LEBIH tepatnya, saya sebal dengan Barack Obama kemarin. Dan hal ini tidak dibuat-buat. Terus terang bukan karena keputusan politik yang diambil oleh beliau namun karena saya di "setrap" alias harus berdiri di tempat tanpa boleh berjalan menuju kantor oleh pihak keamanan secret servicemen karena dia.
Ceritanya begini...
Seperti yang telah saya tulis sebelumnya, letak kantor Barack Obama selama masa transisi ini pas di depan kantor saya. Setiap hari saya mempunyai rutinitas yang sama yakni berjalan dari stasiun kereta ke gedung tempat saya bekerja di pusat kota Chicago. Melihat banyaknya mobil-mobil polisi baik yang ada tandanya maupun yang samaran bukan sesuatu yang baru lagi bagi saya. Sepertinya mereka sudah hafal dengan wajah orang-orang yang lalu lalang disini. Sebab setiap kali ada yang lewat langsung saja dipelototin satu persatu.
Sudah saya pelajari kalau setiap hari saya selalu lebih dulu tiba di kantor sebelum Barack Obama. Kenapa tahu tentang hal ini? Karena setiap saya sudah duduk di kursi kantor, pasti ada suara sirene yang meraung-raung menandakan Barack Obama yang akan masuk gedung. Rombongan yang terdiri dari kendaraan SUV masuk ke dalam gedung melalui parkir bawah tanah yang mulutnya terletak di jalan yang sama dengan pintu ke kantor saya. Pernah beberapa kali mengintip dari lantai saya, terlihat mobil-mobil keamanan yang dengan santainya memblokir jalanan secara tegak lurus.
Namun pagi itu scenarionya berbeda. Cuaca Chicago yang bisa dikatakan sedang melalui masa transisi ke level brutal dimana suhu yang sempat saya baca sebelum menginjakkan kaki keluar rumah adalah -17 derajat celsius (17 derajat dibawah titik beku). Berjalan ke stasiun kereta dari rumah di udara terbuka pagi itu merupakan perjuangan tersendiri bagi saya, yang walaupun sudah memakai jaket tebal lengkap dengan sepatu boots dan topi tebal beserta sarung tangan tapi masih saja terasa seperti disengat oleh elemen dingin.
Di dalam kereta api ada banyak orang yang terlihat menggigil, termasuk saya juga sebetulnya. Sambil melihat pemandangan yang membosankan yakni es dan salju melalui jendela, saya berpikir untuk berlari dari stasiun kereta ke kantor sesampainya kereta di stasiun nanti. Ini untuk mengurangi waktu berada di luar, dan sekaligus berolah raga. Benar saja, saat kereta merapat di stasiun, tanpa pemanasan yang memadai saya berlari-lari menuju kantor. Ide berlari-lari di udara dingin ini ternyata membuat saya sesak nafas! Tapi apa boleh buat, lebih baik demikian biar saya bisa masuk gedung kantor secepat mungkin.
Saat dipersimpangan jalan antara kantor Barack Obama dan kantor saya, tiba-tiba saya melihat dua orang di depan saya dicegat oleh secret servicemen. Wah salah apa itu orang, buang sampah sembarangan barangkali pikir saya. Saat hendak melewati mereka, eh tiba-tiba secret serviceman menyetop saya juga. Lho, kenapa pak? Saya sudah bayar pajak kok tahun ini, kenapa saya disetop? Singkat saja, mereka berkata kalau iring-iringan kabinet Barack Obama termasuk beliau sendiri akan masuk ke lapangan parkir bawah tanah. What!! How long should I wait out here? This morning is brutally cold, and I need to get inside, Sir! Jawab mereka singkat saja, NO!
Sial! Saya sebal banget. Kaki sudah pegal karena berlari-lari, nafas sudah sesak karena lari di udara dingin, sekarang justru disuruh berdiri menunggu. SEBAALL ABIS!! Total masa penantian 15 menit! Kalau menunggu selama ini di tepi pantai di tropical island terus terang saya tidak akan protes, mungkin rela lebih lama. Tapi dengan suhu di bawah nol? Jauh di bawah nol. No way!
Saat penantian berlangsung, hati disabar-sabarin, saya belajar bagaimana prosedur yang ditempuh untuk pengamanan Barack Obama ternyata lumayan kompleks. Setiap hari dia mengambil rute yang tidak menentu. Seperti contoh, saat saya disetrap diluar pagi itu, rombongan pertama yang datang adalah iring-iringan Hillary Clinton. Sambil melambaikan tangan ke arah kami yang sedang kedinginan, terlihat jelas siapa saja yang berada didalam kendaraan tersebut. Sama halnya dengan Joe Biden, wakil presiden terpilih. Kaca mobil bening sehingga gerak-gerik mereka dapat terlihat jelas dari luar.
Saya kira tadinya semua sudah masuk garasi, ternyata tidak. Kami semua masih harus terus berdiri di trotoar. Selang 6 menit kemudian, dari arah yang berlawanan, tiba-tiba sebuah mobil patroli dengan kecepatan tinggi meluncur dengan raungan sirene dan lampu kelap-kelip dari belakang kami yang berdiri. Jalan yang seharusnya satu arah ini, khusus untuk Barack Obama, dijadikan jalan dua arah. Ujung jalan di blok oleh dua mobil polisi. Seperti terlihat digambar kedua, kendaraan SUV hitam lengkap dengan secret servicemen yang siap menghunuskan senjatanya secara cermat melihat ke sekeliling mereka. Langsung saja mobil yang memimpin iring-iringan memutar balik arah sambil memberikan kesempatan bagi kendaraan dibelakangnya untuk masuk ke pintu garasi yang didepannya sudah dikerubungi oleh sekitar 10 orang pasukan FPS (Federal Protective Services). Bersenjata lengkap, dengan pakaian khusus yang menutup seluruh muka kecuali bagian mata mereka. Saya sempat melihat Barack Obama yang berada di dalam SUV, walaupun kurang jelas karena kaca yang diburamkan namun terlihat dia, duduk di bagian tengah kendaraan anti peluru tersebut, sedang membaca.
Selang 1 menit setelah pintu garasi ditutup akhirnya kita diperbolehkan menyeberang. Sudah terlambat pak, bokong saya sekarang sudah jadi es!