Wawan kaget kok pikirannya dapat dibaca oleh Tiar, tapi Tiar ternyata berbicara di dalam hati. Ternyata mereka bisa bertelepati, mungkin pengaruh perut yang meranjak keroncongan.
" Kok kamu bisa denger, Tiar? Saya kan bicara dalam hati. "
"Ngga tau juga Pak Wawan, tiba-tiba saya bisa denger suara di kepala Bapak."
Mereka berdua terlibat percakapan di pikiran dengan cara telepati.
"Pak, liat tuh roti, kok ada matanya ya? dikedipin lagi, seolah meminta diambil trus dimakan. "
" hahaha, iya ya Tiar, liat tuh kopi, ada tangannya melambai tuh, seolah memanggil yuk diminum"
"Ini responden kok gak ngerti ya Pak? " sambil sesekali melirik ke tumpukan roti.
" Iya, ngga peka amat ama tamu, kita udah sejam duduk komat kamit nanya ini itu. "Jawab Wawan masih bercakap via telepati.
" Ehem.. ehem... Yuk rotinya dimakan aja Pak. "Kata responden tiba-tiba bersuara memecah percakapan mereka via telepati.
" Saya denger kok Pak, saya juga kan bisa telepati. Yuk diminum kopinya, makan rotinya. "
Tangan keduanya langsung menyambar roti dan meminum kopi dengan wajah memerah, sangat malu karena percakapannya didengar oleh responden.
.................................................................................................................
Cerita dan tokoh dalam cerita ini hanya fiktif semata. Mohon maaf jika ada kesamaan nama.
Yuk semangat susenas...
Ilustrasi foto : Pencacahan dan pengawasan Susenas
Gowa, 2 Maret 2017