Berita kepergianmu yang aku terima Sabtu sore kemarin sempat membuat aku kehilangan kata-kata.. Benarkah berita  itu? Rasanya sangat mustahil dan aku berharap itu hanyalah Prank semata. Tapi, masak iya ada yang tega nge-prank orang  yang berhubungan dengan nyawa seseorang?
Rasanya penasaran yang menghantui pikiranku menggiring akal sehatku untuk menghubungimu langsung lewat telepon. Seperti biasa, setiap kali aku menelpon, kamu langsung menjawab dengan cepat. Tapi, kali ini hapemu tidak aktif. Jarang sekali hapemu tidak aktif secara kamu tergolong orang yang sangat mobile dan sangat aktif.Â
Aku Kembali mencari info tentang berita yang baru aku dengar itu dengan membuka akun Facebook-mu. Hatiku langsung shock. Ucapan belasungkawa atas kepergianmu mengalir setiap menitnya. Aku membaca satu persatu ungkapan belasungkawa itu dengan segala kenangan yang terpatri pada si pengirim pesan dukacita itu.
Sekujur tubuhku langsung lemas.
Agustinus namanya. Sahabat yang bukan hanya sebatas sahabat. Pertemanan kami sudah terpatri sejak kami sama-sama duduk di bangku SMP dan kala itu kami masih sama-sama tinggal di sebuah kota kecil di Sumatra Utara.Â
Sekarang usia kami sudah bertengger di angka 40 tahun lebih. Bisa dihitung sudah berapa lama jalinan pertemanan kami. Pertemanan yang tidak pernah putus meski dipisahkan jarak, waktu dan lokasi. Meski kami sama-sama disibukkan dengan segala kesibukan yang berbeda namun komunikasi masih tetap terjalin lewat sosial media, telepon atau whatsapp.
Kini, jalinan pertemanan itu harus berakhir. Berakhir bukan karena adanya permusuhan, perselisihan paham melainkan gara-gara Virus Corona yang begitu cepat merenggut nyawanya. But, i still can't believe it!
15 Maret kemaren,
Menurut informasi yang aku dapat dari kerabatnya, sahabatku ini terpapar Covid dengan gejala OTG (Orang Tanpa Gejala) pada hari Senen (15/3). Karena tidak ada gejala, dia masih beranggapan bisa meng-hadle si virus. Dia berkomunikasi dengan kerabat kami yang juga pernah terpapar Covid yang cukup kritis tentang dirinya yang OTG.Â
Kerabat kami langsung menganjurkan agar dia datang ke rumah sakit agar diambil Tindakan atau minimal di isolasi. Namun, karena masih segar bugar tanpa ada gejala sakit atau apa pun yang dirasakan, dia menunda pergi ke RS melainkan memilih Isoman. Sayangnya, dia lalai kalau dia memiliki Komorbid Diabetes dan Hipertensi.