Siapa sangka, layar lebar mampu menguak realitas kehidupan yang begitu dekat dengan kita? Film 'Home Sweet Loan' berhasil menyentuh hati banyak penonton, terutama bagi mereka yang merasakan tekanan menjadi generasi sandwich. Istilah yang mungkin sudah tak asing lagi, generasi sandwich menggambarkan individu yang terjepit di antara tanggung jawab keluarga di atas dan di bawahnya.
Dalam film Garapan sutradara Sabrina Rochelle Kalangie tersebut, kita diajak menyelami kisah Kaluna yang dimainkan dengan baik oleh Yunita Siregar yang begitu relatable. Dialognya, "Aku ingin punya hidupku sendiri, tapi rasanya tak mungkin," begitu menyayat hati. Ungkapan ini merefleksikan dilema yang sering dialami generasi sandwich di Indonesia.
Fenomena ini semakin marak akibat tuntutan keluarga serta orang-orang yang menggantungkan beban tanggung jawab kepadanya sehingga sering membuyarkan impiannya. Belum lagi tuntutan social dilingkuan pekerjaan, pergaulan dan kondisi ekonomi yang tidak menentu semakin memperberat beban generasi sandwich. Namun, di balik tantangan yang ada, generasi sandwich juga memiliki kekuatan yang luar biasa. Mereka adalah sosok yang peduli, bertanggung jawab, dan penuh kasih sayang. Untuk mengatasi beban yang mereka hadapi, diperlukan dukungan dari berbagai pihak, mulai dari keluarga, teman, hingga orang-orang disekitarnya.
Meskipun tidak mengalaminya secara langsung, aku sering menyaksikan teman-teman terdekatku berjuang sebagai generasi sandwich. Usia kepala empat, seharusnya menjadi masa di mana mereka menikmati hasil kerja kerasnya. Namun, kenyataan berkata lain. Demi menopang kebutuhan orangtua dan adik-adiknya, mereka rela mengorbankan mimpi pribadi, seperti menunda pernikahan dan membatasi gaya hidup. Demi masa depan adik-adiknya, mereka bahkan rela menyisihkan sebagian besar penghasilannya untuk membiayai pendidikan.
Temanku yang lain, seorang perempuan mandiri dan cerdas, terpaksa menyandang status lajang di usia yang tak lagi muda. Ia harus rela ditinggal menikah oleh kekasihnya, semua karena tanggung jawabnya pada keluarga.
"Aku sering merasa kesepian dan khawatir dengan masa depanku," akunya. "Orang-orang selalu berasumsi bahwa aku tidak ingin menikah, padahal kenyataannya jauh berbeda."
Menurutku, siklus generasi sandwich ini perlu diputus. Kita perlu membangun kesadaran bahwa setiap individu berhak untuk hidup bahagia dan mencapai potensinya tanpa harus terbebani oleh tanggung jawab yang berlebihan. Setiap individu juga berhak untuk Bahagia dengan menikmati hasil jerih parayhnya tanpa diganggu oleh tanggung jawab yang seharusnya bukan menjadi tanggung jawabnya. Melihat teman-teman terdekatku berjuang sedemikian rupa membuat hatiku terenyuh. Mereka begitu tulus dan rela berkorban demi keluarganya. Namun, di balik pengorbanan itu, tersimpan juga kegelisahan akan masa depan mereka sendiri. Kapan mereka bisa benar-benar menikmati hasil kerja kerasnya?
Apakah Anda juga merasakan tekanan sebagai generasi sandwich? Yuk, berbagi cerita di kolom komentar! Ingat, Anda tidak sendirian. Dengan saling membantu dan mendukung, kita bisa melewati masa-masa sulit ini bersama-sama.
Film Home Sweet Loan dibintangi:Â
- Yunita Siregar
- Derby Romero
- Fita Anggriani
- Risty Tagor
- Ariyo Wahab
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H