Mohon tunggu...
Very Barus
Very Barus Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Writer, Traveler, Runner, Photo/Videographer, Animal Lover

Mantan jurnalis yang masih cinta dengan dunia tulis menulis. Sudah menelurkan 7 buah buku. Suka traveling dan Mendaki Gunung dan hal-hal yang berbau petualangan. sejak 2021 menyukai dunia lari di usia setengah abad. target bisa Full Marathon. Karena sejatinya hidup adalah sebuah perjalanan, maka berjalannya sejauh mana kaki melangkah. Kamu akan menemukan banyak hal yang membuat pikiran dan wawasanmu berbicara. Saya juga suka mengabadikan perjalan saya lewat visual. Anda bisa menyaksikannya di channel Youtube pribadi saya (www.youtube.com/verybarus). Saya menulis random, apa yang ingin saya tulis maka saya akan menulis. Tidak ada unsur paksaan dari pihak mana pun. Selamat membaca!

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Jangan Sepelekan Kebiasaan Susah Tidur (Insomnia)

20 Februari 2020   07:43 Diperbarui: 20 Februari 2020   07:46 568
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mungkin gue termasuk salah satu orang yang beruntung dalam urusan tidur. Karena, gue paling gampang tidur dan gue akan tidur kalau memang sudah waktunya untuk tidur. Jadi, selama ini ritme jam tidur gue sangat stabil, antara 7 sampai 8 jam perhari. Begitu juga kalau "terpaksa" harus begadang, gue akan tetap bangun pada waktu yang sudah terpatri. 

Misal kalau tidur subuh, pagi hari mata sudah enggan terpejam lagi. Meski masih ngantuk tapi siklus yang sudah menjadi rutinitas bangun dipagi hari, maka mata ini pun dengan reflex akan terbuka dan membangunkan raga yang sedang tertidur. Itu sebabnya gue menyebut diri gue "morning person". Selarut apa pun gue tidur, gue akan tetap bangun pagi hari. Jadi, lebih baik gue menghindari begadang supaya jam tidur gue tidak berkurang.

Begitu juga kalau sedang traveling, gue bisa tidur kapan dan dimana saja tanpa melihat-lihat tempat tersebut enak untuk ditiduri atau tidak. Sepanjang perjalanan kehidupan traveling gue, pernah beberapa kali tidur di tempat-tempat yang dianggap orang tidak layak. 

Misalkan tidur di masjid, tidur di bandara. Tidur di terminal, tempat ronda atau juga tidur di tempat penampungan. Semua bisa gue lakukan dan gue pun tertidur nyenyak dengan suksesnya.

Jadi, untuk urusan tidur, sejauh ini gue tidak ada masalah. Kecuali, kalau lagi ada masalah berat yang sampai kepikiran berlarut-larut, baru deh ritme tidur gue bisa terganggu dan kacau balau. Karena tanpa kita perintah, otak diajak terus berfikir (memikirkan masalah). Meksi terkadang, karena sudah teramat lelah berfikir, akhirnya mata terpejam juga.

Disini gue bukan ngebahas soal masalah pola tidur gue, melainkan membahas kebiasaan tidur teman gue yang selalu bermasalah. Bagi dia, tidur nyenyak itu sebuah karunia. Karena, teman gue ini sangat susah tidur. Bahkan bisa seharian begadang gara-gara mata tidak bisa terpejam. Ya, teman gue mengidap penyakit Insomnia akut.

Gara-gara susah tertidur, hampir setiap hari dia terlambat datang ke kantor. Alasannya sudah pasti karena baru bisa tertidur ketika matahari pagi sudah nongol. Wajar kalau bangun kesiangan. Bahkan, teman gue sering datang ke kantor dengan mata sembab karena tidak tidur. 

Jadi, pelampiasannya tertidur di kantor. Gara-gara sering terlambat, reputasinya sebagai karyawan pun dianggap buruk alias tidak disiplin. Meski secara kinerja dia lumayan baik. tapi, gara-gara Insomnia nilai baiknya jadi berkurang.

"Gue belum tidur nih. Mata gue ngantuk banget. Pengen tidur tapi tidak bisa." keluh teman gue dengan wajah memelas.

Mendengar kisah "susah tidur-nya" membuat gue prihatin. Bayangin saja, dalam sehari dia cuma bisa tidur satu atau dua jam. Selebihnya matanya terus membelalak kayak lampu yang tidak padam-padam. Efeknya jelas ke fisiknya yang setiap hari kelihatan tidak segar.

Sebenarnya, dari beberapa buku dan informasi yang gue baca, Insomnia itu penyakit yang bisa disembuhkan kok. Karena Insomnia muncul akibat pola hidup yang tidak sehat. Jika Anda merubah pola hidup tersebut, maka si Insomnia perlahan-lahan akan menjauh dari kehidupan anda. Tapi semua tergantung apakah kita mau menerapkannya dalam pola hidup kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun