Mohon tunggu...
barkah rineka tama
barkah rineka tama Mohon Tunggu... -

sick boy!

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Jogja Berhenti Nyaman

17 Mei 2014   13:11 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:26 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suara mesin meraung raung. Roda empat berisi satu nyawa memenuhi jalanan. Bus-bus pariwisata pun ikut andil masuk kota, Memperparah keadaan. Suara klakson seolah tak berhenti. Bbm terbakar dengan polusi yang sangat pekat. Menggusur oksigen yang kian tercemar. Kendaraan tak bermesin seolah mengalah tak berdaya. Itulah gambaran kotaku saat ini. Macet seakan menjadi rutinitas harian. Manusia semakin mementingkan dirinya sendiri.

Pejalan kaki pun juga mulai terusik saat ini. Motor-motor mulai naik ke trotoar. Bukan hanya motor yang mulai merebut jalan mereka. Pedagang kaki lima juga ikut andil untuk memenuhi trotoar. Tak jauh dengan sepeda. Kendaraan tak bermesin ini pun juga cukup susah untuk melaju. Selalu saja motor-motor mengusik dengan klakson-klakson tak jelas. Seakan mereka tak mendapat jalur di jalanan. Jalur sepeda yang dibuat pemerintah pun juga Cuma sedikit. Tak semua jalan ada jalur khusus sepedanya. Batas-batasnya pun juga tak cukup jelas. Bahkan di beberapa titik juga mulai hilang. Ironis memang, dikala pemerintah berkampanye dengan sepeda, tapi justru di jogja kian terusik.

Bukan hanya jalanan saja yang kacau. Bangunan mall dan hotel pun didirikan dengan jumlah yang banyak.menghilangkan tanah-tanah hijau di jogja. Pasar tradisional pun mulai kehilangan pasarnya. Terkalahkan oleh mall yang kian menjamur. Mungkin anak cucu kita nanti sudah tak akan kenal dengan budaya tawar menawar dan aneka jajanan pasar. Melihat kian lama pasar tradisional mulai tergusur oleh mall. Bukan hanya menggusur pasar tradisional. Mall juga menjadi penyumbang kemacetan kota ini. Mobil mobil yang akan masuk dan keluar seolah antri hingga memenuhi jalanan.

Berbicara kemungkinan, mungkin ini semua dapat di bereskan. Dengan pembagian jalur. Mulai dari sepeda, motor, dan mobil. Juga tata ruang kota yang di perbaiki. Mengatur letak mall dan hotel-hotel yang kian banyak. Dan satu lagi, jangan bawa mobil ke jogja jika tak ingin macet.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun