Mohon tunggu...
Sundara Nata Permadi
Sundara Nata Permadi Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Sedang belajar membuat tulisan di media BLog. mencoba untuk bisa menulis lebih baik di media tulis di dunia terbuka.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tangisan yang Mendalam

2 Desember 2009   08:22 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:06 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ini adalah kisah seseorang yang dikhianati oleh seseorang yang pernah ia jadikan pasangan yang terikat oleh agama. Hal ini membuahkan satu kehancuran yang tidakvisa melekat lagi.

puisi

Air mata telah terurai.

Kisah pun tak ujung selesai.

Ku mulai letih menunggu semua ini.

Ku lelah menjaga semuanya.

Kou telah ingkar janji padaku.

Melupakan semua kata yang terurai dari mulutmu.

Kou lebih tuk memilih dia.

Bagaimana kukabarkan semua ini.

Kini kulepas semua janjimu.

Kubuka hidup baru yang putih nan bersianar.

Biarlah semua terurai.

Semua ini karena perbuatanmu sendiri.

Semua ini ia lakukan karena ia ingin memperbaiki kesalahan yang membuat kehancuran dalam berumah tangga. Namun orang yang di khianati tiadak mau melanjutkan kisah ini terlalu sakit untuk diingat semuanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun