Sejak pagi, beranda media sosial (Facebook) saya mendadak hampir seragam. Dari ribuan pertemanan, sebagian besar membagikan sebuah kiriman: Obat segala macam penyakit.Â
Itu merupakan kiriman dari sebuah akun bernama Pahamilah(dot)com. Itu terdiri dari 251 foto tanaman obat. Di daerah saya yang masih menyisakan banyak pohon dan tanaman, beberapa di antara tanaman di foto itu tumbuh di lingkungan sekitar, seperti salah satu buah kesukaan saya: jambu biji merah.
Disebutkan bahwa buah dan daun jambu biji memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Di antaranya sebagai antioksidan, antipenuaan dini.Â
Kebetulan di halaman rumah ditumbuhi pohon jambu biji. Entah siapa yang menanamnya. Tidak ada yang secara khusus menanam tanaman ini. Mungkin ada yang secara tidak sengaja membuang bijinya di pekarangan. Atau mungkin dibawa ayam. Entahlah.
Yang pasti, jambu biji tumbuh subur. Tidak hanya satu pohon. Tetapi ada empat. Bahkan lima sebelum salah satunya ditebang beberapa waktu lalu.
Sejak kanak-kanak, jambu biji menjadi salah satu makanan kesukaan saya. Rasanya manis. Bijinya bisa turut dimakan. Apalagi yang matang, buahnya begitu mudah dikunyah.
Saat diare menyerang, daun jambu menjadi salah satu pilihan obat. Daunnya direbus lalu airnya diminum. Buahnya juga dimakan. Kalau untuk penyakit yang satu ini memang beredar obat yang berasal dari bahan jambu biji.
Saya ingat beberapa tahun lalu, ada teman sekolah yang dirawat di rumah sakit karena penyakit demam berdarah. Dia meminta dibawakan daun dan buah jambu biji. Katanya bisa menjadi obat demam berdarah. Saya kurang tahu pasti apakah betul bisa menyembuhkan atau tidak.Â
Oh iya. Selama dua tahun belakangan saya dan keluarga rajin minum air rebusan ramuan jahe, kunyit, dan sereh. Setiap malam menjelang tidur sudah terbiasa minum satu gelas. Anak-anak juga suka. Katanya air rebusan jahe itu merupakan antibiotik alami.Â
Informasi tersebut saya peroleh dari seorang dokter. Videonya tersebar di media sosial. Bukunya banyak diburu. Judul bukunya ini: Jurus sehat Rasulullah. Tanaman rimpang banyak dibahas di situ. Bisa menjadi obat alternatif.
Sebenarnya kiriman-kiriman seperti itu sudah banyak dibagikan. Anjuran untuk kembali ke alam. Mengonsumsi tanaman di sekitar. Sayuran dan buah-buahan yang banyak ditinggalkan kaum urban. Beralih ke makanan cepat saji yang terbukti menyebabkan banyak penyakit.Â