Rehabilitasi dan pelestarian mangrove di Desa Pasar Rawa telah menjadi contoh keberhasilan kolaborasi masyarakat, pemerintah, dan lembaga terkait dalam melestarikan lingkungan sekaligus menciptakan peluang ekonomi yang berkelanjutan. Berawal dari kondisi kritis akibat alih fungsi lahan dan eksploitasi yang tidak terkontrol, inisiatif rehabilitasi mangrove kini telah membawa manfaat yang signifikan bagi masyarakat setempat.
Kelompok Tani Hutan (KTH) Maju Bersama, yang diketuai oleh Wahyudi, menjadi pelopor upaya ini. Dibentuk pada 2011, kelompok ini awalnya hanya bergerak di tingkat desa tanpa arah yang jelas dan masih banyak pengrusakan mangrove terjadi. Kesadaran mulai tumbuh dan pada 2018, mereka memperoleh izin pengelolaan hutan seluas 177,8 hektare, berkembang dari hanya 40 hektare pada 2011. Dengan izin tersebut, masyarakat mulai memahami pentingnya rehabilitasi mangrove dibandingkan eksploitasi. Dapur arang, yang sebelumnya menjadi sumber utama penghasilan di Desa ini ditutup untuk mendukung pelestarian mangrove.
Selain ekosistem yang pulih, mangrove kini menjadi sumber ekonomi yang penting. Hasil hutan seperti nipah diolah menjadi produk bernilai ekonomi. "Nipah menjadi harta karun tersembunyi bagi masyarakat Desa Pasar Rawa", ujar Rudi selaku Ketua Kelompok Masyarakat LPHD Pasar Rawa. Layaknya pohon kelapa, ternyata seluruh bagian nipah dapat dimanfaatkan menjadi berbagai macam olahan. Kayu bakar, sapu lidi, anyaman, dan tali, manisan, dan nira nipah yang dapat diolah menjadi gula merah menjadi ragam dari hasil olahan tanaman yang menjadi salah satu dari ekosistem mangrove ini.

Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) menjadi salah satu penyokong utama KT Maju bersama di Desa Pasar Rawa ini. Program - program BRGM tidak hanya mendukung rehabilitasi, tetapi juga memberikan pelatihan pembibitan dan pengadaan infrastruktur seperti rumah ikan, saung, dan kapal. Pendanaan ini meningkatkan keterlibatan masyarakat, yang sebelumnya secara swadaya menanam mangrove tanpa upah. Ujar Wahyudi, Ketua KT Maju Bersama Desa Pasar Rawa.
Upaya rehabilitasi mangrove juga berdampak pada stabilitas sosial di Desa Pasar Rawa. Sebelumnya, alih fungsi lahan besar-besaran memicu kehilangan mata pencaharian dan peningkatan kriminalitas. Kini, partisipasi masyarakat dalam rehabilitasi telah menciptakan peluang kerja dan mengurangi tekanan sosial.
Mangrove dan hasil olahannya kini menjadi sumber penghidupan utama bagi sekitar 60% masyarakat desa. Masyarakat Desa Pasar Rawa berharap program rehabilitasi dan dukungan dari lembaga seperti BRGM dapat berlanjut. Keberlanjutan ini tidak hanya akan menjaga ekosistem mangrove tetapi juga memberdayakan masyarakat melalui diversifikasi ekonomi dan peningkatan kapasitas lokal. Selain itu, mereka berharap kebun di kawasan mangrove yang masih belum terkelola dapat diserahkan kepada masyarakat untuk memastikan keberlanjutannya. Dengan komitmen yang terus diperkuat, Desa Pasar Rawa menjadi contoh nyata bagaimana rehabilitasi mangrove dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan, ekonomi, dan sosial secara bersamaan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI