Mohon tunggu...
Barigh Izzudin
Barigh Izzudin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menulis, Berenang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perkembangan Psikomotorik Pada Tahap Anak Usia Dini

18 November 2024   12:43 Diperbarui: 18 November 2024   13:42 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

ARTIKEL HASIL OBESERVASI
TUGAS PERKEMBANGAN PSIKOMOTORIK
PADA TAHAP ANAK USIA DINI
 
Disusun sebagai Kelengkapan salah satu Tugas dalam Perkuliahan Perkembangan Peserta Didik pada Semester Ganjil 2024
 
 
 

 
 
 
Oleh:
EVANGELIST TARIDISAN (132034007)
CATHERINE WIJAYA (132024009)
YUNARA MUSTIKA (132024010)
VALDIRA SALSALINA (132024010)
BAARIGH IZZUDDIN (132024020)
 
 
 
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2024
 
 
Latar Belakang
Tugas dan tanggung jawab individu dalam kehidupan sangat dipengaruhi oleh tahap usia perkembangan yang mencakup aspek fisik, kognitif, sosial, dan emosional. Menurut Erik Erikson dalam Theory of Psychosocial Development, setiap tahap kehidupan memiliki krisis psikososial yang harus diselesaikan, seperti membangun identitas pada masa remaja atau mencapai keintiman pada masa dewasa. Tugas sesuai usia membantu individu mengatasi krisis ini dengan baik, sehingga mendukung perkembangan kepribadian yang sehat.
Jean Piaget, melalui teorinya tentang perkembangan kognitif, menegaskan pentingnya menyesuaikan tugas dengan kemampuan kognitif individu, seperti memberikan tanggung jawab konkret pada anak usia 7--11 tahun untuk mendukung kemampuan berpikir logis. Selain itu, Robert Havighurst menekankan bahwa tugas perkembangan, seperti belajar mandiri atau mempersiapkan karier, berfungsi sebagai jembatan bagi individu untuk memenuhi tuntutan lingkungan. Dengan menjalankan tanggung jawab yang sesuai dengan tahap perkembangan, individu dapat membangun rasa percaya diri, kompetensi, dan integrasi sosial yang penting untuk menghadapi tantangan di masa depan.
 
Tujuan Observasi
Tujuan observasi ini adalah untuk mendeskripsikan tugas perkembangan psikomotorik pada anak usia dini, yang berfokus pada keterampilan motorik kasar dan halus sesuai dengan tahap perkembangan mereka. Pada usia dini (0--6 tahun), perkembangan psikomotorik sangat dipengaruhi oleh aktivitas fisik yang mendukung koordinasi gerakan tubuh, keseimbangan, dan kekuatan otot.
Menurut teori perkembangan motorik Gesell, anak-anak pada usia ini berkembang melalui pola yang teratur, di mana mereka secara bertahap menguasai keterampilan seperti berjalan, berlari, dan menggambar. Havighurst menambahkan bahwa belajar berjalan dan melakukan tugas dengan tangan, seperti menggenggam dan memegang alat tulis, adalah bagian dari tugas perkembangan usia ini. Implementasi tugas ini penting karena melatih keterampilan fisik juga memperkuat hubungan antara perkembangan fisik dan kemampuan kognitif anak, yang mendukung kesiapan mereka untuk tahapan kehidupan selanjutnya.
Metode Penelitian
    Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, yaitu metode penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan dan menganalisis suatu fenomena. Penggunaan metode ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai perkembangan motorik kasar dan halus pada anak usia dini. Subjek observasi dalam penelitian ini adalah perkembangan psikomotorik anak. Pelaksanaan observasi dilakukan oleh lima anggota tim observasi, yang dilaksanakan pada dua waktu, yaitu pada hari Rabu, 6 November 2024 di SD/TK Kristen Satya Wacana, dan Senin, 11 November 2024 di TK Kanisius.
    Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi nonpartisipatif, di mana peneliti hanya mengamati dan mencatat data tanpa terlibat langsung dalam aktivitas yang sedang berlangsung. Alat yang digunakan selama observasi meliputi kamera untuk memotret aktivitas bermain anak dan alat tulis untuk mencatat data observasi. Teknik analisis yang digunakan adalah teknik deskriptif kualitatif, yaitu menganalisis teks, gambar dari aktivitas bermain anak untuk menginterpretasikan makna dari hasil observasi.
 
Analisis Hasil Observasi dan Pembahasan
1. Hasil analisis observasi pertama ditemukan Kelompok A
Anak-anak dalam kelompok ini menunjukan kemampuan motorik kasar yang lebih baik di bandingkan dengan kelompok lain yang jarang bermain diluar ruangan:
a) Mereka mampu berlari, melempar, menangkap, ketika sedang bermain sepak bola;
b) Mereka lebih aktif dan kreatif dalam menggunakan peralatan bermain diluar ruangan sebagai contohnya menggunakan tiang ring basket untuk menjadi gawang;
c) Mereka memiliki stamina yang lebih baik dan mampu bermain selama jam istirahat.
2. Hasil analisis observasi kedua ditemukan Kelompok B
Anak-anak dalam kelompok ini menunjukan kemampuan motorik halus:
a) Mereka mampu menulis huruf dan angka;
b) Mereka mampu menggambar berbagai macam bentuk, objek, dan pemandangan.
Hasil observasi menunjukkan adanya perbedaan perkembangan kemampuan motorik antara Kelompok A dan Kelompok B yang dipengaruhi oleh aktivitas mereka sehari-hari. Kelompok A, yang lebih sering bermain di luar ruangan, memperlihatkan perkembangan motorik kasar yang lebih baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Gallahue dan Ozmun (2006) yang menyatakan bahwa aktivitas fisik di luar ruangan, seperti berlari, melompat, dan bermain bola, sangat penting untuk mengembangkan keterampilan motorik kasar, meningkatkan stamina, serta koordinasi tubuh. Sebaliknya, Kelompok B lebih unggul dalam kemampuan motorik halus, seperti menulis dan menggambar, yang banyak dipengaruhi oleh aktivitas yang menuntut ketelitian dan kontrol otot kecil, sebagaimana diungkapkan oleh Berk (2013) bahwa keterlibatan dalam kegiatan kreatif seperti menggambar membantu anak mengembangkan keterampilan koordinasi tangan-mata dan ketelitian.
Perbedaan ini menunjukkan pentingnya peran lingkungan dalam mendukung perkembangan anak. Anak-anak yang aktif di luar ruangan mendapatkan kesempatan lebih banyak untuk mengembangkan kekuatan fisik dan stamina, sedangkan aktivitas seperti menulis dan menggambar membantu anak meningkatkan kreativitas dan fokus. Montessori (1912) menekankan bahwa pengalaman multisensoris melalui lingkungan yang dirancang dapat mendukung perkembangan kemampuan motorik kasar dan halus secara seimbang. Oleh karena itu, orang tua dan pendidik perlu menciptakan lingkungan yang menyediakan berbagai jenis aktivitas, baik di dalam maupun di luar ruangan, untuk mendukung perkembangan motorik secara menyeluruh, sehingga anak-anak dapat berkembang dengan optimal sesuai dengan potensinya masing-masing.
 
Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil observasi menunjukkan bahwa tugas perkembangan psikomotorik anak usia dini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh para ahli. Kelompok A yang aktif bermain di luar ruangan menunjukkan perkembangan motorik kasar yang baik, sesuai dengan pandangan Gallahue dan Ozmun (2006), yang menyatakan bahwa aktivitas fisik mendukung koordinasi, stamina, dan keterampilan motorik kasar. Sementara itu, kemampuan motorik halus pada Kelompok B sejalan dengan teori Berk (2013), yang menegaskan pentingnya aktivitas kreatif dalam mengasah keterampilan koordinasi tangan-mata dan ketelitian. Kedua kelompok ini juga mencerminkan prinsip Montessori (1912) tentang pentingnya pengalaman multisensoris dan lingkungan yang kaya akan stimulasi untuk mendukung perkembangan motorik anak. Dengan demikian, hasil observasi ini mempertegas pentingnya lingkungan dalam mendukung tugas perkembangan anak yang berbeda sesuai dengan tahapan usia mereka.
 
Lampiran
 
TK/SD LAB Kristen Satya Wacana
 
                     
 
                        Fisik motorik: Fisik Motorik kasar                                                                                                                                                                                              
1. Mereka mampu berlari, melempar, menangkap.
2. Mereka lebih aktif dan kreatif dalam menggunakan peralatan bermain diluar ruangan sebagai contohnya menggunakan tiang ring basket untuk menjadi gawang.
3. Mereka memiliki stamina yang lebih baik dan mampu bermain selama jam istirahat.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
TK Kanisius
 
 
 

 
Fisik Motorik: Fisik motorik Halus
1. Mereka mampu menulis huruf dan angka.
2. Mereka mampu menggambar berbagai macam bentuk, objek, dan pemandang.
 
 
 
 
 
 
Daftar Pustaka
Gesell, A. L., & Amatruda, C. S. (1947). Developmental Diagnosis: Normal and Abnormal Child Development. New York: Hoeber Medical Division.
 
Piaget, J. (1952). The Origins of Intelligence in Children. New York: International Universities Press

Erikson, E. H. (1963). Childhood and Society. New York: W.W. Norton & Company.
 
Havighurst, R. J. (1972). Developmental Tasks and Education. New York: David McKay Company, Inc.
 
Gallahue, D. L., & Ozmun, J. C. (2006). Understanding Motor Development: Infants, Children, Adolescents, Adults. New York: McGraw-Hill.
 
Berk, L. E. (2013). Child Development. Pearson Education.
 
Montessori, M. (1912). The Montessori Method: Scientific Pedagogy as Applied to Child Education. Frederick A. Stokes Company.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun