Mohon tunggu...
Bart Mohamad
Bart Mohamad Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Seorang 'backpacker' yang berkelana di bumi Eropa

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

DC di Sebalik Nama Washington

7 November 2012   12:05 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:48 2356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_221948" align="alignleft" width="640" caption="White House di Washington D.C. (Foto: BM)"][/caption]

Dari negara bagian Maryland saya berkelana lagi ke selatan pantai timur Amerika dengan kereta Amtrak ke Washington DC Washington sering disebut sebagai DC karena ia mengacu kepada nama District of Columbia. Sebelum ada Washington, daerah ini dikenal sebagai District of Columbia dan kemudian ia menjadi ibu negara Amerika, namanya diubah menjadi Washington sempena nama Presiden pertama Amerika, George Washington. Untuk mempertahankan nama asli daerah ini, kata DC sering di tempatkan di belakang nama Washington agar masyarakat tahu bahawa Washington terletak di District of Columbia.

Satu lagi alasan adalah untuk mengelakkan orang keliru dengan sebuah lagi negara bagian yang disebut Washington State yang terletak di pantai barat Amerika. Ibu kota Washington State adalah Olympia tetapi Seattle adalah kota terbesar. Jika kita berbicara dengan orang Amerika dan hanya menyebut Washington, mereka sering bertanya 'DC' atau 'State' untuk konfirmasi. Kereta Amtrak dari Baltimore sampai di Union Station, Washington. Union Station adalah stasiun kereta terbesar di Washington dan sungguh megah di tengah-tengah kota. Union Station juga sering dijadikan lokasi film Hollywood. Jika Anda penggemar film-film Arnold Schwarzenegger pasti ingat dengan Collateral Damage yang menjadikan Union Station sebagai sasaran terroris. Stasiun ini tidak hanya besar tetapi memiliki banyak fasilitas lain seperti restoran, toko bermerek internasional dan yang penting wifi gratis. [caption id="attachment_221949" align="alignleft" width="640" caption="Union Station (Foto: BM)"]

13522894641204747414
13522894641204747414
[/caption] Karena hostel yang saya pesan tidak jauh dari Union Station, saya berjalan kaki saja. Tiba di hostel saya disambut oleh karyawan hostel etnis African American. Memang kebanyakan hostel yang saya kunjungi di Amerika, karyawannya adalah berkulit hitam. Meskipun Amerika telah ratusan tahun merdeka tetapi nasib imigran kulit hitam masih miskin. Saya hanya menitip bagasi saya di hostel karena waktu check-in adalah pada jam 2 sore. Saya terus keluar untuk berjalan-jalan di kota Washington sambil mencari makan siang. Pusat kota Washington bisa di kunjungi dengan berjalan kaki. Ada day pass untuk layanan kereta dan bus berharga USD $ 9. Saya menaiki kereta Metro dari Union Station ke West Farragut West Metro Station yaitu stasiun yang terhampir dengan White House. Saya hanya melihat-lihat rumah putih itu dari luar dan memang banyak para wisatawan yang berfoto ria di situ. Berdekatan dengan White House terdapat toko cenderamata dan di dalamnya ada replika Oval Office. Pengunjung diperbolehkan bergambar dimeja Oval Office dan juga di rostrum persis seperti yang bisa Anda terlihat ketika Obama memberikan 'press conference' kepada para wartawan, Saya juga tidak melewatkan kesempatan itu sebagai kenang-kenangan meskipun bukan di Oval Office yang sebenarnya. [caption id="attachment_221950" align="alignleft" width="600" caption="Dewan di dalam Rumah Putih (Foto: BM)"]
13522895091888664157
13522895091888664157
[/caption] Ketika kunjungan saya ke Washington sedang musim panas. Saya sempat membeli topi dari toko milik orang Korea. Berjalan-jalan di Washington akan Anda temui banyak orang Korea. Kedatangan mereka secara massal ke Amerika ketika Perang Korea dari tahun 1950-1953. Di Washington ada Korean War Memorial untuk mengenang tentara Amerika yang tewas dalam perang di Semananjung Korea yang akhirnya memecahkan bangsa Korea ke dua negara yaitu Korea Utara dan Korea Selatan.

...bersambung

[caption id="attachment_221951" align="alignleft" width="640" caption="Berbagai cenderamata dijual berdekatan White House (Foto: BM)"]

13522895582077490413
13522895582077490413
[/caption]

[caption id="attachment_221952" align="alignleft" width="640" caption="Patung di Korean War Memorial (Foto: BM)"]

135228962313914693
135228962313914693
[/caption] [caption id="attachment_221953" align="alignleft" width="640" caption="Korean War Memorial (Foto: BM)"]
13522896541806018707
13522896541806018707
[/caption] [caption id="attachment_221954" align="alignleft" width="640" caption="Pengunjung merakamkan foto di Korean War Memorial (Foto: BM)"]
1352289686519236022
1352289686519236022
[/caption] [caption id="attachment_221955" align="alignleft" width="640" caption="Sightseeing bus di Washington D.C. (Foto: BM)"]
1352289749215440193
1352289749215440193
[/caption] [caption id="attachment_221957" align="alignleft" width="640" caption="Metro di Union Station (Foto: BM)"]
13522897881556685076
13522897881556685076
[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun