Mohon tunggu...
Very Barus
Very Barus Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Writer, Traveler, Runner, Photo/Videographer, Animal Lover

Mantan jurnalis yang masih cinta dengan dunia tulis menulis. Sudah menelurkan 7 buah buku. Suka traveling dan Mendaki Gunung dan hal-hal yang berbau petualangan. sejak 2021 menyukai dunia lari di usia setengah abad. target bisa Full Marathon. Karena sejatinya hidup adalah sebuah perjalanan, maka berjalannya sejauh mana kaki melangkah. Kamu akan menemukan banyak hal yang membuat pikiran dan wawasanmu berbicara. Saya juga suka mengabadikan perjalan saya lewat visual. Anda bisa menyaksikannya di channel Youtube pribadi saya (www.youtube.com/verybarus). Saya menulis random, apa yang ingin saya tulis maka saya akan menulis. Tidak ada unsur paksaan dari pihak mana pun. Selamat membaca!

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Saya Terlalu Over Thinking Juga Panic Attack Disorder

23 Oktober 2022   17:30 Diperbarui: 23 Oktober 2022   17:34 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terlalu over thinking membuat saya selalu mengalami kecemasan yang berlebihan. Dari kecemasan berlebihan muncul kepanikan yang berlebihan juga. 

Dan dari kepanikan itu muncul serangan panik yang mengakibatkan saya mengidap PAD (Panic Attack Disorder) itulah yang saya alami selama bertahun-tahun lamanya bahkan hingga saat ini, saya perjuang melawan panic attack disorder, sedangkan Over Thinking berangsur-angsur bisa diatasi.

Mungkin banyak yang mengira saya memiliki karakter yang easy going. Suka bercanda bahkan cuek. Anda keliru, justru kebalikannya. Dibalik pembawaan yang easy going dan suka bercanda terselip "penyakit" yang membuat saya selalu dalam kecemasan. Ya, semua gara-gara memikirkan sesuatu yang berlebihan.

Misalkan saya mendapat kabar yang menimbulkan kecemasan, maka di otak saya langsung berkecamuk tentang kabar tersebut. "Jangan-jangan.... Jangan-jangan.."  saya langsung berasumis hal-hal negatiif apa yang akan terjadi dan cenderung memikirkan hal negatif  ketimbang positif.

Contoh yang sederhana saja, misalkan saya janjian ketemu sama orang tapi saya terjebak dalam kemacetan. Meski saya sudah prepare waktu yang sangat baik agar tidak terlambat. Tapi, karena sesuatu hal diluar perkiraan, maka terjebak dikemacetan. Lalu, otak saya langsung muncul asumsi-asumsi yang menimbulkan kepanikan. Saya berasumi kalau orang yang menunggu saya akan kecewa dengan saya, mereka akan membicarakan hal-hal negatif tentang saya dan hal-hal buruk lainnya. Meski sesungguhnya hal tersebut belum tentu terjadi. 

Begitu juga ketika saya melihat di sosmed atau berita tentang hewan (anjing/kucing/kuda/dll) dibuang di jalan tol, dianiaya, disiksa, dibunuh atau berita-berita yang mampu membangkitkan adrenalin rasa panic, maka serangan over thinking dan panic attack seakan membai buta. Otak saya seakan dipaksa untuk bekerja memikirkan tentang apa yang baru saja saya lihat. Padahal sesungguhnya tidak ada sangkut pautnya dengan saya.

Begitu juga dalam hal pekerjaan, ketika didesak untuk mengerjakan sesuatu dalam limit waktu yang mepet, waduh, serangan panic sudah kayak sedang berlari berkilo-kilo meter jauhnya. Detak jantung berpacu lebih kencang dan keringat jagung sudah membasahi tubih saya kayak mandi tanpa hadukkan. Entah kenapa saya terlalu over thinking untuk hal yang belum terjadi sekali pun.

Sejak beberapa tahun belakangan ini, saya mulai theraphy agar tidak Over thinking dan juga Panic Attack. Salah satunya, saya memfilter segala sesuatu yang saya lihat, apa yang saya tonton, juga apa yang saya baca. Jika ada pemberitaan yang akan menimbulkan rasa panic, saya skip. Begitu juga kalau ada berita di tv yang memberitakan tentang hal-hal yang memicu kepanikan langsung saya matikan.

Juga, menghindari tempat-tempat yang terlalu crowded sehingga over loaded di otak itu bisa memicu kepanikan juga. Saya mencoba healing ke tempat-tempat yang sepi salah satunya ke gunung atau pantai atau pulau yang benar-benar bikin otak menjadi waras. Juga dianjurkan agar menghadapi hidup lebih santai dan let it flow bak air mengalir. Dengan demikian otak juga ikutan rileks.  

So far, over thinking yang saya derita selama bertahun-tahun lambat laun mulai bisa saya handle. Hanya saja, panic attack disoreder yang terkadang masih suka muncul tiba-tiba dan masih dalam proses pemulihan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun