Mohon tunggu...
Bara Saputra
Bara Saputra Mohon Tunggu... -

Pecinta Kehidupan dan Kesederhanaan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Terjebak Labirin Rasa

22 Januari 2014   12:17 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:35 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

harus kemana kubawa jerit rindu ini

kala lorong yang kulalui tak jua bertepi

tiada secercah cahya terang di hadapan

tanpa lentera benderangkan kegelapan

-

harus kemana kularungkan indah rasa

tatkala samudramu tak bisa jadi muara

tak mungkin semilir cinta mengalir ke hulu

mustahil bayi terlahir kembali ke rahim ibu

-

asmaraku terjebak gejolak hitam pekat kisah

terombang ambing dalam sampan tanpa sauh

tinggalkan kehampaan berbalut resah gelisah

kitari telaga tak juga temukan tempat berlabuh

-

wahai dinda tambatan hati penghibur kalbu

aku terpasung gulana membiru karenamu

hati tercabik saat langit tak henti menangis

asa menipis sebelum gerimis beranjak habis

-

duhai juwita pelukis pelangi di belantara jiwa

indah parasmu sentuh batinku menjadi gila

harus bagaimana kudapatkan tulus kasihmu

agar rinduku menjelma cinta berpadu syahdu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun