"Trus, maksud lo, gue yang menggantikannya?"
"Iya. Please... kasihan anak gue. Masak di Hari Ayah tanpa Ayah."
"Ya, nggak bisa lah. Lagian gue lagi nggak di Jakarta."
"Sialan lo. Bukannya bilang dari tadi. Capek gue jelasin eh, nggak taunya lo ga di Jakarta."
"hehehhehe.. so sorry!"
       Teman gue ini punya anak dengan status pernikahan yang tidak jelas. Apakah dia dan pasangannya menikah atau hanya sebatas hubungan bebas saja. Yang jelas teman gue akhirnya hamil dan melahirkan tanpa didampingi pasangannya. Katanya sih, si laki tidak mau atau belum siap menikah sehingga ketika tahu pasangannya hamil justru dia ngotot untuk menggugurkan. Tapi, teman gue menolak karena dia tidak mau janin yang di dalam rahimnya menjadi korban keegoisan orangtuanya.
Lalu, tanpa sepengetahuannya, pasangannya meninggalkan Indonesia untukmelanjutkan study ke Amerika. Dengan hati yang sangat sakit dan hancur, dia berjuang hingga akhirnya bisa melahirkan dengan normal.
       Tanpa terasa, si jabang baby sudah berusia 5 tahun dan sudah sekolah. Gadis kecil yang cantik, lincah jga cerdas. Wajahnya sangat indo. Ya, daddy-nya memang ada keturunan bule-nya. Wajar darah indo masih mengalir deras ditubuhnya. Bahasa Inggrisnya pun cas-cis cus. Karena sekolah di International school.
Diusianya yang masih 5 tahun rasa ingin tahunya begitu besar. Pertanyaan-pertanyaan yang diluar nalar sang ibu membuat teman gue speechless.
       "Dia nanya terus soal daddy-nya. Kenapa dia tidak pernah melihat daddy-"nya. Awalnya gue masih menyembunyikan status hubungan gue dengan daddy-nya. Tapi, karena ini anak terlalu cerdas dan rasa ingin tahunya sangat tinggi. Ya, perlahan-lahan gue jelasin." Tutur teman gue.
Teman gue mengisahkan kenapa dia dan daddy-nya tidak tinggal serumah. Dan kenapa tidak pernah menelpon atau menanyakan kabar. Dia menceritakan perlahan-lahan sebisa si anak menangkap dan mengerti ceritanya.