Kejadian tersebut membuat saya berfikir, begitu sederhana dan simpelnya kehidupan masyarakat di desa. Meski kita selalu membutuhkan uang, namun adakalanya kita tidak membutuhkan uang dan justru membutuhkan nilai tukar lainnya yang lebih bermanfaat.
Beberapa pakar menyatakan bahwa saat ini, uang tidak lagi menjadi nilai dan alat tukar, namun telah menjadi komoditas perdagangan. Saya benar-benar membayangkan, apa jadinya jika sebuah tatanan masyarakat secara mandiri saling memenuhi kebutuhan dilingkungan mereka sebelum melirik pasar.
Jika demikian sangat dimungkinkan monopoli modal, alat dan produk pangan, kapitalisasi kebutuhan sehari-hari masyarakat tidak dikontrol melalui mekanisme modal dan pasar, namun akan berada dibawah kendali mereka para petani.
Mereka dimungkinkan mampu mengatur dan mengkontrol produksi dan harga produk mereka sendiri, dan saya sangat yakin mereka tidak akan lebih serakah korporasi atau tengkulak produk pangan yang menjadi panjangnya mata rantai distribusi produk pangan masyarakat sehingga mencipta sebuah produk dengan harga petani murah dan harga konsumen mahal sama persis dengan peribahasa lebih besar pasak dari pada tiang.
Mungkinkah itu terjadi???? Ya, kitalah selaku masyarakat yang tentu bisa menjawab sesuai versi masing-masing dan saya pun berkata "Ya, bisa jadi".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H