Gunung Bromo Jawa Timur yang Anggun Dan Cantik

Jiwa pencinta alam yang terus melekat sejak masih menjadi mahasiwa pencinta alam, terbawa ke suasana kerja sehingga membentuk komunitas  karyawan pencinta alam di lingkungan kerja. Tepatnya tanggal 5 juni 2013 pukul 23.30 Wib kami rombongan karyawan pencinta alam Hotel Equator Surabaya star dari surabaya menuju Gunung Bromo yang anggun dan cantik itu. Hujan yang mengguyur kota pahlawan tidak menyurutkankan niat kami untuk terus bergerak menuju gunung bromo yang memiliki ketinggian 2.392 meter dari permukaan laut. Jumlah peserta 37 orang dengan mengendarai 21 motor beriringan dengan rute surabaya - pasuruan. Dalam perjalanan, teman kami mas Andrik motornya mogok dua kali di daerah bangil karena kebanjiran, berkat rasa setia kawan serta jiwa bonek yang tinggi semuanya bisa di atasi. Jarak surabaya - Gunung bromo yang berada di empat wilayah yakni pasuruan, probolinggo, lumajang dan kabupaten malang ini hanya 111 kilometer dengan jarak tempuh normal 2,5 jam. karena setuasi lapangan tidak mendukung kami harus menempuh dengan waktu 3.45 menit sampai puncak gunung bromo. Ketika tiba di puncak bromo, suasana perjalanan yang menentang nyali seakan terobati setelah berada di puncak dengan pemandangan alam yang spektakuler. Berbaur dengan pengunjung lainnya baik lokal maupun manca negara di atas puncak bromo yang sangat dingin, semua peserta berfoto-foto menikmati munculnya sinar keabadian di balik kabut gunung bromo.

1370832842869102385

Beberapa saat kemudian peserta dari Hotel Equator Surabaya bersiap meninggalkan puncak gunung bromo menuju lautan pasir dan kawa gunung bromo. Perjalanan yang benar-benar menguji nyali pengendara adalah melewati rute dengan tingkat kemiringan kurang lebih 75 derajat, yang di samping kanan jalan adalah tebing dan kiri jalan adalah jurang. Rute yang mengcengankan tersebut dapat di lewati dengan baik oleh peserta.

13706638071361784530

Gunung bromo yang menjadi objek wisata alam, menyimpan sejuta kenangan serta rahasia kehidupan bagi penduduk di lereng gunung. Kehidupan sosial ekonomi masyarakat di bawah gunung bergantung pada jasa ojek, pertanian dengan lahan yang subur. Akhirnya kami harus bangga menjadi anak jawa timur, indonesia dengan objek wisata yang melimpah.