[caption id="attachment_214068" align="alignnone" width="640" caption="Kota Philly teretak di negeri bagian Pennsylvania (Foto: BM)"][/caption] Selain sebagai kota kelahiran negara Amerika, Philadelphia juga sering disebut sebagai 'The city of brotherly love'. Kota yang sangat peduli dan menyayangi sehingga terdapat Park of Love di tengah-tengah kota ini. Sebuah tugu di depan air mancur didirikan di taman ini dan banyak wisatawan yang mengambil foto kenangan disini. Identitas Philly sebagai kota penyayang juga di gunakan secara luas kepada hal-hal yang lain. Misalnya Hard Rock Cafe Philadelphia memiliki motto khusus yaitu 'Love All, Serve All'. Ini adalah sebagian dari upaya 'city branding' kota Philly yang mengangat satu-satu tema yang bisa dikongsi bersama. Sebenarnya Philadelphia ialah sebuah kota yang tenang dan mendamaikan. Tidak seperti New York yang sibuk dan orang bergerak dengan cepat. Kehidupan di kota Philly agak sederhana dan 'relax'. Sesuai untuk dijadikan tempat untuk menenangkan pikiran dan menikmati suasana kota teratur rapi yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas. Jika saya diberi pilihan antara New York dan Philadelphia, saya pasti memilih kota Philly. New York yang menjadi pusat perhatian dunia sesuai untuk lingkungan pekerjaan tetapi tidak sesuai untuk rumah. Oleh karena itu penduduk New York yang menginginkan ketenangan mendiami daerah seperti Staten Island, Brooklyn dan juga Queen. Jika dibandingkan dengan Philly, kota ini saja sudah cukup mendamaikan. Berjalan menyusur jalan setapak sepanjang kota, Anda dapat merasakan kota ini 'cool'. [caption id="attachment_214069" align="alignnone" width="640" caption="Love Park di pusat kota Philadelphia (Foto: BM)"]
[/caption] Sistem transportasi massal kota Philly yaitu SEPTA lebih ramah penumpang karena stasiunnya yang bersih dan gerbong keretanya yang bersih dan tertata rapi.
Ada layanan kereta kuda klasik di sekitar Independence Park yang menonjolkan karakter khas kota ini. Hari kedua di kota ini banyak waktu saya habiskan dengan berjalan-jalan di sekitar kota. Saya berjalan kaki dari hostel  menyusur jalan-jalan di pusat kota sambil melihat-lihat souvenir yang murah untuk dibeli. Mungkin karena Philly kurang populer bagi wisatawan manca negara, tidak banyak toko souvenir yang menjual cinderamata. Saya bertemu dengan sebuah toko cinderamata milik orang China yang mungkin juga sudah warga Amerika dan membeli beberapa fridge magnet. Sebagai 'backpacker', saya hanya membeli cenderemata yang kecil dan mudah dibawa karena saya hanya membawa satu bagasi saja. Dari kota Philly saya melanjutkan perjalanan dengan Amtrak ke kota Baltimore di negara bagian Maryland. Kota ini dikenal sebagai The Charm City. [caption id="attachment_214070" align="alignnone" width="640" caption="Kereta kuda di kota Philly (Foto: BM)"]
[/caption] [caption id="attachment_214071" align="alignnone" width="640" caption="China Town di tengah-tengah kota Philadelphia (Foto: BM)"]
[/caption] [caption id="attachment_214072" align="alignnone" width="640" caption="Welcome to Philadelphia di Convention Center District (Foto: BM)"]
[/caption] [caption id="attachment_214073" align="alignnone" width="640" caption="Hard Rock Cafe.. Love All Serve All (Foto: BM)"]
[/caption] [caption id="attachment_214074" align="alignnone" width="640" caption="Transportasi umum di kota Philly (Foto: BM)"]
[/caption]
[caption id="attachment_214077" align="alignnone" width="640" caption="Stasiun kereta Philadelphia (Foto: BM)"]
[/caption] [caption id="attachment_214078" align="alignnone" width="640" caption="Swann Memeorial Fountain (Foto: BM)"]
[/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Travel Story Selengkapnya