Mohon tunggu...
Bart Mohamad
Bart Mohamad Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Seorang 'backpacker' yang berkelana di bumi Eropa

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Suasana Sepi di Kota Baltimore

24 September 2012   19:12 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:47 1064
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_214359" align="alignnone" width="640" caption="Baltimore - City of Charm (Foto: BM)"][/caption] Awal pagi saya berjalan kaki meninggalkan Apple Hostel di Philadelphia Old City ke stasiun subway di 2nd Street. Selama 2 malam saya menginap di Apple Hostel yang diakui sebagai hostel ke 3 terbaik di Amerika pada tahun 2009. Memang hotel ini sangat unik dan sangat nyaman untuk para backpackers. Hanya 5 menit berjalan kaki dari hostel ke subway terdekat. Dari 2nd Street saya naik subway Blue Line ke 30th Street Station yaitu lokasi stasiun untuk kereta Amtrak ke Baltimore. Di stasiun yang sama juga saya turun ketika sampai di Philadelphia dari New York. Apa yang menarik, di setiap stasiun kereta api di Amerika tersedia 'wifi' gratis. Di dalam kereta Amtrak juga tersedia 'wifi' gratis tetapi hanya untuk gerbong kelas satu. Dari 30th Street Station di Philadelphia kereta berangkat jam 8.13 pagi ke Batimore Penn Station dengan biaya tiket US $ 19.41. Perjalanan memakan waktu 1 jam 10 menit dan diperkirakan tiba di Baltimore jam 9.23 pagi. Jarak perjalanan hampir 100 miles dan jika naik bus perjalanan akan memakan waktu lebih 2 jam. Naik kereta api lebih aman dan cepat sampai ke tujuan. Sampai saja di Baltimore Penn Station saya terus menaiki bus yang haltenya bersebelahan stasiun kereta api. Berdasarkan peta yang diberikan oleh hostel yang saya pesan, sangat mudah menemukan HI Hostel Baltimore. Karena saya tiba di Baltimore pada awal pagi minggu, suasana kota sangat sepi. Tidak banyak orang yang saya temui di jalan. Baltimore seperti kota 'mati'. Kotanya juga tidak besar karena ia adalah kota yang ke 24 besar di Amerika. [caption id="attachment_214360" align="alignnone" width="640" caption="Video Patrol (Foto: BM)"]

