Hi friends! Sini sini kalau kamu merasa pernah atau sedang memikirkan pertanyaan seperti yang ada di judul baca sampai akhir ya!
Btw (by the way) temen temen pertanyaan ini pertanyaan yang sering menjadi topik bahasan di circle - circle anak muda loh, khususnya anak anak Jaksel!(Jakarta Selatan), bermulanya di  era modern ini anak anak muda zaman sekarang atau bahkan para individu yang sudah mencapai 25  -35 tahun mulai ingin merubah arah fokusnya menjadi Ifluencer, diantara mereka ada yang pakar bisnis, otomotif atau bahkan content creator mulai mempertimbangkan untuk mempelajari skill ini yaitu Public Speaking.
Karena dengan kesibukan mereka bertemu client, selling dan branding product mereka melalui situs - situs online, merekapun dituntut untuk berinteraksi dan tampil lebih banyak di hadapan audience, maka itulah kenapa timbul kekhawatiran tentang skill Public Speaking dan pun ada yang memulai belajar dan praktek tetapi masih saja gagal terus menerus, timbulah pertanyaan "Public Speaking Dilahirkan atau Dibentuk?".
Kita tau dong temen temen di satu circle kita ada satu teman yang kerjaannya ngerusak suasana, entah karena mereka menggunakan kata kata yang tidak sesuai, dengan tempat maupun waktunya, atau dia melemparkan jokes yang tidak sesuai juga dengan tempat dan waktunya, nah ini lah yang dinamakan "buta bicara".
Sama halnya dengan King George IV yang kenaikan takhtanya diabadikan di dalam film "The King's Speech". saat beliau naik takhta beliau memberikan pidato yang biasa saja, karena beliau sulit berbicara dan selalu gagap, bahkan sampai publik tidak merespond pidatonya dengan senang dan bahagia, akhirnya beliau bersusahpayah melatih dan membentuk cara beliau berpublic speaking, hingga beliau pun berhasil mengejutkan masyarakat di pidatonya mendeklarasikan perang dengan Jerman dan dengan pidatonya itu ia berhasil menyatukan rakyat Inggris.
Adapun pakar Seni Komunikasi dari Korea yaitu Oh Suh Hyang, yang setiap hari tertidur dengan kebisingan suara kereta api di rumahnya, dan saat sudah menginjak SMA diapun dipuji gurunya ketika mendiktekan sebuah bacaan, guru dan murid - murid lainnya kagum akan suara dan penyampaian Oh Suh Hyang Hyang seperti pengisi suara (Professional), maka dari situpun dia melatih dan membentuk cara penyampaian dan penampilannya saat berbicara. dan diapun sampai sekarang menjadi salah seorang pakar dan praktisi komunikasi.
Adapun saya (penulis) tidak memiliki bakat untuk berbicara sebelumnya, kehidupan lewat hanya begitu saja, sampai dimana saya mulai mempelajari dan memperdalam ilmu Agama saya dan mulai cinta dengan keindahannya, timbullah rasa ingin menyebarkannya dan mendakwahkannya kepada oranglain, hari berganti hari akhirnya sampai pada titik dimana saya diberi kesempatan untuk berbicara di hadapan audience melalui video penugasan dakwah di bulan Ramadhan.
Pada saat itu saya masih kurang ilmu Agama dan kurang ilmu dalam menyampaikan (Public Speaking) dan hasilnya gagal total! 10x take video yang saya lakukan dengan banyaknya kesalahan dalam penyampaian, maupun content yang disampaikan berantakan, dan ditutup dengan keluar darah dari hidung, akibat overnervous.
Tetapi......eitsss......nungguin plot twistnya yaa??
Dan pada akhirnya saya bangga akan cerita tersebut karena dapat memotivasi banyak orang melalui dunia maya ataupun real life, karena saya berhasil melatih dan membentuk skill Public Speaking saya dengan baik, saya diberikan kesempatan berdakwah di masjid masjid, di berikan kesempatan untuk menjadi pemateri terkait Public Speaking, dan mulai mengisi content - content di social media.
Maka bisa kita katakan bahwa Public Speaking itu dilahirkan....ehh salah salah maksud saya dibentuk!