Mohon tunggu...
Muhammad Aliem
Muhammad Aliem Mohon Tunggu... Administrasi - ASN di Badan Pusat Statistik.

Alumni Pascasarjana Universitas Hasanuddin, Program Magister Perencanaan dan Pengembangan Wilayah. Saya masih dalam tahap belajar menulis. Semoga bisa berbagi lewat tulisan. Laman facebook : Muhammad Aliem. Email: m. aliem@bps.go.id

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Meneropong Sektor Pendidikan Kabupaten Gowa

11 Juli 2017   14:11 Diperbarui: 11 Juli 2017   14:21 1076
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemerintah Kabupaten Gowa melakukan investasi di bidang pendidikan malalui Program Pendidikan Gratis. Selain itu, sebuah inovasi dilakukan dengan Sistem Kelas Tuntas Berkelanjutan (SKTB) dan Investasi Sumber Daya Manusia (SDM) 25 tahun. Kabupaten Gowa juga tengah bersiap menjadi Kabupaten Pendidikan di Sulawesi Selatan.

Pembangunan manusia / human developement tidak kalah pentingnya dengan pembangunan di bidang infrastruktur. Beberapa indikator pembangunan manusia antara lain seperti angka harapan hidup, angka harapan lama sekolah, angka rata-rata lama sekolah, dan pengeluaran perkapita disesuaikan. 

Salah dua angka pembentuk Indeks Pembangunan Manusia (IPM) adalah Angka Harapan Lama Sekolah (HLS) dan Angka Rata-Rata Lama Sekolah (RLS) yang merupakan komponen bidang pendidikan. IPM adalah suatu indikator yang menjelaskan bagaimana penduduk suatu wilayah mempunyai kesempatan untuk mengakses hasil dari suatu pembangunan sebagai bagian dari haknya dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, dan pendidikan.

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Gowa Tahun 2016 yang dirilis tahun ini oleh Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka 67,70. IPM Kabupaten Gowa menduduki posisi ke-12 se-Sulawesi Selatan, naik satu peringkat dari tahun sebelumnya. Angka ini tumbuh 1,24 persen dari tahun sebelumnya yaitu 66,87 pada tahun 2015. Sedangkan IPM Kabupaten Gowa pada tahun 2014 hanya sebesar 66,12. Angka IPM Kabupaten Gowa tahun 2016 berada di skala sedang. Berdasarkan angka tersebut, terlihat adanya kenaikan IPM yang mengindikasikan bahwa terjadi perbaikan kualitas pembangunan manusia di Kabupaten Gowa dari tahun ke tahun.

Indeks Pendidikan

Jika dilihat dari dimensi pengetahuan (knowledge) yang merupakan salah satu pembentuk angka IPM, dapat diketahui angka pembangunan manusia di bidang pendidikan. Untuk Kab.Gowa, angka indeks pendidikan tercatat sebesar 61,26 pada tahun 2016. Angka ini meningkat jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya yaitu 59,53 pada tahun 2015 dan 57,87 pada tahun 2014. Sedangkan angka indeks pendidikan pada tahun 2011 sebesar 54,01 dimana pada tahun tersebut dicanangkan program Sistem Kelas Tuntas Berkelanjutan (SKTB).

Harapan Lama Sekolah (HLS) didefinisikan sebagai lamanya sekolah (dalam tahun) yang diharapkan akan dirasakan oleh anak pada umur tertentu di masa datang. Angka HLS dihitung untuk penduduk berusia 7 tahun ke atas. HLS dapat digunakan untuk mengetahui kondisi pembangunan sistem pendidikan di berbagai jenjang yang ditunjukkan dalam bentuk lamanya pendidikan (dalam tahun) yang diharapkan dapat dicapai oleh setiap anak. Sedangkan Rata-rata Lama Sekolah (RLS) didefinisikan sebagai jumlah tahun yang digunakan oleh penduduk dalam menjalani pendidikan formal. Diasumsikan bahwa dalam kondisi normal rata-rata lama sekolah suatu wilayah tidak akan turun. Cakupan penduduk yang dihitung dalam penghitungan RLS adalah penduduk berusia 25 tahun ke atas.

Angka Harapan Lama Sekolah (HLS) Kab. Gowa tahun 2016 adalah 13,03. Artinya, seorang anak usia 7 tahun ke atas diharapkan dapat mengenyam pendidikan formal selama 13,03 tahun, atau minimal hingga semester satu perguruan tinggi. Angka ini naik dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya sebesar 12,74, atau minimal hingga tamat SMA. 

Sedangkan angka Rata-Rata Lama Sekolah (RLS) penduduk Kab. Gowa tahun 2016 sebesar 7,52 tahun, meningkat dibandingkan 7,24 pada tahun 2015. Angka RLS 7,52 tahun menggambarkan bahwa penduduk Kab. Gowa rata-rata hanya menyelesaikan pendidikan sampai kelas 7 (Kelas 1 SMP), atau  putus sekolah ketika kelas 8 (Kelas 2 SMP). Dengan begitu, program nasional wajib belajar 9 tahun yang dicanangkan pemerintah belum memperlihatkan hasil yang nyata. Hal ini  mungkin berkaitan erat dengan tingkat kesadaran masyarakat yang masih rendah dan kondisi sosial ekonomi yang juga rendah Padahal biaya pendidikan telah digratiskan hingga tingkat SMA.

Peningkatan beberapa angka indikator tentu saja karena ada keseriusan pemerintah di sektor pendidikan. Hal ini dibuktikan dengan adanya program pendidikan gratis yang telah berjalan selama beberapa tahun dibarengi dengan beberapa inovasi sistem pendidikan yang telah diterapkan. Selain itu, Kabupaten Gowa berpeluang menjadi Kabupaten Pendidikan. Hal ini didukung oleh adanya beberapa kampus ternama yang terletak di wilayah Gowa.

 Investasi di bidang pembangunan manusia khususnya di bidang pendidikan diharapkan dapat menjadi modal penting bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia Kabupaten Gowa. Apalagi dengan adanya bonus demografi, dimana penduduk usia produktif akan lebih banyak dibandingkan penduduk usia non-produktif. 

Keadaan ini bisa menjadi keuntungan jika mereka dibekali dengan pendidikan yang berkualitas. Dengan kualitas sumber daya yang unggul melalui sistem pendidikan yang mumpuni, maka generasi mendatang akan membawa Indonesia pada umumnya dan Gowa pada khususnya pada jaman keemasannya. Tentu saja hal ini harus dipersiapkan dari sekarang melalui sistem pendidikan yang mampu mencetak sumber daya manusia yang unggul dan dapat bersaing di era globalisasi. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun