MACET
Macet di Jakarta menduduki peringkat pertama dalam 50 kota besar di dunia! Sebuah fakta yang miris sekali terutama bagi kita warga Indonesia. Tidak perlu dibahas lagi betapa menderitanya warga Jakarta akibat kemacetan yang terjadi, pemborosan bahan bakar, waktu yang terbuang percuma dan tentunya sangat melelahkan juga membuat stress.
Banyak sekali orang berspekulasi mengenai penyebab macet di Jakarta, beberapa yang sangat umum tentunya berkaitan dengan banyaknya volume kendaraan  dan kedisplinan pengguna jalan. Kedua alasan ini selalu diduga menjadi penyebab kemacetan di Jakarta.
Akan tetapi saya memiliki pandangan lain sebagai penyebab utama kemacetan di Jakarta adalah DESAIN JALAN & PENEMPATAN RAMBU YANG KURANG MAKSIMAL. Sebagai pengguna jalan kita hanya tahu menjalankan kendaraan kita di jalan raya yang telah disediakan secara tertib dan berusaha untuk sampai ke tujuan secepat mungkin.
Jika pada saat kondisi sepi maka tentunya tidak akan ada hambatan karena memang telah tersedia jalan yang menghubungi tempat awal kita dengan tujuan akhir, contohnya apabila kita berkendara dimalam hari diatas jam 12 malam, maka pasti kita tidak menemukan kemacetan meskipun jalan yang kita lalui tidak di-desain maksimal.
Akan tetapi jika pada suatu masa ribuan orang punya maksud yang sama seperti pada jam pulang kantor maka disinilah kita akan merasakan bahwa desain jalan yang kita lalui itu sangat tidak maksimal dan tidak mampu untuk "mengalirkan" volume kendaraan dengan baik.
Sebagai contoh adalah kondisi tol dalam kota Jakarta dari arah Semanggi ke Cawang, pada jam pulang kantor dan kondisi normal pastinya akan mengalami kepadatan dan kita harus merayap menuju Cawang, akan tetapi biasanya di sekitara depan Tebet Indraraya Square (TIS) mendadak lalu lintas menjadi lebih lancar tanpa sebab. Jadi apa yang menyebabkan tersendatnya lalu lintas pada titik ini selain dari desain jalan yang memang kurang maksimal?
"DESAIN"
Saya selalu menggunakan kata desain, yang saya maksud dengan desain itu secara harafiah adalah spesifikasi jalan secara teknis, meliputi dimensi, konstruksi (kondisi fisik), serta yang utama adalah desain alur lalu lintas. Kendaraan dijalan raya mirip analoginya seperti fluida yang mengalir didalam pipa / duct, pada volume rendah, kesalahan yang terjadi pada desain pipa tersebut tidak akan memberi pengaruh banyak terhadap aliran fluida, akan tetapi apabila suatu saat kita menghendaki debit yang besar, maka perubahan kecil dalam desain pipa tersebut akan memberikan dampak yang luar biasa.
Hambatan (obstacle) dalam bentuk apapun akan mempengaruhi kapasitas maksimum jalan raya secara siginifikan. Beberapa contoh hambatan adalah :
- Penyempitan badan jalan (jalan mengecil, penggunaan bahu jalan untuk kaki lima, halte bayangan, dll)
- Kondisi fisik jalan (berlubang, bergelombang, dll)
- Faktor eksternal lainnya seperti dahan pohon yang terlalu rindang, batu tergeletak di pinggir jalan, dll
Didalam mekanika fluida bisa dijelaskan mengenai pengaruh desain jalan terhadap kapasitas debit-nya. Misalnya adalah perubahan kecil pada sudut masuk (angle of approach) dari 2 jalur menjadi 1 jalur akan berpengaruh besar terhadap debit jalur utamanya. Contoh lainnya adalah sudut sebuah tikungan juga memiliki pengaruh besar.