi juga pasar negara tetangganya, terutama negara-negara di Asia Tengah yang terletak di Utara Pakistan yang sebagian besar produk impornya dikirim melalui pelabuhan Karachi. Dengan diberlakukanya Indonesia-Pakistan Preferential Trade Agreement mulai 1 September 2013 yang menurunkan tariff impor lebih dari 500 jenis produk kedua negara hingga nol persen, serta ditandatanganinya MoU antara Kadin Karachi dengan Kadin Jakarta pada tanggal 21 Oktober 2013, maka peluang kerja sama perdagangan akan semakin besar dan diharapkan dapat meningkatkan nilai perdagangan RI-Pakistan dan meningkatkan devisa negara (tahun 2012 nilai perdagangan RI-Pakistan mencapai US$ 1,6 milyar dengan surplus perdagangan di pihak Indonesia senilai US$ 1,1 milyar). Ada yang berminat ekspor ke Pakistan? Hubungi karachi.kjri@kemlu.go.id

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun