Mohon tunggu...
barkah rineka tama
barkah rineka tama Mohon Tunggu... -

sick boy!

Selanjutnya

Tutup

Politik

Liberalisasi sang juru selamat [?]

21 Mei 2014   03:52 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:18 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hal yang menarik memang membahas masalah liberalisasi. sebuah paham dari barat yang mungkin dibuat untuk sebuah politik untuk menguasai dunia. Para pendukung liberalisasi tentu akan beranggapan bahwa hanya dengan liberalisasi negara berkembang akan menjadi negara maju dan terus mengejar ketertinggalannya. Dengan harapan bangsa menjadi makmur dan sejahtera. Namun benarkah ini? Indonesia, justru rakyatnya hidup di tengah kemiskinan,hutang luar negeri yang tak kunjung lunas, dan ekonomi yang di dominasi asing. Mungkinkah ini kegagalan  liberalisasi?

Sekarang ini kita hidup di jaman globalisasi. Sebuah era dimana ekonomi neoliberal berkembang. Pasar bebas menjadi tujuan utamanya. Mungkin jika dilihat secara sekilas ini akan menguntungkan dan memakmurkan negara. Karena dengan pasar bebas kita lebih mudah untuk melakukan ekspor ke luar negeri. jadi pemasukan negara akan bertambah. Namun benarkah demikian? Menurut saya ini justru akan menghancurkan ekonomi kita. Perusahaan lokal justru pesaingnya akan bertambah. Di tengah gempuran barang-barang impor dengan harga yang murah maka perusahaan lokal akan sulit berkembang. Terlebih, dalam hal teknologi perusahaan lokal masih tertinggal jauh. Jadi tingkat efisiensinya sangat rendah. Dibutuhkan ongkos produksi yang lebih mahal untuk menciptakan suatu barang. Otomatis ini akan mempengaruhi harga hasil produksi. Ya, produk lokal lebih mahal dari produk impor yang mungkin kwalitasnya juga sama. Dengan begini industri lokal perlahan akan hancur karena tidak mendapat pasar di negaranya sendiri. Di negaranya sendiri saja sudah tidak mendapat pasar, apalagi untuk ekspor. Mungkin ada beberapa perusahaan yang beruntung bisa mengekspor produknya. Tapi itu hanya sedikit. Lebih banyak impor daripada ekspor. Sebuah ketimpangan yang sangat merugikan.

Di sisi keuangan pun juga tak kalah kacaunya. Pemerintah lebih cenderung mengandalkan hutang luar negeri untuk membangun ekonomi dalam negeri. hal ini karena sedikitnya tabungan negeri kita dan kebutuhan yang teramat cepat. Sehingga pemerintah mengambil jalan ini. Jalan ini pun tidak kemudian menjadikan ekonomi kita menjadi maju. Justru hutang kita semakin besar di tambah bunga-bunga yang terus berjalan. Hal ini malah menimbulkan ketergantungan ekonomi terhadap hutang luar negeri. pemerintah cenderung berpikir untuk hutang luar negeri jika butuh modal. Hal ini yang membuat hutang kita tak akan pernah lunas dan negara kita menjadi semacam negara yang tergantung dari hutang luar negeri. Dan hal inilah tujuan dari mereka, si pembuat paham. dengan ketergantungan itu mereka akan terus hidup dengan memakan bunga yang kita berikan. Mereka akan terus membuat kita tergantung dengan terus menawarkan hutang-hutang baru yang mungkin lebih besar. dengan begitu mereka dapat mengendalikan perekonomian dunia.

Seharusnya pemerintah melakukan proteksi. Membatasi barang-barang impor yang masuk. Lebih mengupayakan menggunakan produk lokal. Sehingga perusahaan-perusahaan lokal akan bangkit. Dengan begitu ekonomi kita juga akan bangkit dan stabil. Dengan begitu negara kita akan menjadi negara yang mandiri dalam hal ekonomi lolos dari semua jeratan ketergantungan seperti sekarang ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun