Tidak pernah terbayangkan oleh saya kalau akhirnya saya terpapar virus Corona. Padahal saya merupakan salah satu orang yang paling patuh dengan prokes, bahkan sangat galak terhadap orang-orang yang abai akan prokes.Â
Tidak segan-segan menegur jika ada yang tidak pakai masker atau ngumpul-ngumpul. Bagi saya, masalah Covid ini bukan main-main. meski banyak banget yang tidak peduli dan masa bodo. Eh, ternyata malah saya yang terpapar.Â
Ini merupakan pengalaman yang sangat berharga di awal tahun 2021. tepat tanggal 5 Januria lalu, saya mengalami batuk kering dan tenggorok gatal banget. disusul dengan badan meriang. sempat terpikir jangan-jangan ini gejala awal Covid? tapi saya tepis jauh-jauh pikiran itu. saya langsung beli obat batuk dan obat meriang.Â
Keesokan harinya meriang mulai hilang tapi tenggorokan masih gatal. keesokan berikutnya saya mulai hilang indra penciuman alias anosmia. Awalnya ketika minyak kayu putih saya balur ke badan kok nggak ada bau-baunya. saya dekatkan ke hidung pun ga ada mencium bau apa pun.Â
Karena penasaran saya ambil parfum Hermes Terre de'Hermes yang ada di meja kamar saya semprotkan. Terre kan aromanya sangat strong eh tetap saja nggak ada bau-baunya.Â
Wah, saya semakin khawatir kalau ini memang gejala Covid. saya pun langsung pergi ke klinik yang ada lab-nya untuk test Rapid Antigen. dan setelah di test hasilnya benar saya POSITIF Covid 19.Â
Panik....
Dan saya langsung dianjurkan untuk Swab test di RS. saya pun pergi ke RS Hermina untuk test Swab. Oiya, waktu test Rapid antigen dikenakan biaya Rp.250.000 sedangkan swab Rp. 900.000 sambil menunggu hasil swb, saya melanjutkan isolasi mandiri di rumah.Â
tiga hari kemudian, hasil swab keluar dan saya POSITIF dan disuruh rongen, test jantung dan darah. ternyata, setelah diperiksa saya memiliki riwayat penyakit penyerta alias Komorbid Hipertensi dan diwajibkan untuk isolasi di RS. demi kebaikan juga saya mematuhi anjuran tersebut.
tanggal 12 Januari, saya mulai masuk ke ruang isolasi di RS.