Mohon tunggu...
Very Barus
Very Barus Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Writer, Traveler, Runner, Photo/Videographer, Animal Lover

Mantan jurnalis yang masih cinta dengan dunia tulis menulis. Sudah menelurkan 7 buah buku. Suka traveling dan Mendaki Gunung dan hal-hal yang berbau petualangan. sejak 2021 menyukai dunia lari di usia setengah abad. target bisa Full Marathon. Karena sejatinya hidup adalah sebuah perjalanan, maka berjalannya sejauh mana kaki melangkah. Kamu akan menemukan banyak hal yang membuat pikiran dan wawasanmu berbicara. Saya juga suka mengabadikan perjalan saya lewat visual. Anda bisa menyaksikannya di channel Youtube pribadi saya (www.youtube.com/verybarus). Saya menulis random, apa yang ingin saya tulis maka saya akan menulis. Tidak ada unsur paksaan dari pihak mana pun. Selamat membaca!

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Hutang Oh, Hutang

19 Agustus 2024   19:55 Diperbarui: 19 Agustus 2024   20:06 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mungkin aku adalah salah satu mahluk Tuhan yang paling bodoh di muka bumi ini. Entah kenapa, aku selalu terjebak dengan permasalahan hutang dan pinjam meminjam. Ya, hutang disini, bukan berarti aku yang punya masalah hutang,ya. Melainkan orang-orang yang dekat samaku akhirnya bermasalah dengan hutang piutang denganku.

Meski sebenarnya, aku sudah cukup sering kena tipu dengan embel-embel "Pinjem uangmu. Ntar gue ganti. Nggak lama,kok." Dan aku pribadi pernah berjanji pada diri sendiri tidak akan mudah terbujuk rayu dengan pinjam meminjam. Tapi, lagi-lagi aku melanggarnya dan kena masalah lagi dengan hutang piutang.

Aku bukan orang kaya raya. Bukan yang banyak duit karena mudah meminjamkan uang. Tapi, terkadang, aku orang yang gampang iba. Orang yang suka tidak tega ketika orang, kerabat atau teman yang sudah kenal baik dan hubungan kekerabatan atau pertemanan sudah terjalin cukup lama, aku pikir bisa menjadi pegangan kalau pinjam meminjam tidak akan menjadi masalah.

Ternyata oh, ternyata aku keliru! Justru orang-orang terdekat lah yang akhirnya memanfaatkan "kebodohan dan ketidak tegaanku". Aku mengakui kalau aku bodoh dalam hal ini. Kenapa aku bilang demikian? Karena, meski sudah berkali-kali kena ranjau pinjam meminjam tapi aku tidak kapok juga. Kapoknya hanya sementara. Setelah itu kumat lagi menjadi manusia yang sok dermawan yang berakibat fatal.

Cerita soal hutang piutang. Ada ratusan juta uangku yang sampai saat ini entah bagaimana nasibnya. Karena hingga kini, aku masih keras berusaha menagih hutang dari orang-orang yang awalnya kerabat atau teman dekat ber-ending jadi tidak saling tegur sapa. Sudah faham kan? Orang yang punya hutang biasanya jauh lebih galak dari orang yang ngasih pinjem duitnya. Itu pun aku alami. Aku yang berderma menjadi kayak pengemis menagih uang sendiri. Janji seribu janji terlontar pun seakan sebuah kiasan yang terabaikan. Tidak ada rasa malu mengatakan,"nggak ada uang, gimana mau bayar?" edan!

Intinya, saat ini aku lagi-lagi tengah berjuang menyelamatkan uangku yang ada ditangan orang yang aku tolong demi membangkitkan usahanya yang hampir kolaps. Tapi, disaat bisnisnya mulai bangkit eh, uang malah nyangkut dengan sejuta alasan.

Masih nggak kapok juga, Ver? 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun