Mohon tunggu...
basati marhuhu
basati marhuhu Mohon Tunggu... -

Bekerja sopir truck pengangkut pasir di Provinsi Jambi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Apakah MH370 Mendarat di Hutan?

5 April 2014   16:46 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:02 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apakah MH 370 mendarat di hutan?

Pencarian Pesawat Jet Malaysia MH 370 sudah hampir satu bulan dipusatkan di laut. Sedangkan, daratan yang mungkin menjadi lokasi strategis pendaratan darurat tak pernah disisir. Satelit dari berbagai negara, tidak termasuk Indonesia, mengklaim telah menemukan puing-puing yang diduga kuat bagian dari MH 370. Ternyata hingga battery black box hampir expires belum ditemukan bukti-bukti kuat yang mengarah ke MH 370. Beberapa puing-puing yang diduga serpihan jet mewah itu ternyata sampah laut.

Pemerintah Malaysia mengharapkan Indonesia untuk membuka informasi radarnya. Indonesia menjawab secara kalem alias adem-ayem. Radarnya yang terkenal canggih dalam lima tahun terakhir ini tidak melacak kelebatan MH 370. Mungkin ketika MH 370 melintas radarnya justru off secara automatis, toch bukan pesawat tempur, dan tidak membahayakan keamanan NKRI.

Lagi pula di mata Indonesia Malaysia bukanlah negara yang dimusuhi. Buktinya, dalam musibah ini Indonesia menyisir Selat Malaka dengan mengerahkan Boeing 737-200 yang dimodifasi menjadi pesawat pengintai. Namun ketika team pencari pencari jejak MH 370 minta izin terbang di atas udara Indonesia, Indonesia merasa berat. Negara-negara tetangga juga memahami perasaan pemerintah Indonesia. Jangan sampai gara-gara MH 370 lenyap kedaulatan dan perangkat keamaan canggih diobok-obok oleh banyak bangsa. Begitulah  nada pesan dari tua-tua yang menjadi pendoa bangsa Indonesia yang mewarisi kedikdayaan Majapahit.

Para bomoh Malaysia dikhabarkan berdoa tak putus dan mohon petunjuk agar MH 370 dalam keadaan apapun segera menampakkan diri. Apakah mereka sudah mengontak para tua-tua yang punya indra keenam dari NKRI? Sejak konfrontasi Malaysia-Indonesia di era President Soekarno, kasus Sipadan-Ligitan, kasus penyiksaan tenaga kerja, bomoh Malaysia dan para dukun Indonesia tak akrab lagi. Faktor lain berupa kendala bahasa. Bomoh Malaysia berbicara bahasa Melayu, yang sebenarnya masih dapat difahami oleh dukun-dukun NKRI. Sebaliknya, para dukun Indonesia dari pulau manapun biasanya fasih dalam bahasa daerahnya. Dengan bahasa-bahasa itu mereka berkontak dengan penguasa dunia lain.

Malam ini tercatat 13 pesawat dan 11 kapal laut dikerahkan untuk melacak keberadaan MH 370. Lagi-lagi semua difokus di Samodra India yang berdekatan dengan perairan Australia. Tetapi hutan-hutan yang berdekatan dengan Tanah Semenanjung, hutan-hutan di pulau asal asal-usul Puak Melayu yang terkenal ganjanya itu tak pernah disisir. Sebesar-besarnya Boeing 777-200 jika ia mendarat di padang ilalang di tengah hutan dan di tengah malam, siapa yang akan mendengar bunyi. Brugh….gerrrrr…ciut….ciut….krek.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun