Mohon tunggu...
Very Barus
Very Barus Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Writer, Traveler, Runner, Photo/Videographer, Animal Lover

Mantan jurnalis yang masih cinta dengan dunia tulis menulis. Sudah menelurkan 7 buah buku. Suka traveling dan Mendaki Gunung dan hal-hal yang berbau petualangan. sejak 2021 menyukai dunia lari di usia setengah abad. target bisa Full Marathon. Karena sejatinya hidup adalah sebuah perjalanan, maka berjalannya sejauh mana kaki melangkah. Kamu akan menemukan banyak hal yang membuat pikiran dan wawasanmu berbicara. Saya juga suka mengabadikan perjalan saya lewat visual. Anda bisa menyaksikannya di channel Youtube pribadi saya (www.youtube.com/verybarus). Saya menulis random, apa yang ingin saya tulis maka saya akan menulis. Tidak ada unsur paksaan dari pihak mana pun. Selamat membaca!

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Menggapai 3 Puncak di Gunung Argopuro | Last Day in Argopuro

10 Oktober 2022   12:47 Diperbarui: 10 Oktober 2022   13:26 3265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Meninggalkan Sabana Lonceng | foto dokpri

Seperti yang kita tahu, Gunung Argopuro memiliki 3 puncak yaitu, Puncak Rengganis, Puncak Argopuro dan Puncak Hyang (Arca). Ketiganya memiliki ketinggian yang berbeda meski masih diangka 3000-an mdpl. Tapi, puncak dari semua puncak adalah Puncak Argopuro dengan ketinggian 3088 Mdpl.

Setelah bermalam di Pos Sabana Lonceng dengan tidur yang lagi-lagi tidak bisa nyenyak dikarenakan cuaca yang masih tidak bersahabat. Hampir setiap malam badai angin mengganggu malam kami. Tenda kami nyaris terbawa badai angin. Untungnya kami memasang tenda dengan tali dan pasak yang cukup kencang sehingga angin hanya meniup-niup kencang tenda tanpa menerbangkannya.

Pagi harinya, usai sarapan singkat, kami memutuskan menuju puncak Ringganis yang jaraknya hanya 30 menit dari camp area. Tanpa membawa carrier kami menapaki puncak Ringganis sebagai puncak pertama yang kami daki. 

Meski tanjakan tapi tidak terlalu berat karena tidak ada beban carrier di punggung kami. Tidak sampai 30 menit sudah tiba dipuncak Ringganis. Meski keindahan puncak tidak seindah puncak-puncak gunung lainnya yang pernah gue daki, tapi target menggampai puncak complete dilakukan.

Foto-foto dan berswafoto dengan teman grup lalu kami turun kembali ke camp area. Turun dari puncak hanya butuh 20 menit saja. Lalu kami bergegas membersihkan carrier. Repacking kembali. Melipat tenda membakar sampah dan memastikan camp area kami tinggalkan dalam keadaan bersih kembali.

Meninggalkan Sabana Lonceng | foto dokpri
Meninggalkan Sabana Lonceng | foto dokpri

Meninggalkan Sabana Lonceng menuju Puncak Argopuro dan Puncak Hyang atau Puncak Arca. Kedua puncak tersebut kami gapai masing-masing memakan waktu antara 40 hingga 1 jam. Dan 3 puncak di Gunung Argopuro pun berhasil kami injak. Semua berjalan dengan lancar.

Usai menggapai puncak Arca atau Hyang, kami melanjutkan perjalanan menuju Pos Cemara Lima  untuk menuju Pos Taman Hidup yang menjadi pos terakhir pendakian kami. 

Tidak mudah menuju Taman Hidup. Kami butuh waktu 5 jam lebih berjalan kaki dengan medan yang beraneka rasa. Tanjakan, turunan, melewati lembah sampai melewati Hutan lumut yang cukup panjang dan luas.

Hutan lumut di Argopuro memang sangat sejuk. Mungkin oksigennya sangat tinggi sehingga ketika berada di Hutan Lumut gue merasakan kesejukannya. Benafas pun begitu nikmat. Kurang lebih 2 jam melintasi Hutan Lumut, akhirnya gue dan teman tiba di Danau Taman Hidup.    Lokasi ini memang sangat strategis mendirikan tenda. Selain danaunya yang magis juga fotogenik. Di Taman Hidup kita bisa merasakan hidup benar-benar damai dan tenang. Sangat tenang dan damai.

Pukul 3.30 Sore nyampe Taman hidup langsung mendirikan tenda. Setelah semua tenda berdiri kokoh, kami mulai bermain dan menikmati keindahan Danau Taman Hidup dengan secangkir minuman panas ditangan. Ini merupakan salah satu danau tertinggi di Indonesia. Selain ada danau Segara Anak dan Dana Ranu Kumbolo. Berfoto-foto juga mengambil stok video untuk footage konten youtube gue.

