Generasi Z, generasi yang tumbuh besar dengan internet sebagai teman setia, tak bisa lepas dari pengaruh media sosial. Platform-platform digital ini telah merombak lanskap sosial, termasuk dalam ranah parenting. Namun, pengaruh media sosial terhadap parenting generasi Z bagai pisau bermata dua. Di satu sisi, ia menawarkan segudang manfaat, namun di sisi lain, ia juga menyimpan potensi bahaya.
Dalam  buku  menggugah  pemikiran  mereka  yang  berjudul  Gen  Z  Work: How  the  Next  Generation  is  Transforming  the  Workplace,  David  Stillman  dan Jonah  Stillman  dengan  indah  menggambarkan  bahwa  individu-individu  yang termasuk dalam Generasi Z lahir antara tahun 1995 dan 2012. Lebih lanjut, Jean M, Twenge  iGen  mendefinisikan  sebagai  istilah  ringkas  untuk  generasi  internet. Melangkah  dari  era  Milenial,  kita  dihadapkan  pada  generasi  pasca-Milenial  yang biasa  disebut  dengan  Generasi  Z.  Generasi  yang  benar-benar  memahami  esensi generasi muda Indonesia masa kini ini memegang kunci dalam membentuk masa depan, bangsa kita tercinta. Oleh karena itu, pendidikan agama sangat penting untuk difokuskan  pada  pemberdayaan  mereka  agar  memberikan  kontribusi  yang  besar terhadap pencapaian kehidupan yang harmonis, aman, dan sejahtera.Generasi  muda,  yang  dikenal  sebagai  Gen-Z,  menghargai  individualitas, menyambut   persaingan,   dan   sangat   bergantung   pada   teknologi   untuk menyederhanakan  hidup  mereka.  Mengingat  kuatnya  koneksi  mereka  dengan gadget  dan  internet,  Gen-Z  sangat  bergantung  pada alat-alat  tersebut  untuk membentuk  metode  dan  pendekatan  pembelajaran  mereka.
Manfaat Media Sosial dalam Parenting
Media sosial telah menjadi jembatan bagi orang tua untuk saling berbagi pengalaman dan informasi. Grup-grup parenting di berbagai platform telah tumbuh subur, menjadi wadah bagi para orang tua untuk berdiskusi, mencari solusi atas permasalahan yang dihadapi, dan saling mendukung. Selain itu, media sosial juga memungkinkan orang tua untuk mengakses berbagai sumber belajar yang berkualitas, seperti video tutorial, artikel parenting, hingga webinar.
Bahaya yang Mengintai
Di balik manfaatnya, media sosial juga membawa sejumlah tantangan bagi orang tua. Salah satu yang paling menonjol adalah paparan konten negatif yang dapat memengaruhi perkembangan anak. Cyberbullying, pornografi, dan hoaks adalah beberapa contoh konten berbahaya yang mudah diakses melalui media sosial. Selain itu, penggunaan media sosial yang berlebihan juga dapat mengganggu hubungan sosial anak dengan lingkungan sekitarnya, serta memicu masalah kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan.
Tips Parenting di Era Digital
Lantas, bagaimana cara orang tua menghadapi tantangan parenting di era digital? Berikut beberapa tips yang bisa diterapkan:
- Jadi Role Model: Anak-anak cenderung meniru perilaku orang tua. Jadilah contoh pengguna media sosial yang bijak.
- Batasi Waktu Penggunaan: Tetapkan aturan yang jelas mengenai waktu penggunaan gadget dan jenis konten yang boleh diakses.
- Awasi Aktivitas Anak: Pantau aktivitas anak di media sosial secara berkala dan ajarkan mereka untuk mengenali konten yang berbahaya.
- Komunikasikan Secara Terbuka: Ciptakan suasana yang nyaman untuk berkomunikasi dengan anak tentang apa pun, termasuk tentang penggunaan media sosial.
- Libatkan Anak dalam Kegiatan Offline: Ajak anak untuk melakukan aktivitas di luar ruangan atau mengikuti kegiatan ekstrakurikuler untuk menyeimbangkan waktu layar.
Kesimpulan
Media sosial adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita. Sebagai orang tua, kita perlu bijak dalam memanfaatkannya. Dengan pemahaman yang baik tentang dampak positif dan negatif media sosial, serta penerapan strategi parenting yang tepat, kita dapat membantu anak tumbuh dan berkembang menjadi individu yang cerdas, kreatif, dan memiliki karakter yang kuat.
Kata Kunci: parenting, generasi Z, media sosial, pengaruh media sosial, anak, remaja, digital, online, offline, cyberbullying, kesehatan mental, studi, penelitian