[caption id="attachment_273062" align="alignnone" width="640" caption="Star Ferry dan permandangan CBD Hong Kong (Foto: BM)"][/caption] Tidur di ruang sempit amat menyiksakan di kota Hong Kong. Seperti mau cepat-cepat meninggalkan kota ini. Tetapi karena banyak tempat yang harus dikunjungi, saya pasrah dengan akomodasi yang serba minim itu. Di Nathan Road yang sibuk itu, kamar dengan biaya $ HK120 itu sudah terasa sangat mahal. Tapi masih besyukur karena masih ada tempat tidur meskipun kamar mandinya berbagi dengan yang lain. Malahan, saya pernah tidur di atas lantai yang dingin di Bandara Stansted di Inggris. Pengalaman banyak mengajarkan saya arti bersyukur dan berterima kasih kepada Allah swt. Bermusafir adalah salah satu cara untuk mengetahui kekuatan mental dan fisik kita dalam menghadapi situasi apapun. Pagi itu saya bangun awal karena mau cepat keluar dari kamar yang sempit itu untuk melihat sinar mentari Hong Kong. Rencananya, saya ingin berkunjung ke Avenue of Star bertemu Bruce Lee dan ke Madamme Tussauds di The Peak bertemu Jackie Chan dan Anita Mui. Semuanya aktor dan aktris hebat Hong Kong. Pastinya bukan yang asli tapi hanya patung lilin dan perunggu. Dari Nathan Road, saya hanya berjalan kaki ke Victoria Harbour sambil melintasi toko-toko di sepanjang jalan itu. Cuaca pagi itu sangat cerah dan kabut asap juga sudah berkurang. Dari jauh berdiri megah gedung Bank of China dan gedung International Finance Center di seberang. Karena bentuk muka bumi pulau Hong Kong yang berbukit ditengah-tengahnya, maka gedung-gedung pencakar langit lebih terpusat di sebelah utara pulau itu. Selain itu, bagian utara pulau yang menghadap Kowloon terlindung dan lebih aman dari tiupan badai atau angin kencang Laut China Selatan. Tapi karena lahan di bagian pulau yang terbatas, maka pembangunan pun melimpah ke daerah Kowloon di daratan. Malahan, bandara internasional Hong Kong juga di bangun di atas lahan yang direklamasi di pulau Chek Lap Kok. [caption id="attachment_273063" align="alignnone" width="640" caption="Patung Perunggu Bruce Lee di Avenue of Star (Foto: BM)"]
[/caption]
Daerah Kowloon di bagian tanah besar adalah sebagian dari Hong Kong yang juga dikenali sebagai New Territories. Kita bisa menikmati permandangan indah pulau Hong Kong dari Avenue of Star di Tsim Shim Tsui yang terletak di ujung Semenanjung Kowloon. Disinilah diabadikan 'bintang' yang banyak menyumbang kepada industri film Hong Kong seperti sang lagendaris Bruce Lee hingga si jelitawan Michelle Yeoh. Cuaca panas menyebabkan saya tidak bisa berlama-lamaan di situ. Panas mentari tidak bisa didinginkan dengan bayu laut dari Victoria Harbour. Saya berjalan ke terminal Star Ferry yang tidak jauh dari Avenue of Stars untuk naik feri ke bagian pulau. Terlihat feri ini masih mempertahankan karakter yang unik berwarna hijau untuk pengunjung. Perjalanan memakan waktu 10 hingga 15 menit untuk sampai ke Central Pier. Sambil menyeberang Victoria Harbour saya terasa seperti aktor dalam film Hong Kong. Pengalaman yang indah. Dari situ saya berkeliling kota Hong Kong dengan big bus yang atapnya terbuka. Saya bisa menikmati gedung-gedung dan permandangan kota dengan lebih jelas. Bus itu bergerak dari Central Pier ke Lower Peak yaitu dikaki bukit sebelum menaiki puncak The Peak dengan kereta
kabel yang dinamakan Peak Tram. Di Lower Peak, Jackie Chan tersenyum menyambut kedatangan saya. Tram ke puncak The Peak setiap 10 - 15 mins akan membawa pengunjung ke Sky Terrace 428. Permandangan kota Hong Kong 360 derajat bisa dinikmati dari terrace ini yang memang sangat mengagumkan. Disitu juga ada galeri Madamme Tussauds yang menempatkan artis-artis dari Hong Kong dan barat. [caption id="attachment_273064" align="alignnone" width="640" caption="Permandangan dari Big Bus (Foto: BM)"]
[/caption]
Hari itu cuaca Hong Kong sangat panas dan saya turun dari puncak The Peak dengan bus yang ada AC. Selain Sky Tram kita juga bisa ke puncak dengan bus tapi jalannya berliku-liku seperti menuruni kelok 44 di danau Maninjau. Di pusat kota Hong Kong tidak banyak atraksi bagi wisatawan karena disini adalah CBD (Central Business District) yang menmpatkan bangunan-bangunan untuk tujuan bisnis. Tapi saya suka dengan karakter kota ini yang masih mempertahankan identitas kolonial seperti sky tram dan juga trem double decker yang melayani para penumpang di pusat kota. Melihat fisik kota ini, mengingatkan saya kota seperti Lisbon, Barcelona dan Wellington yaitu kombinasi laut, daratan dan bukit yang menjadikannya sangat unik. Dari pulau saya pulang ke Kowloon dengan naik MTR karena lebih cepat. Seperti kebiasaan, saya pasti akan mencoba semua transportasi umum yang ada di suatu tempat untuk merasakan kehidupan penduduk lokal. Hong Kong menyediakan berbagai transportasi yang bisa di coba seperti MTR, bus, Star ferry, big bus, sky tram dan double decker tram. Ia membuat kehidupan masyarakat Hong Kong penuh dengan warna. Malam itu saya sudah berjanji untuk bertemu dengan teman
di Hong Kong. beliau mengajak saya makan malam di restoran Indonesia di Tsim Shim Tsui
. Setelah makan malam saya hanya jalan-jalan di sepanjang Avenue of Stars sambil menikmati keindahan malam dengan lampu neon dan gedung-gedung pencakar langit diseberang yang berkerdipan. Besok saya akan ke Makao dengan kapal turbojet. [caption id="attachment_273065" align="alignnone" width="640" caption="Stasiun Tram di Lower Peak (Foto: BM)"]
[/caption] [caption id="attachment_273066" align="alignnone" width="640" caption="Jackie Chan sedang menunggu pengunjung di The Peak (Foto: BM)"]
[/caption] [caption id="attachment_273068" align="alignnone" width="640" caption="Hong Kong dari Terrace di Puncak The Peak (Foto: BM)"]
[/caption] [caption id="attachment_273069" align="alignnone" width="640" caption="Double Decker Tram hanya terdapat di Hong Kong (Foto: BM)"]
[/caption] [caption id="attachment_273070" align="alignnone" width="640" caption="Gedung ikonik kota Hong Kong - Bank of China (Foto: BM)"]
[/caption] [caption id="attachment_273071" align="alignnone" width="640" caption="Hong Kong di waktu malam (Foto: BM)"]
[/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Travel Story Selengkapnya