Pada awal musim, Phoenix Suns menampilkan performa di luar prediksi banyak pengamat. Memasuki perjalanan ke pertengahan musim, performa Suns mulai mengalami penurunan.
Walau demikian, terdapat satu nama yang menampilkan performa terbaiknya sepanjang berkarir di NBA, yaitu rekrutan terbaru Suns, Aron Baynes.
Sebelum berlaga di NBA, Baynes sempat berlaga di liga eropa selama empat musim di empat Negara yang berbeda. Pada Januari 2013, ia baru bergabung dengan salah satu tim legendaris, San Antonio Spurs.
Pada musim keduanya, Baynes langsung menjadi bagian tim Spurs yang meraih gelar juara NBA. Namun, ia menampilkan performa yang tidak istimewa. Pemain asal Australia itu memiliki rata-rata 3 poin dan 2,7 rebound.
Setelah bermain selama  3 musim di Spurs, Baynes bergabung dengan Detroit Pistons. Peran Baynes di Pistons masih kalah dengan mesin doble-doble Pistons, Andre Drummond. Selama 2 musim di Pistons, Baynes memiliki rata-rata 5,6 poin dan 4,6 rebound. Performa Baynes meningkat jika dibanding 3 musim di Spurs.
Pada musim 2017-18, Baynes bergabung dengan tim ketiganya di NBA, Boston Celtics. Di musim pertamanya di Celtics, Baynes menjadi senjata bagi pelatih Celtics, Brad Stevens. Ia bersama Al- Horford, Irving, Brown, dan Tatum menjadi line-up terbaik yang dimiliki Celtics.
Mereka berlima memiliki rata-rata 20,3 poin, 8,8 rebound, dan 4,7 asis. Selain itu, Baynes merupakan pemain yang memiliki total bermain tertinggi musim regular di Celtics, yaitu 81 laga dengan rata-rata bermain selama 18,3 menit.
Peran Baynes dalam hal serangan sangat terbatas. Ia menjadi opsi terakhir serangan Celtics. Terbatasnya area serangan menjadi sebab Baynes menjadi opsi terakhir serangan Celtics.
Baynes, memiliki karateristik SPP, banyak bermain di area 5 kaki. Ironisnya, efektivitas tembakan yang dimiliki dibawah rata-rata liga dengan 51 persen dari total 243 upaya tembakan.
Kontribusi yang diberikan Baynes dalam hal bertahan. Pemain 33 tahun itu memiliki kemasukkan 0,9 angka pada setiap penguasaan lawan. Baynes merupakan andalan Celtics dalam meraih defensive rebound. Ia berhasil meraih 19,6 persen defensive rebound dari setiap tembakanlawan yang tidak masuk, tertinggi diantara pemain Celtics.
Baynes banyak berhadapan dengan lawan di posisi forwarda atau senter, seperti Dwight Howard, Joel Embid, Brook Lopez, dan Enes Kanter menjad. 3 nama pertama berhasil dihentikan Baynes.