Mohon tunggu...
Barep Prayitno
Barep Prayitno Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa Ekonomi & Studi Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. "Be Original. Jadilah diri sendiri dengan mencontoh kehidupan yang baik dari orang lain". http://bareppray.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Gali Lubang, Tutup Lubang !

16 Februari 2013   16:49 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:12 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mempunyai sebuah perusahaan adalah impian setiap orang. Entah itu perusahaan dalam skala besar, sedang maupun skala kecil sekalipun yang penting perusahaan tersebut dapat dikatakan sukses dan membiayai kehidupan seseorang dalam jangka panjang. Karena perusahaan yang baik yaitu bukan tentang bagaimana sebuah perusahaan mempunyai aset yang begitu melimpah tetapi perusahaan yang baik yaitu perusahaan yang bisa mengelola perusahaan secara baik dengan proyeksi jangka panjangnya.

Pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) adalah jumlah kelompok usaha yang paling besar di Indonesia. Jadi tidak heran kalau UMKM menjadi salah satu tulang punggung perekonomian di Indonesia dewasa ini. Karena dengan banyaknya usaha-usaha mikro tersebut kemungkinan kegiatan ekonomi dalam masyarakat lebih berarus serta mengurangi jumlah pengangguran saat ini yang dimana kita tahu bahwa pengangguran adalah salah satu masalah perekonomian Indonesia yang dihadapi saat ini.

Tapi tahukah anda bagaimana pengelolaan keuangan yang dilakukan kebanyakan usaha-usaha mikro saat ini ? Tidak seperti halnya perusahaan-perusahaan besar atau ternama yang kegiatan keuangannya dicatat dengan sangat rapih bahkan sedetail-detailnya. Berapapun besarnya pemasukan dan pengeluaran akan selalu dicatat dalam sebuah pembukuan. Bahkan antara keperluan perusahaan dengan pribadi akan dipisahkan dalam pengelolaan uangnya.

Kebanyakan usaha-usaha mikro saat ini, masih menerapkan sistem keuangan "Gali lubang, tutup lubang". Yaitu dimana sistem pengelolaan keuangannya masih tidak berjalan berkala dan tidaklah sistematis. Tidak adanya pencatatan dalam kegiatan keuangannya adalah salah satu ciri dan dampak dari diadopsinya sistem ini.

Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai bagaimana cara mengelola keuangan perusahaan yang baik dan faktor internal dari masyarakat itu sendiri terkait faktor pribadi ataupun lingkungan sekitar adalah penyebab gali lubang, tutup lubang dijadikan patokan dalam menjalankan sebuah usaha. Faktor pribadi disini yaitu mengenai anggapan seseorang yang hanya memikirkan kebutuhan hanya untuk hari ini saja tetapi tidak berarti seseorang itu melupakan kebutuhan-kebutuhan untuk hari-hari selanjutnya. Seseorang hanya menggunakan kalkulasi-kalkulasi pemikiran yang dianggapnya bisa mencukupi kebutuhannya untuk hari selanjutnya.

Kemudian pada puncaknya nanti yaitu biasanya pada akhir bulan, pelaku usaha mikro tersebut akan melakukan peminjaman modal kepada bank ataupun instansi-instansi tertentu. Hal ini dilakukan seakan-akan sebagai modal awalnya lagi dalam meneruskan usahanya itu. Hutang ataupun bentuk atas peminjaman akan dilunasi pada bulan berjalan terkait yang dibayarkan secara berkala nantinya. Dan begitu seterusnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun