Mohon tunggu...
Barbados Bados
Barbados Bados Mohon Tunggu... lainnya -

Berangkat untuk pulang

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jalan Ikhlas SBY dan Dahlan Iskan

30 April 2014   22:55 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:00 540
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Menguasai strategi perang, salah satu prajuruit terbaik, memenangkan pilpres 2 kali secara demokaratispengalaman 10 tahun memimpin Indonesia, memiliki data yang paling lengkap , memahami kebiasaan dan sifat para politisi kebanyakan.

Saya sebagai fans Dahlan Iskan yang berharap beliau menang konvensi demokrat, awalnya saya galau melihat manuver politisi yang sangat intens mondar mandir kesana kemari mencari dukungan untuk mengamankan tiket mereka menjadi capres atau juga ada yang sekedar mencari aman untuk mendapatkan kursi atau minimal ikut gerbong pemerintahan nantinya . Maka beberapa partai ada yang berani mengambil resiko memilih partai A dan ada juga yang begitu cair menyebar ke seuruh partai bahkan ada yang sempat terpecah. Begitu berisiknya elit-elit partai itu namun tidak mempengaruhi SBY tetap diam.

Bahkan dari hasil survey kemarin Dahlan Iskan pun sempat membuat pernyataan bahwa Konvensi sudah tidak relevan, namun nyatanya SBY tetap tenang dan malah memerintahkan untuk meneruskan konvensi sambil menjalankan “komunikasi diam” dengan partai lain.  Dan yang menarik adalah pernyataan SBY yang menyatakan siap berkoalisi dan siap oposisi yang sekilas terkesan sakit hati.

Namun mari kita berkaca secara rasional ala SBY.

Disini penulis ingin menganalisa dasar-dasar pengambilan keputusan yang diambil SBY berdasarkan pengalaman beliau.

Dalam benak saya apakah ini wajar apa yang dilakukan SBY?? Berkaca pada pengalaman SBY harusnya ini adalah suatu kewajaran. Alasanya adalah SBY pernah memenangkan pilpres dengan modal suara 7%. Apakah itu saja cukup? Tentu tidak perlu pijakan yang lebih rasional. Apakah itu?

Pertama, mari kita lihat hiruk pikuknya para elit politik dalam menyikapi hasil survey, hasil survey mencerminkan bahwa rakyat ingin adanya pemerataan kekuasaan ini terlihat dari tidak ada adanya pemenang pileg yang terlalu dominan. Intensnya gerakan para politisi ini menurut saya dalah wujud kegelisahaanmereka yang sangat memboroskan energy kenapa demikian? Ini dikarenakan hasil yang meraka jadikan pijakan adalah hasil berdasarkan survey dan padahal hampir semua partai akan menentukan sikap setelah penghitungan resmi diumumkan kemudian mereka melakukan mukernas. Artinya SBY menunggu situasi jelas baru bersikap secara jelas dan tidak terlalu memboroskan energy dan tepat sasaran. Dan berkaca pada pengalaman SBY yang saya sebutkan di paragraph awal dan salah satunya begitu mengenal sifat dan karakteristik politisi Indonesia dan juga ahli strategi perang maka SBY tau persis kapan harus berbicara dan melobi dan kapanharus diam. Sementara partai lain “berisik” dengan pijakan yang kurang jelas SBY memilih “diam” sambil menunggu kepastian.

Kedua, Konvensi di lanjutkan! Nampakanya kalkulasi politik berbeda dengan kalkulasi bisnis, ketika sebagian besar orang sudah pesimis termasuk Dahlan Iskan dengan konvensi ternyata SBY tetap optimis dan ternyata banyak partai juga yang berharap dari hasil konvensi ini sebagai pemecah kebuntuan saat ini.

Ketiga, Koalisi Yes!, Oposisi Yes! Smua berkata bahwa democrat lambat menjalin komonikasi, tapi jika melihat Pernyataan ini adalah pernyataan dengan posisi tawar tertinggi yang tidak dimiliki partai mana pun. Dimana semua partai berorientasi untuk menjadi pemerintah sementara SBY masuk dalam pemerintahan tidak menjadi hal yang utama artinya setelah tahap satu sampai tiga dilalui dan tetap tidak mendapat temen koalisi maka oposisi adalah jalan terbaik. Dan inilah yang menarik kalau menurut saya jika ini benar dilakukan maka ini saya sebut sebagai “jalan ikhlas” SBY. Dimana jika sukses dia akan membentuk satu poros yang kuat dan jika gagal dia akan meberikan pelajaran kepada partainya untuk menjadi oposisi dan tentunya juga member pelajaran kepada rakyat Indonesia. Yang menarik juga adalah SBY menekankan platform partai yang harus sejalan dan juga masing-masing rekan koalisi dapat berperan bukan hanya dimanfaatkan untuk memenuhi syarat minimum presiden threshold tapi tidak diberi peran atau peranya tidak jelas.

Lalu dimana Dahlan Iskan, jika memperhatikan tahapan satu sampai tiga dan SBY tau bahwa Dahlan Iskan sebagai orang yang sudah pada tahap berkarya tampa pamrih dan para pendukun Dahlan Iskan yang mengenal akal sehat tentu sangat-sangat cocok dengan jalan yang ditempuh SBY. Mengingat apa yang selalu dikatakan Dahlan Iskan saya siap jadi Capres atau Cawapres atau tidak menjadi apapun maka kecocokan jalan ini ada.

Perbedaan latar belakang dan pengalaman membuat SBY dan Dahlan Iskan terkesan berbeda namun pada prinsipnya mereka sama, berkomitmen pada apa yang sudah direncanakan mungkin bagi sebagian besar orang suara yang diperoleh Demokrat dibawah target tapi menurut saya justru perolehan ini masih masuk dalam kerangka rencana SBY untuk mencapai tujuan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun