Perayaan Hari jadi Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) digelar hari ini. Sulsel genap berusia 351 tahun. Banyak kawan yang bertanya mengenai dasar penetapan tanggal hari jadi tersebut. Tapi bukan itu yang bakal dibahas. Bukan.
Sulsel merupakan pintu gerbang kawasan Indonesia Timur. Ia menjadi salah satu pusat perdagangan sejak zaman keemasan Kerajaan Gowa. Tak ayal, penjajah berusaha dengan gigih menaklukkan kerajaan yang dipimpin Sultan Hasanuddin masa itu.
Pada hari jadi yang ke 351, Sulsel yang dinakhodai oleh seorang Profesor mengangkat tema kejayaan komoditas. Profesor Nurdin Abdullah, Sang Gubernur menyebutkan tema "Mengembalikan komoditas unggulan Sulsel yang berdaya saing tinggi."Â
Sulsel memang terkenal dengan komoditas ekspor seperti coklat, jeruk keprok Selayar, dan udang windu. Tetapi sepertinya masa kejayaan itu  telah berlalu. Inilah yang ingin diangkat saat ini, agar kejayaan masa lalu itu bisa kembali terulang.
Melihat perkembangan komoditas ekspor Sulsel belakangan ini, tujuan mulia itu bukan sekadar mimpi di siang bolong. Kejayaan itu bisa kembali bahkan melebihi pencapaian masa lalu.
Data BPS menyebut ekspor Sulsel pada bulan Agustus 2020 mengalami peningkatan sebesar 6,28 persen dibanding bulan sebelumnya. Sementara jika dibandingkan bulan Agustus 2019, nilai ekspor Sulsel meningkat 1,76 persen.
Salah satu komoditas yang mentereng itu adalah rumput laut. Komoditi ini memang pernah mati suri. Kemudian mendapatkan pangsa pasar di luar negeri. Nilai ekspor tersebut masih bisa meningkat.
Selain itu, sebenarnya Sulsel juga terkenal melalui komoditas kopi. Salah satunya Kopi Toraja. Dan juga tetangganya, Kopi Enrekang. Keduanya merupakan komoditi yang sudah dikenal dan memilik oeminat setia.
Sulsel juga dikenal sebagai salah satu penghasil beras nasional. Setiap tahun Sulsel surplus beras. Produksinya juga dikirim ke daerah lain, tak terkecuali ke Ibukota negara. Ini juga peluang bagi Sulsel nantinya saat ibukota sudah dipindahkan ke Pulau Kalimantan.Â
Niat mulia untuk mengembalikan kejayaan komoditas itu patut diapresiasi. Setidaknya hal tersebut diharapkan bisa memicu peningkatan kesejahteraan petani. Profesi yang selama ini kadang dipandang sebelah mata. Padahal produknya dinikmati banyak orang.
Data BPS yang menunjukkan kesejahteraan petani  dilihat melalui indikator NTP. Singkatan dari Nilai Tukar Petani. NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di pedesaan. Ia menunjukkan daya tukar dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi.