Ini adalah race ter’drama’ yang gue ikuti di tahun 2023, yaitu herbalife Run Indonesia. Banyak kejadian-kejadian yang menurut gue karena kesalahan gue saat mulai mengikuti race ini. Mulai dari mendaftar kan diri sampai pada hari H begitu banyak “drama” yang terjadi. Sebenarnya mau menceritakannya ada rasa malu juga. Tapi, nggak ada salahnya juga berbagi kisah sebagai bahan renungan dan pembelajaran bagi siapa saja. Untuk melakukan sesuatu harus diteliti sebaik-baiknya agar tidak terjadi kesalahan.
Oke lah, gue beberin satu persatu drama-daram yang gue alami saat mengikut Herbalife Run 2023.
Waktu melihat postingan pendaftaran race di akun herbalife, tanpa pikir panjang gue langsung ikut mendaftar. Gue memilih race yang 10K. meski awalnya pengen nyoba Half Marathon (HM), tapi kayaknya belum saatnya. Gue pengen memantapkan kemampuan berlari gue di jarak 10K. Meski sudah sering berlari berlari sampai sejauh 15K. tapi, gue memutuskan untuk memulai HM di tahun 2024 mendatang. Ya, pecah telor HM enaknya di 2024 saja.
Gue iseng bertanya ke teman-teman pelari, kenapa mereka tidak ikutan race Herbalife, eh ternyata mereka tidak tertarik mendaftar dikarenakan lokasi race yang lumayan jauh. Akhirnya gue cek baik-baik lokasi race Herbalife yang semula gue pikir di area Gelora Bung Karno (GBK) eh, ternyata di Pantai Indah Kapuk (PIK) yang jelas sangat jauh dari keberadaan gue.
Alhasil, seminggu menjelang hari H, gue sempat berniat menjual slot race gue di sosmed. Ya, kali aja ada yang berminat. Ternyata hingga H-1, tidak ada yang tertarik menawari slot gue. Dengan berat hati gue pun memutuskan untuk tetap ikut race dan langsung mengambil racepack di Mall Taman Anggrek. Jujur, semua gue lakukan dengan setengah hati. Biasanya, kalau ikut race, antusias gue cukup maksimal. Kali ini setengah hati antara pengen ikut dan tidak. Semua dikarenakan lokasi race yang jauh.
H-1, malam hari, gue memilih tidur lebih early dikarenakan akan bangun lebih awal juga. Sebelum tidur gue nge-setting alarm di hape juga wekker kamar ke angka 3:30 WIB. Ya, sedini itu gue setting alarm supaya gue bisa bangun lebih awal dan bisa prepare semuanya sebelum race. Mulai dari mandi, sarapan, hingga ritual boker sebelum berangkat. Semua itu butuh waktu minimal 30 menitan lah. Sedanglan jarak tempuh ke PIK sekitar 1 jam lamanya.
Eh, ternyata, alarm berbunyi di pukul 04:00 WIB. Berarti gue salah setting alarm. Mulai muncul kepanikan. Bagaimana mungkin gue bisa bergerak santai dengan wkatu yang sangat mepet? Niat awal mau mandi sebelum berangkat buyar sudah. Gue hanya sikat gigi tanpa mandi. Tidak sempat buat sarapan hanya makan telur rebus 2 butir yang sudha gue rebus malam harinya. Kemudian hanya minum teh campur madu. Kemudian teng go!!!
Pukul 4:20 WIB berangkat naik motor boncengan dengan teman yang juga ikut race. Dalam kepanikan gue tancap gas sekencang-kencangnya agar waktu tempuh bisa lebih cepat. Teman yang memandu jalan lewat google map terus memeberi aba-aba dan gue ngikut saja. Hingga melewati Grogol masih aman-aman saja. Sampai di persimpangan apa gitu (gue lupa namanya), yang jelas si google mengarahkan kami belok kiri. Gue mengikuti aba-aba dari teman berbelok. Alangkah kagetnya kami karena jalur tersebut ternyata jalur menuju pintul tol. Jelas salah dong!