Sore hari, kami mulai bagi tugas memasak utk makan malam. Malam itu kami hanya memasak ikan asin, indomie rebus, nasi dan nugget. Kalau di Gunung makan mie rebus benar-benar nikmat sekali. Selesai makan malam, kembali memasang api unggun. Ngopi-ngopi, ngobrol sambil ngemil cemilan menjadi aktivitas malam terakhir kami di Gunung Argopuro.

puncak Argopuro | foto dokpri
puncak Argopuro | foto dokpri

Tidur pun masih kurang nyenyak di malam ketiga. Malam terakhir yang seharusnya bisa menyenyakkan kelelahan kami. Tapi, lagi-lagi badai angin kembali mengusiknya. 

Sehingga hampir semua teman mengalami tidur kentang alias tidur kena tanggung. Tapi, Puji Tuhan, meski tidak nyenyak keesokan paginya kami masih terlihat segar bugar. Pagi hari bangun dengan segar bugar. Melakukan aktivitas masak dan menikmati kopi pagi. Sinar matahari pagi membuat kesempurnaan pagi kami.

Sebelum meninggalkan Danau Taman Hidup, kami memasak sedikit serius. Nasi kuning dan nasi goring dengan menu komplit. Nasi kuning, ikan teri, amobon, telor suir, sambal Bu Rudi serta bawang goring looks perfect bukan? Dan soal rasa tidak perlu diragukan lagi. Kami ingin mengizi perut dengan gizi yang sempurna. MAkanan yang masuk ke dalam perut juga tidak asal masuk. Semua mengandung gizi agar stamina tubuh kami tetap prima.

pucak Hyang atau Arca | foto dokpri
pucak Hyang atau Arca | foto dokpri

Usai makan, kembali berkemas. Carrier untuk terakhir kalinya di repacking dan tidak dibuka-buka lagi. Begitu juga dengan tenda dilipat untuk tidak dibentangkan lagi. Karena ini hari terakhir kami berada di Gunung Argopuro.  Lokasi nge camp dibersikan lalu kami meninggalkan Danua Argopuro untuk kembali ke basecamp Bremi.

Dari Danau Taman Hidup butuh waktu lumayan panjang menuju basecamp bremi. Dua jam berjalan kaki melintasi hutan, kami melanjutkan dengan naik ojek yang sudah menanti kehadiran kami. Ojek benar-benar menjadi malaikat penyelamat disaat kami sudah mulai letih melangkah. Kaki serasa enggan untuk melangkah lebih jauh lagi. Butuh biaya Rp.75 ribu mengantarkan kami ke basecamp Bremi.

And, thanks God, nyampe di basecamp Bremi sekitar pukul 2 Siang. Hal utama yang gue lakukan adal mencari warung minuman dingin. Air mineral 1.5 liter langsung gue teguk sampai habis. Sudah teramat kangen dengan air mineral dan juga teh Pucuk dingin.  3 hari hanya minum air gunung yang dibilang bersih tapi masih ragu. Karena masih ada kotoran di dalam botol setiap kali mengambil air dari sumber mata air. 

Apalagi saat di Danau Taman hidup. Airnya masih berbau amis. Namanya air danau yang banyak ikannya tentu mengandung bau. Apa daya, digunung apa pun bisa kita nikmati kalau sudah kepepet termasuk air untuk diminum. Buktinya, selama di gunung dan meneguk air yang tidak dimasak perut kami tidak pernah bermasalah. Everything is  fine!

Danau Taman hidup | foot dokpri
Danau Taman hidup | foot dokpri

Di Basecamp Bremi, gue langsung mandi sebersih bersihnya. 3 hari tidak mandi tentu bikin badan tidak enak. Apalagi di Gunung memang dilarang mandi menggunakan sabun atau shampoo karena akan merusak lingkungan. Usai istirahat sekitar 2 jam di Basecamp, kami pun  berkemas-kemas untuk melanjutkan perjalanan ke kota masing-masing. Gue harus sambung menyambung lagi. Gue dan teman diantar ke stasiun kereta untuk melanjutkan perjalanan ke Surabaya. Dari Surabaya gue lanjut ke Jakarta.

Di stasiun kami menikmati semangkok bakso yang terasa sangat nikmat. Juga es campur menambah kenikmatan yang kami rindukan. Baru, perjalanan panjang naik kereta air terasa nikmat juga karena gue bisa tidur dengan nyenyak hingga ber jam jam lamanya.

Demikianlah sekelumit kisah perjalanan pendakian gue ke Gunung Argopuro yang memakan waktu 1 minggu lamanya jika dihitung dari keberangkatan dari Jakarta, Surabaya hingga nginap di basecamp Baderan dan sampai kembali lagi ke Jakarta.

Melelahkan tapi tetap naik gunung bikin kangen.  

Untuk melihat secara visual, langsung ke channel youtube gue ya... 


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun