Mohon tunggu...
Very Barus
Very Barus Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Writer, Traveler, Runner, Photo/Videographer, Animal Lover

Mantan jurnalis yang masih cinta dengan dunia tulis menulis. Sudah menelurkan 7 buah buku. Suka traveling dan Mendaki Gunung dan hal-hal yang berbau petualangan. sejak 2021 menyukai dunia lari di usia setengah abad. target bisa Full Marathon. Karena sejatinya hidup adalah sebuah perjalanan, maka berjalannya sejauh mana kaki melangkah. Kamu akan menemukan banyak hal yang membuat pikiran dan wawasanmu berbicara. Saya juga suka mengabadikan perjalan saya lewat visual. Anda bisa menyaksikannya di channel Youtube pribadi saya (www.youtube.com/verybarus). Saya menulis random, apa yang ingin saya tulis maka saya akan menulis. Tidak ada unsur paksaan dari pihak mana pun. Selamat membaca!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mari Berperang Melawan Covid-19

29 Maret 2020   18:32 Diperbarui: 29 Maret 2020   19:43 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto:very Barus | foto:dokpri

Tidak suka keramaian dan tidak suka keakraban. Seolah dia menganjam akan mematikan siapa saja yang berani bersosialisasi dan beramah tamah. Sampai akhirnya himbauan social distancing pun dikumandangkan diseluruh dunia. Hebat bener engkau Korona. Anda sangat egois!

Dulu, beberapa tahun yang lalu, aku sempat menonton sebuah film yang mengangkat tentang virus seperti Korona. Siapa saja bisa tertular jika kita tidak hati-hati. Dulu, aku berfikir itu hanya sebuah film. Tidak mungkin akan terjadi di kehidupan nyata. Dan, Ternyata, aku keliru. Apa yang ada di film itu NYATA adanya. 

Kini virus itu ada di depan mata. Jika kita tidak waspada, tidak peduli dengan kesehatan, tidak peduli dengan jarak dan tidak peduli dengan bersentuhan dengan orang lain, maka kita harus bersiap-siap untuk menyambut kedatangan virus yang mematikan ini. Ya, Virus ini bisa disebut mematikan jika imun di dalam tubuh kita lemah. Jika kita punya riwayat penyakit yang berhubungan dengan paru-paru.  

Kini, dunia seakan dibuat bungkam. Negara dikuasa sekali pun tidak mampu menangkis datangnya virus ini. Bahkan, negara Italy yanga walnya masa bodo dengan "warning" virus Korona, mereka memilih acuh dan tetap asyik dengan kehidupan sosial mereka. Parti tiap malam. Ngumpul-ngumpul di kafe. 

Hingga suatu ketika, wabah Korona tidak terbendung. Banyak warganya yang tumbang akibat terinfeksi Virus ini. Sadisnya, dalam hitungan 24 jam, sebanyak 600 warganya meninggal akibat serangan sang Korona. Kemudian, kesombongan warganya bungkam. Mereka tidak mau mati konyol dan memilih bersembunyi di rumah. 

Namun, meski demikian, dalam pemberitaan, setiap hari ada saja korban berjatuhan. Sampai pemerintah Italy kewalahan, Rumah sakit kewalahan dan pemakaman pun kewalahan karena begitu banyak mayat yang harus dikubur. Sampai akhirnay kuburan massal pun diberlakukan.   

Sampai detik ini, ketika aku menulis kan ini, aku masih dirundung cemas dengan Virus ini. Aku berharap, berdoa, agar kiranya Virus ini tidak memakan semakin banyak korban di Indonesia. Meski, harapan aku sulit diterima. Karena, hingga saat ini, korban yang sudah terinfeksi mencapai 1280-an. Dan setiap hari terus bertambah dan bertambah. Pemerintah mulai panik. Pemerintah daerah mulai pasang badan melakukan lockdown lokal disetiap daerahnya. Karena wabah virus semakin sulit dibendung.

Namun, yang aku sesalkan, dibalik kegelisahan pemerintah akan wabah ini, masih banyak warganya yang ngeyel dan susah diatur. Apalagi kalau sudah membawa-bawa keyakinan. Mereka yang merasa beriman suka takabur tidak akan tertular karena Tuhan yang melindungi mereka. Tapi, ucapan mereka bak buah simalakama. Kesombongan beriman membawa petaka. Acara-acara keagamaan yang mengumpulkan massa pun menjadi ajang si virus mencari korban.

Jangan takabur, jangan merasa kuat karena merasa beragama. Mari sama-sama kita menjaga dan membantu pemerintah untuk memerangi wabah virus ini. Anjuran, himbauan untuk stay at home, social distancing, work from home sebaiknya dipatuhi saja. Karena, jika ada salah satu dari kita, saudara kita, rekan kita yang terkena, maka, kita harus siap dengan was-was akan terkena imbasnya juga.

Ayo, bantu pemerinta memerangi Virus Covid 19 ini. Kita lah yang menjadi serdadu untuk mengalahkan sang virus Covid 19. Jangan mau kalah dengan mahluk kasat mata ini. Jelas drajat manusia lebih tinggi ketimbang si Covid 19. #staysafe

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun