selalu kau sandang Prada putih
bertali silver
pada bahu kanan kau; cantik !
ada juga high heels 'Stuart Weitzman' yang belum usang sudah kau buang
giordano blouse hitam beraroma Caron’s Poivre
ahh, wangi !
[apa kau sedang terbungkus kepalsuan ?]
kau sudah rupawan
kemudian apa yang kau idamkan
dari polesan kosmetik hasil pabrik?
padahal
itu tetangga kau yang memburuh
ia tak molek seperti kau
ia orang pabrik
perempuan itu
yang selalu terlibat perkelahian dengan
mimpi dan kosong perut
mimpinya kalah.
kemudian pagi kau bersiap
dengan empat roda dibalut besi dan rupa-rupa komoditi
yg tersulap mewah hasil dari perampasan upah,
kau berangkat
rumah menuju kantor, padahal tak jauh jarak.
setibanya kau hanya duduk
menyingkapi arsip dari rupiah yang berpetuah
sepulangnya
kau meracau lewat telephone
bercerita bahwa:
"tadi tertangkaplah seorang maling
mengutil makanan kaleng di mall;
kusumpahi mampus !"
"di jalanan,
ada buruh demonstrasi riuh
menuntut upah
menitikkan peluh"
kata kau:
"sial ! macet ! apa itu juga hasil demokrasi !!?"
sepertinya
malam tadi kau mulai tak menarik, sayang !
empatimu kau batasi dengan moral,
[dari situlah selalu kita berseteru]
maling dan buruh;
mereka hanya ingin hidup
merampok kembali kekayaannya
hasil kerja yg dipenjara oleh negara
silahkan,
agar kau pandang dunia
lebih mulia...
sayang !
bp
"jogjakarta"
22-okt-'10
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI