Mungkin gue termasuk salah satu orang yang beruntung dalam urusan tidur. Karena, gue paling gampang tidur dan gue akan tidur kalau memang sudah waktunya untuk tidur. Jadi, selama ini ritme jam tidur gue sangat stabil, antara 7 sampai 8 jam perhari. Begitu juga kalau "terpaksa" harus begadang, gue akan tetap bangun pada waktu yang sudah terpatri.Â
Misal kalau tidur subuh, pagi hari mata sudah enggan terpejam lagi. Meski masih ngantuk tapi siklus yang sudah menjadi rutinitas bangun dipagi hari, maka mata ini pun dengan reflex akan terbuka dan membangunkan raga yang sedang tertidur. Itu sebabnya gue menyebut diri gue "morning person". Selarut apa pun gue tidur, gue akan tetap bangun pagi hari. Jadi, lebih baik gue menghindari begadang supaya jam tidur gue tidak berkurang.
Begitu juga kalau sedang traveling, gue bisa tidur kapan dan dimana saja tanpa melihat-lihat tempat tersebut enak untuk ditiduri atau tidak. Sepanjang perjalanan kehidupan traveling gue, pernah beberapa kali tidur di tempat-tempat yang dianggap orang tidak layak.Â
Misalkan tidur di masjid, tidur di bandara. Tidur di terminal, tempat ronda atau juga tidur di tempat penampungan. Semua bisa gue lakukan dan gue pun tertidur nyenyak dengan suksesnya.
Jadi, untuk urusan tidur, sejauh ini gue tidak ada masalah. Kecuali, kalau lagi ada masalah berat yang sampai kepikiran berlarut-larut, baru deh ritme tidur gue bisa terganggu dan kacau balau. Karena tanpa kita perintah, otak diajak terus berfikir (memikirkan masalah). Meksi terkadang, karena sudah teramat lelah berfikir, akhirnya mata terpejam juga.
Disini gue bukan ngebahas soal masalah pola tidur gue, melainkan membahas kebiasaan tidur teman gue yang selalu bermasalah. Bagi dia, tidur nyenyak itu sebuah karunia. Karena, teman gue ini sangat susah tidur. Bahkan bisa seharian begadang gara-gara mata tidak bisa terpejam. Ya, teman gue mengidap penyakit Insomnia akut.
Gara-gara susah tertidur, hampir setiap hari dia terlambat datang ke kantor. Alasannya sudah pasti karena baru bisa tertidur ketika matahari pagi sudah nongol. Wajar kalau bangun kesiangan. Bahkan, teman gue sering datang ke kantor dengan mata sembab karena tidak tidur.Â
Jadi, pelampiasannya tertidur di kantor. Gara-gara sering terlambat, reputasinya sebagai karyawan pun dianggap buruk alias tidak disiplin. Meski secara kinerja dia lumayan baik. tapi, gara-gara Insomnia nilai baiknya jadi berkurang.
"Gue belum tidur nih. Mata gue ngantuk banget. Pengen tidur tapi tidak bisa." keluh teman gue dengan wajah memelas.
Mendengar kisah "susah tidur-nya" membuat gue prihatin. Bayangin saja, dalam sehari dia cuma bisa tidur satu atau dua jam. Selebihnya matanya terus membelalak kayak lampu yang tidak padam-padam. Efeknya jelas ke fisiknya yang setiap hari kelihatan tidak segar.
Sebenarnya, dari beberapa buku dan informasi yang gue baca, Insomnia itu penyakit yang bisa disembuhkan kok. Karena Insomnia muncul akibat pola hidup yang tidak sehat. Jika Anda merubah pola hidup tersebut, maka si Insomnia perlahan-lahan akan menjauh dari kehidupan anda. Tapi semua tergantung apakah kita mau menerapkannya dalam pola hidup kita.