Mengapa ? Segala yang kita lakukan mesti dikalkulasi apa manfaat dan risikonya. Coba kita flashback . Ke awal pertama kali kita bergabung di Facebook. Tepatnya, mengapa kita bergabung di facebook. Mencari teman ? Menemukan teman ? Menemukan mantan pacar waktu SMA ? Teman masa kecil ? Teman yang mana ?Atau yang lebih ekstrim : Teman tidur ??? OK. Dengan semangat menggebu akhirnya Anda bergabung. Dan jumpa deh teman. Ngobrol, ngalor ngidul. Ampe pagi. Lupa waktu. Plototin anak yang mo ngajak jalan. Minta nomor hape. Basa basi. Cerita-cerita, bla bla bla. Lupa dengan blog yang susah payah dibangun setahun lalu. Padahal blog yang dibuat gak sedikit makan modal, waktu dan uang. Manfaatnya apa ? Silaturrahmi ? OK deh. Yang bikin dongkol ada juga sic niat pasang link buwat blog yang udah dibangun. Ehh..teman gak ada yang ngerti maksudnya apa. Bahkan gak peduli. Ada sesuatu yang janggal bagi para blogger. Harapan bak gayung tak bersambut. Jangankan menawarkan link, up date status aja kadang dicuekin. Masa ngemis-ngemis. Sudahlah, gabung saja di sini. Di Kompasiana. Bukannya apa-apa. Masalahnya sering kepentok ke blog keroyokan ini jika mencari suatu kata kunci di Google . Lagian punya banyak kesempatan mengusung opini. Opini kan sarana aktualisasi diri ? Faktanya memang demikian. Teori Maslow udah kebalik. Orang gak lagi mikirin makan. Yang penting bisa mosting. Dan ...di sini juga banyak teman. Aktualisasi diri boleh jadi jauh lebih penting daripada sekedar makan dan minum. Anda setuju ?? [caption id="attachment_93449" align="aligncenter" width="450" caption="Ngumpulin temen ???"][/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H