Mohon tunggu...
Very Barus
Very Barus Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Writer, Traveler, Runner, Photo/Videographer, Animal Lover

Mantan jurnalis yang masih cinta dengan dunia tulis menulis. Sudah menelurkan 7 buah buku. Suka traveling dan Mendaki Gunung dan hal-hal yang berbau petualangan. sejak 2021 menyukai dunia lari di usia setengah abad. target bisa Full Marathon. Karena sejatinya hidup adalah sebuah perjalanan, maka berjalannya sejauh mana kaki melangkah. Kamu akan menemukan banyak hal yang membuat pikiran dan wawasanmu berbicara. Saya juga suka mengabadikan perjalan saya lewat visual. Anda bisa menyaksikannya di channel Youtube pribadi saya (www.youtube.com/verybarus). Saya menulis random, apa yang ingin saya tulis maka saya akan menulis. Tidak ada unsur paksaan dari pihak mana pun. Selamat membaca!

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Tentang Matahari Pagi dan Covid-19

7 April 2020   12:21 Diperbarui: 7 April 2020   12:44 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jauh sebelum mewabahnya virus Covid 19 di muka bumi ini, mungkin hanya sedikit yang peduli akan matahari pagi dan manfaatnya. Meski banyak wejangan-wejangan dari ahli kesehatan yang mengumandangkan bahwa matahari pagi mengandung banyak manfaat, namun aku yakin, orang lebih memilih bersembunyi di dalam rumah ketimbang harus menantang sinar matahari pagi demi kesehatan.

Jauh sebelum  virus Covid 19 menyerang hampir seluruh dunia, aku sudah melakukan ritual pagi yaitu dengan berolahraga sambil berjemur di bawah sinar matahari pagi. Terkadang berjemur sambil membaca buku dan juga meneguk teh atau susu. 

Sebagai  mahluk berlabel "morning person", melakukan aktivitas di pagi hari adalah langkah baik untuk kesehatan tubuh (sendiri) sebelum melakukan aktivitas reguler lainnya (bekerja). Aku sering mencoba menularkan aktivitas positif ini pada istri, namun, lagi-lagi dia lebih memilih berkeliat dengan seribu alasan ketimbang menuruti ajakkanku.

"Ntar deh berjemurnya, aku mau beres-beres rumah dulu," meski rumah nggak perlu diberesin sudah beres kok. Intinya, my wife lebih memilih nonton acara gosip di tv ketimbang berolahraga sambil menikmati lezatnya matahari pagi. 

Akhirnya, aku seorang diri berolahraga mengelilingi komplek perumahan dimana aku bernaung. Tidak hanya istri, tetangga-tetangga yang lain pun seakan enggan atau benci dengan matahari pagi. Semua bersembunyi di dalam rumah. Whatever! Akhirnya, aku lebih sering mengajak anjing-anjing kesayanganku ikut berlari pagi sambil menikmati sunrise ketimbang istri atau tetangga.Karena pada dasarnya, olahraga itu tidak perlu dipaksa, semua harus berdasarkan kemauan dan niat.

foto:very Barus
foto:very Barus
Tapi kini,

Ketika wabah Virus Korona semakin mengganas dan menelan banyak korban jiwa. Akhirnya pemerinta dan para pakar kesehatan ramai-ramai menyuarakan agar bisa terhindar dari serangan virus Korona, salah satunya adalah berjemur dipagi hari, karena mampu menguatkan imun di dalam tubuh. 

Bahkan, beberapa pakar tersebut menganjurkan berjemur di matahari pagi tepat pukul 10 teng dan berjemur selama 15 menit atau 30 menit. Sementara pakar kesehatan lainnya menganjurkan berjemur dari pukul 8 pagi hingga 9 pagi. Terserah mereka deh mau menyebut angka berapa yang benar. Yang jelas, matahari pagi tidak akan pernah membuat kamu mati karena gosong terpanggang. Kecuali berjemur sekitar jam 12 siang atau diatas jam tersebut. Gosong deh!

Kini, pagi hariku sudah berubah. Istri yang biasanya enggan keluar rumah kalau matahari pagi bersinar, eh sekarang, sebelum matahari nongol dia sudah nangkring duluan di tempat yang empuk untuk menikmati hidangan vitamin D dari matahari. Begitu juga dengan penghuni komplek, biasanya pagi hari sepi, kini, hampir semua penghuni beserta anak-anaknya nangkring di depan rumah untuk berjemur.

Hmm, no wonder sih, orang-orang seperti ini sebenarnya tidak baik untuk di contoh. Karena imun tubuh yang kuat tidak bisa didapat secara instan. Semua butuh proses dan waktu yang panjang. Jangan sampai penyakit datang menyerang baru kita sadar manfaat tubuh yang sehat. Karena, kita harus memahami bahwa hanya tubuh kita lah satu-satunya untuk kita bertahan hidup. Jika tubuh kita tidak berfungsi dengan baik, tentu yang salah siapa? Kita sendiri bukan? Rawatlah tubuh kita karena Cuma dialah tempat kita untuk hidup.

#Staysafe  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun