Mohon tunggu...
Very Barus
Very Barus Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Writer, Traveler, Runner, Photo/Videographer, Animal Lover

Mantan jurnalis yang masih cinta dengan dunia tulis menulis. Sudah menelurkan 7 buah buku. Suka traveling dan Mendaki Gunung dan hal-hal yang berbau petualangan. sejak 2021 menyukai dunia lari di usia setengah abad. target bisa Full Marathon. Karena sejatinya hidup adalah sebuah perjalanan, maka berjalannya sejauh mana kaki melangkah. Kamu akan menemukan banyak hal yang membuat pikiran dan wawasanmu berbicara. Saya juga suka mengabadikan perjalan saya lewat visual. Anda bisa menyaksikannya di channel Youtube pribadi saya (www.youtube.com/verybarus). Saya menulis random, apa yang ingin saya tulis maka saya akan menulis. Tidak ada unsur paksaan dari pihak mana pun. Selamat membaca!

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Kampung Salapan: Misteri 9 Kepala Keluarga di Karawang

11 November 2024   09:37 Diperbarui: 11 November 2024   10:03 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meski sudah beberapa tahun menetap di kota Karawang, namun rasa penasaran saya akan sebuah kampung yang cukup unik dan menarik untuk dikunjungi. Nama kampung tersebut adalah Kampung Salapan. Setelah beberapa kali gagal berkunjung, akhirnya keinginan saya pun terwujudkan. Kampung Salapan Letaknya yang tak jauh dari Desa Gempol, Kecamatan Banyusari. Kampung ini  menyimpan misteri tersendiri. Keunikan kampung ini terletak pada jumlah penduduknya yang sangat terbatas, yakni hanya 9 kepala keluarga atau sekitar 27 jiwa.

Nama Salapan yang berarti sembilan ini dipilih bukan tanpa alasan. Sebelumnya, kampung ini dikenal sebagai Babakan Nonolo. Namun, seiring ditemukannya bata merah berukuran besar di area persawahan sekitar tahun 2010, nama kampung pun berubah. Penemuan arkeologis ini memunculkan dugaan bahwa kawasan tersebut pernah menjadi pusat peradaban kuno, mungkin sebuah candi atau benteng, pada abad ke-3.

foto dokpri
foto dokpri

Ketika tiba di kampung tersebut, aktivitas yang dilakukan warga yang tinggal di kampung tersebut tidak ada yang berbeda dengan warga di kampung lainnya. Hanya saja, masyarakat Kampung Salapan memiliki sejumlah tradisi unik yang diwariskan secara turun-temurun. 

Salah satunya adalah tradisi Ngabungbang, yaitu kegiatan berjaga sepanjang malam Sabtu. Dalam tradisi ini, biasanya ada tokoh masyarakat yang menyampaikan pesan-pesan moral atau petuah. Selain itu, terdapat pula upacara Nyalin yang dilakukan saat panen padi. Bertani dan berkebun menjadi salah satu aktivitas warga Kampung Salapan. 

Hal menarik lainnya dari Kampung Salapan adalah kepercayaan masyarakatnya akan jumlah penduduk yang terbatas. Mereka meyakini bahwa jika jumlah keluarga bertambah, maka akan mendatangkan musibah. Oleh karena itu, jumlah kepala keluarga dan jiwa di kampung ini selalu konstan.

foto dokpri
foto dokpri

Dengan sejarah dan tradisi yang unik, Kampung Salapan memiliki potensi besar sebagai destinasi wisata budaya. Keberadaan situs arkeologi, tradisi Ngabungbang dan Nyalin, serta arsitektur rumah tradisional dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Namun, pengembangan pariwisata di kampung ini harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak merusak keaslian budaya dan lingkungan.

Jadi, menurut saya, Kampung Salapan adalah sebuah permata tersembunyi di Jawa Barat. Keunikannya terletak pada sejarahnya yang panjang, tradisi yang kuat, dan kepercayaan masyarakat yang unik. Dengan pengelolaan yang tepat, Kampung Salapan dapat menjadi destinasi wisata yang menarik sekaligus menjadi contoh pelestarian budaya dan sejarah di Indonesia.

foto dokpri
foto dokpri

Agar lebih mudah menjangkau wilayahnya, sebaiknya datang ke Kampung Salapan mengendarai motor saja. Karena jalan yang akan dilalui cukup kecil dan kampung tersebut berada di tengah-tengah persawahan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun