Dalam hidup saya, konsep diri ini dibentuk oleh berbagai peran dan pengalaman, namun skema diri yang paling dominan adalah “Saya sebagai seniman”. Dalam esai ini, saya akan membahas bagaimana skema diri ini memengaruhi cara saya memandang diri sendiri, bagaimana perbandingan sosial dan penilaian orang lain membentuk identitas saya sebagai seorang seniman, dan bagaimana citra diri ini berkaitan dengan pengalaman pribadi. Sejak kecil, saya merasakan keterkaitan dengan dunia seni, baik itu kaligrafi, visual, musik, atau bentuk ekspresi lainnya. Bagi saya, seni lebih dari sekedar pekerjaan atau hobi, seni adalah cara berkomunikasi dengan dunia. Saya melihat diri saya sebagai seseorang yang menciptakan dan mengekspresikan emosi, ide, dan cerita melalui seni.
Saya menemukan identitas saya di setiap sapuan kuas, setiap baris musik, dan setiap gambar. Sebagai seorang seniman, saya selalu mencari cara untuk memasukkan perasaan dan pengalaman pribadi ke dalam karya saya. Seni telah menjadi caraku untuk mengekspresikan hal-hal yang sulit diungkapkan dengan kata-kata, dan aku merasa bisa menjadi diriku yang paling otentik melalui seni.
Pengaruh Skema Diri terhadap Pandangan Saya Terhadap Diri Sendiri Skema diri saya sebagai seorang seniman memiliki pengaruh yang signifikan terhadap cara saya memandang diri sendiri. Saya menganggap diri saya orang yang penuh kreativitas dan imajinasi, selalu berusaha menciptakan sesuatu yang bermakna. Ini juga memengaruhi cara Anda menghadapi berbagai aspek kehidupan. Misalnya, saya cenderung berpikir out of the box ketika memecahkan masalah dan sering mencari solusi yang lebih kreatif dibandingkan orang lain. Namun menjadi seorang seniman juga mempunyai tantangan tersendiri dalam hal kesadaran diri. Anda mungkin merasa terjebak oleh tekanan untuk selalu melakukan pekerjaan yang “sempurna” atau memenuhi ekspektasi orang lain. Ini berarti saya mempertanyakan nilai pekerjaan saya dan tidak pernah sepenuhnya puas dengannya. Selain itu, saya mempunyai jati diri yang kuat sebagai seorang seniman, sehingga terkadang sulit bagi saya untuk menerima kritik, karena karya saya adalah cerminan diri saya sendiri.
Perbandingan sosial berdampak besar pada pembentukan citra diri saya sebagai seniman. Ketika saya melihat karya seniman lain yang lebih terkenal atau lebih dikenal, saya sering merasa tidak bisa mengikutinya. Ketika saya melihat seniman lain yang karyanya dikenal luas atau sukses dalam karir seninya, saya merasa tertantang untuk terus meningkatkan kualitas karya saya. Namun perbandingan ini juga dapat menimbulkan perasaan rendah diri sehingga membuat Anda merasa belum mencapai tingkat kesuksesan yang sama.
Di sisi lain, perbandingan sosial juga menginspirasi saya. Ketika saya melihat seniman lain dengan berani bereksperimen dengan teknik dan konsep baru, saya merasa terinspirasi untuk melakukan hal yang sama. Lingkungan kreatif di mana para seniman dapat saling mendukung dan bertukar ide memperkuat citra diri saya sebagai seniman yang terus berkembang.
Salah satu momen penting yang mempengaruhi citra diri saya adalah ketika karya saya pertama kali dipamerkan ke publik. Saat itu, saya merasa sangat rentan karena karya ini mencerminkan perasaan dan pikiran saya yang terdalam. Pendapat orang lain, baik positif maupun negatif, berdampak besar pada cara Anda memandang diri sendiri sebagai seorang seniman.
Ketika karyaku dipuji dan diakui, aku merasa lebih percaya diri dan yakin bahwa seni adalah panggilan hidupku. Namun, ketika kita dikritik atau ditolak, kita meragukan kemampuan kita dan merasa tidak cukup baik sebagai seniman. Momen seperti ini mengajarkan saya bahwa apa pun pendapat orang lain tentang saya, saya harus mempertahankan jati diri dan terus menciptakan karya dari hati.
Refleksi diri ini menunjukkan bahwa citra diri saya sebagai seniman merupakan elemen penting dalam identitas saya. Seni lebih dari sekedar aktivitas, seni adalah cara hidup dan sarana ekspresi diri. Perbandingan sosial dan pengakuan dari orang lain pada akhirnya dapat memperkuat keyakinan Anda terhadap identitas Anda sebagai seorang seniman, meskipun hal itu memengaruhi citra diri Anda. Saya terus mengeksplorasi diri saya melalui seni, menemukan makna dalam setiap karya yang saya buat dan pada akhirnya membantu saya memahami siapa saya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H