Masih ingat film bergenre thriller Horor di tahun 2009 berjudul Orphan? Kalau masih ingat, tentu masih terbayang di benakmu bagaimana sosok bocah perempuan bernama Leena yang merubah identiasnya menjadi Etsher melakukan tindakan keji terhadap keluarga yang telah mengangkatnya menjadi anak. Â Â
Kini, setelah 13 tahun menghilang, Leena Klammer muncul kembali. Masih sama seperti film pertama, Orphan: First Kill disutradari oleh William Brent Bell dan kembali dimainkan oleh sang bintang, Isabelle Fuhrman. Leena Klammer adalah seorang wanita yang menderita hipopituitarisme (kelainan geneitik) Tubuhnya yang tampak seperti gadis kecil berusia 10 tahun ternyata wanita dewasa berusia 30 tahun. Tubuh Leena berhenti tumbuh karena penyakit genetik tersebut.
Leena kembali bikin ulah dengan kabur dari RSJ tempat dia di selama ini tahan. Untuk melancarkan niatnya, Leena sanggup melakukan apa saja terhadap orang-orang yang mencoba menghalanginya. Membunuh secara keji adalah cara ampuh yang muncul dibenaknya. WARNING bagi orangtua, film ini bukan diperuntukkan pada anak-anak. Banyak adegan-adegan sadis yang tidak layak diperlihatkan pada anak-anak dibawah umur.
Setelah bebas dari RSJ, Leena pun mengubah identitasnya menjadi sosok Esther Albright. Bocah asal Amerika Serikat yang masuk daftar orang hilang dari pasangan putri Katie Mauerova dan Richard Mauerova yang sudah 4 tahun menghilang.
Sama seperti keluarga baru yang mengadopsi esther di film Orphan 1, kehadiran Esther di keluarga Keluarga Katie dan Richard yang selama ini selalu harmonis pun perlahan tapi pasti kembali dirusak Esther dengan keji.
Seperti apa kekejian esther di Orphan: First Kill ini? Rasanya tidak afdol kalau tidak menyaksikan langsung di layar lebarnya. Film ini sudah tayang serentak di bioskop-bioskop di Indonesia tanggal  19 Agustus lalu.
Tapi, jika dibandingkan Orphan 1 dan Orphan: First Kill mungkin lebih menegangkan yang Orphan pertama. Di First Kill Esther seolah mendapat saingan oleh sang ibu yang sudah mengetahui identitas aslinya sehingga berusaha mencegah agar Esther tidak menghancurkan keluarganya. Apadaya, seolah sudah ditakdirkan sebagai pembawa petaka, Esther tetap berhasil dengan niat-niat kejinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H