1348513235839484982
1348513235839484982
[/caption] Karena waktu check-in ialah pada jam 2.00 sore, saya menitipkan ransel di 'store' hostel dan keluar berjalan-jalan. Suasana masih sepi ketika saya keluar dari hostel jam 10.00 pagi. Sepertinya warga Baltimore masih tidur atau beristirahat panjang di rumah pada akhir pekan. Saya hanya berjalan melalui jalan besar menuju ke Baltimore Harbor. Kendaraan di jalan hampir tidak ada dan hanya beberapa orang African American yang menunggu bus di halte. Terasa tidak aman dan lebih-lebih lagi kita biasa melihat banyak aksi kriminal dalam film Hollywood. Tapi perasaan saya agak lega saat melihat beberapa CCTV disepanjang jalan. Meskipun polisi tidak terlihat di jalanan tetapi mereka memperhatikan melalui CCTV dari kantor mereka. Di sepanjang jalan tampak tanda 'For Your Safety This is a Video Recorded Area' mengingatkan masyarakat bahwa CCTV memperhatikan mereka. Jadi, para kriminal ini harus memikir panjang jika mau melakukan hal tidak baik. [caption id="attachment_214361" align="alignnone" width="640" caption="Inner Harbor masih sepi di waktu pagi (Foto: BM)"]
13485132891986372343
13485132891986372343
[/caption] Inner Harbor di Baltimore adalah antara atraksi utama wisatawan. Berbagai aktivitas bisa dilakukan di sana. Ada mall, pusat informasi wisatawan dan cafe ternama seperti Hard Rock Cafe. Ada juga restauran makanan timur di area ini. Berjalan menyusuri tepian laut dengan angin yang kuat dapat mengurangi terik matahari di musim panas. Inner Harbor terletak di hilir Sungai Patapsco yang dimulai di bagian tengah Maryland. Harbor ini membuat lanskap kota Baltimore terlihat menarik. Bagi anak-anak, National Aquarium yang terletak di tepian Harbor menyediakan berbagai jenis kehidupan air untuk dilihat. Saya berehat ditepian harbor dan bersarapan pagi di Restaurant Subway yang terletak di lantai dua Mall Inner Harbor. Permandangan dari situ sangat cantik.  Menjelang tengahari, baru kelihatan ramai orang keluar bersiar-siar di sekitar harbor bersama keluarga. Tidak jauh dari Harbour, saya berjalan kaki bersama-sama keramaian orang yang memakai baju berwarna oranye. Rupa-rupanya mereka ini adalah pendukung tim 'baseball' Baltimore Orioles yang sedang menuju Orioles Park di Camden Yards yaitu stadion utama tim Orioles. Ketika saya sampai disana pintu depan stadion penuh dengan orang seperti pesta meskipun hujan turun renyai-renyai. Mereka berdesakan untuk menonton pertandingan baseball Baltimore Orioles. Oleh karena tidak ada tiket, saya melupakan keinginan untuk masuk ke stadion dan hanya melihat-lihat di Sports Legend Museum yang terletak di depan Orioles Park. [caption id="attachment_214362" align="alignnone" width="640" caption="Orioles Park di Camden Yard (Foto: BM)"]
13485133441829910355
13485133441829910355
[/caption] Dari Museum saya terlihat sebuah menara yang unik seperti menara istana zaman dahulu. Menara yaitu adalah Emerson Tower yang dibangun pada tahun 1911 setinggi 88 meter. Menara ini terinspirasi dari menara Palazzo Vechino di Florence Italia. Satu lagi monumen bersejarah di Baltimore yang harus Anda kunjungi adalah Washington Monument yang siap dibangun pada tahun 1829 sempena memperingati perjuangan George Washington. Monumen ini dibuat dari marmer putih dan terletak di Mount Vernon. [caption id="attachment_214363" align="alignnone" width="640" caption="Transportasi umum di Baltimore - Light Rail (Foto: BM)"]
13485134131668338188
13485134131668338188
[/caption] Setelah penat berjalan, saya menaiki transportasi umum untuk berkeliling di kota Baltimore. Saya mencoba Charm City Circulator yaitu layanan bus untuk beberapa bagian utama di Baltimore. Saya turun di University Maryland yaitu antara universitas terkemuka di Amerika untuk melihat-lihat kampusnya di Baltimore. University of Maryland didirikan pada tahun 1856 dan antara universitas terbaik di dunia. Selain bus, saya juga naik kereta api yang dikenal sebagai Baltimore Light Rail yang memiliki dua gerbong. Karena kota Baltimore kecil, banyak tempat-tempat tumpuan wisatawan bisa dilihat dalam sehari. Ketika hari semakin gelap saya pun pulang ke hostel. Terasa kaki sakit karena berjalan sepanjang hari. Apalagi dimusim panas waktu siang sangat panjang dan saya berjalan hampir 10 jam sejak pagi. Setelah check-in di hostel saya beristirahat di ruang dapur hostel dan bertemu dengan seorang pria tua sedang makan makaroni yang dihangatkan di dalam microwave. Beliau sangat ramah dan bercerita tentang hobinya mengembara meskipun usianya sudah hampir mencapai 70 tahun. Saya sangat kagum pria tua ini yang pernah bertugas sebagai tentara laut Kanada dan sekarang sudah pensiun. Ia naik bus dari Vancouver hingga ke Baltimore dengan biaya yang sangat murah yaitu hanya US $ 10.00. Menurutnya, jika ingin hemat, tiket harus dipesan jauh hari karena Megabus menjual tiket seperti tiket pesawat Airasia. Anda bisa mendapatkan tiket yang sangat murah. Megabus juga terdapat di Inggris dan negara di Eropa. Tetapi saya belum pernah mencoba meskipun banyak teman saya di London menggunakan layanan bus ini. Ketika zaman mudanya, beliau pernah tinggal di Singapura ketika bersama angkatan laut Kanada. Beliau sangat mengerti tentang budaya masyarakat Asia Tenggara dan berencana untuk mengunjungi kembali Singapura untuk melihat perubahan kota Singa itu. Ingatannya masih kuat dan bercerita tentang rumah-rumah orang Bugis di Bugis Street. Saya berkata Bugis Street hari ini sudah berubah total dan sudah tidak ada lagi rumah tradisonal. Mendengar tentang hal itu, beliau semakin bersemangat untuk kembali ke Singapura. Karena malam semakin larut saya pamit untuk tidur karena kelalahan meskipun masih banyak cerita dari beliau yang bernostalgia tentang masa lampau. [caption id="attachment_214364" align="alignnone" width="640" caption="Hard Rock Cafe di Inner Harbor, Baltimore (Foto: BM)"]
1348513469468443091
1348513469468443091
[/caption] [caption id="attachment_214365" align="alignnone" width="640" caption="Oriental Food di Baltimore (Foto: BM)"]
13485135111638090222
13485135111638090222
[/caption] [caption id="attachment_214366" align="alignnone" width="640" caption="University of Maryland di Baltimore (Foto: BM)"]
1348513553577947877
1348513553577947877
[/caption] [caption id="attachment_214367" align="alignnone" width="640" caption="Emerson Tower di jantung kota Baltimore (Foto: BM)"]
1348513593772081885
1348513593772081885
[/caption] [caption id="attachment_214368" align="alignnone" width="640" caption="Sports Legend Museum (Foto: BM)"]
1348513647461151343
1348513647461151343
[/caption] [caption id="attachment_214369" align="alignnone" width="640" caption="Charm City Circulator bus di depan Penn Station (Foto: BM)"]
13485136881663772234
13485136881663772234
[/caption] [caption id="attachment_214370" align="alignnone" width="640" caption="Washington Monument (Foto: BM)"]
1348513745427690259
1348513745427690259
[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun