Indonesia adalah salah satu negara terbesar di dunia yang memiliki sekitar 17.504 pulau di tempat yang dikenal sebagai negara kepulauan tunggal terbesar di dunia. Pulau-pulau di Indonesia terletak di garis khatulistiwa dan menjadi persimpangan antara Samudra Pasifik dan Hindia dan Beberapa abad lalu bangsa kita sempat dijajah oleh bangsa lain yang merebut wilayah Indonesia. Sampai akhirnya para pahlawan dengan semangat dan akhir dari perjuangan bisa mengambil bumi pertiwi ini.
Oleh karena itu sebagai generasi penerus bangsa kita harus menjaga, merawat dan memperkenalkan bangsa kita kepada generasi-genarasi yang akan datang. Agar kelak kekayaan alam bisa dinikmati oleh generasi anak bangsa Indonesia. Bukan hanya menikmati melainkan mereka juga bisa belajar dari orang-orang terdahulu dari kita untuk menjaga, merawat negeri Indonesia.
Indonesia dengan kekayaan alamnya yang begitu besar sepatutut kita bersyukur. Karena dengan kekayaan alam ini kita bisa memanfaatkan tanpa bergantung dengan bangsa lain. Contoh seperti seorang petani yang menghasilkan padi setiap tahun demi memenuhi masyarakat sekitar, tanpa begantung kepada bangsa lain. Bayangkan ketika kita harus mengekspor bahan sandang pangan setiap bulannya, berapa nilai uang yang harus dikeluarkan oleh negara setiap tahunnya untuk masyarakat Indonesia.
Seperti yang kita ketahui saat ini. Dulu penjajah memerangi dengan senjata, bom dan lain sebagainya untuk merebut negara. Akan tetapi Bung Karno pernah berkata "Perjuangan ku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuangan mu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri." Dari perkataan Bung Karno ini kita belajar bahwa bangsa kita sendiri bisa menjadi musuh bagi negara.
Dilansir dari Suara.com, bahwa Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari 34 provinsi, 416 kabupaten dan 98 kota atau 7.024 daerah setingkat kecamatan, serta 81.626 setingkat desa. Selain tentang teritori, Indonesia juga memiliki keanekaragaman budaya dan bahasa di setiap daerah yang tersebar di 17.504 pulau. Adapun total luas wilayah Indonesia saat ini adalah 5.180.083 yang mencakup daratan dan lautan. Dari data tersebut bahwa negara Indonesia sangatlah besar dan ini merupakan salah satu alasan bahwa kita bangga menjadi warga negara Indonesia (WNI).
Salah satu wilayah Indonesia yang mempunyai banyak kepulauan di Indonesia adalah wilayah Kalimantan yang terbagi menjadi Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, dan Kalimantan Selatan yang dijuluki sebagai paru-paru dunia. Karena luas hutan nya yang mencapai hingga 40,8 juta hektar. Tetapi sangat disayangkan karena ulah tangan manusia hutan tersebut lama kelamaan akan terkikis sehingga berdampak buruk bagi masyarakat.
Seperti yang dilansir dari Merdeka.com, bahwa sepanjang tahun 2018 sampai 2020, kata Raditya Jati. Kalimantan Selatan telah mengalami 73 kali banjir. Jumlahnya terus meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2018, banjir melanda 15 kali, tahun 2019 sebanyak 20 kali dan tahun 2020 menjadi 38 kali dan ditahun 2021 juga terlihat dari jumlah kerusakan alam yang terjadi dan ini memungkinkan bahwa sepertinya pulau Kalimantan bukan lagi menjadi paru-paru dunia.
Terlebih semakin tenggelamnya Kalimantan Selatan dalam beberapa bulan yang lalu yang berdampak banjir di daerah tersebut yang membuktikan bahwa memang terjadi penyusutan hutan seperti tambang batu bara dan perkebunan kelapa sawit yang dituding menjadi penyebab kerusakan alam yang membuat Kalimantan Selatan menjadi rawan bencana. Penggundulan hutan dikaitkan sebagai penyebab terjadinya banjir yang kini melanda wilayah Kalimantan Selatan. Menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPD) mencatat total nilai kerusakan dan kerugian banjir Kalimantan Selatan sebesar Rp 1.127.561.340.000. Dengan rincian nilai kerusakan Rp 858.257.300.000 dan kerugian Rp 296.304.040.000. Data ini dihimpun BNPB per 1 Februari 2021 pukul 18.00 WIB.
Hal tersebut juga terdampak pada ekonomi, dikutip dari Warta Ekoomi.co.id, bahwa  sebanyak 11 kabupaten dan kota terancam gagal panen akibat bencana banjir yang melanda daerah itu. "Total lahan sawah yang terancam gagal panen seluas 18.356 hektare," kata Komandan Korem (Danrem) 101/Antasari Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) itu saat konferensi pers terkait perkembangan penanganan banjir di Kalsel secara daring yang dipantau di Jakarta, Rabu. Banjir yang terjadi tidak hanya merusak areal persawahan masyarakat namun juga ikut merusak budi daya ikan.
Sementara berdasarkan Badan Pusat Statistik Kalimantan Selatan jumlah panen padi di tahun 2019 sebesar 6.111,35 hektar yang ada di Kota Banjar Baru, dan di tahun 2021 akibat banjir, gagal panen sebesar 18.356 hektare dari 11 kabupaten dan kota, dapat lihat banyaknya kerugian padi yang tidak bisa di panen disebabkan oleh banjir. Tentu hal ini berpengaruh dengan perekonomian yang ada di Kalimantan Selatan.
Maka dari itu sebagai warga negara yang baik hendaknya kita taat dalam peraturan perundang-undangan dalam menjaga alam ini bersama-sama sebagai bukti kita terima kasih kepada pahlawan-pahlawan kita yang telah rela memperjuangkan negeri tercinta Indonesia. Lalu langkah yang kita bisa lakukan dalam menjaga alam ini yang pertama menghindari penebangan pohon secara liar yang nantinya bisa berdampak buruk bagi masyarakat, salah satunya akan menyebabkan tanah longsor. Langkah kedua membuang sampah, buanglah sampah pada tempatnya baik yang disediakan oleh pemerintah maupun masyarakat sekitar, bukan malah membuangnya kesungai sehingga akan menyebabkan banjir, hal ini tentu nanti membuat problematika yang akan datang dimasyarakat, padahal tanpa kita sadari semua itu disebabkan oleh tangan manusia sendiri.