Mohon tunggu...
Indra Umbara
Indra Umbara Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

The Heavy Dreamer is Me. I'm a student of Paramadina University in Management Departement. I hold Fellowship by Nicolaas Tirtadinata (CEO Rajawali Corpora)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Berkat Tante Kutemukan Gairah Mudaku

19 November 2011   09:46 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:28 42065
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti biasa sebagai mahasiswa yang “sok sibuk” aku menjalani padatnya hari-hariku di kampus dan di luar kampus. Menyandang gelar mahasiswa “sok sibuk” tentu memiliki  banyak kegiatan yang sangat banyak  namun dituntut profesional dan adil dalam menjalankan semua kewajiban. Di sela-sela kesibukkan itu aku selalu sadar bahwa  kewajiban utamaku adalah berhadapan dengan berbagai mata kuliah yang harus dipelajari dan diaplikasikan suatu hari nanti.
Kata kunci buatku untuk menjalani segala kegiatan yang sampai hari ini aku jalani adalah menjaga api semangat berkobar dan membara sampai akhir. Tapi mahasiswa “sok sibuk” tetaplah manusia yang semangatnya fluktuatif. Terkadang semangatnya menyala terang, terkadang redup dan terkadang malah mati sama sekali. Tapi beruntung aku selalu bisa memotivasi diri sendiri ketika semangatku dalam kondisi drop. Selain itu dengan beringas, aku selalu berusaha mencari inspirasi di sekitarku. Salah satunya dari seorang tante yang sangat bisa membuatku bergairah.
Gairah itu bermula dari keseharianku berbincang dengan seorang tante paruh baya. Sebut saja namanya Tante Reni. Tante Reni adalah seorang ibu rumah tangga yang kini juga menuntut ilmu dalam satu jurusan denganku. Secara fisik, Tante Reni memang sudah terlihat tak muda lagi, tapi kekuatannya untuk membakar gairahnya sendiri bahkan gairahku, patut diacungi jempol.
Suatu pagi di kampus small but giant tepatnya di kantin kamikita, aku dan tante merundingkan tugas dari salah satu dosen kami sambil menunggu pesanan nasi gila kami datang. “Eh, Bara kita bagi tugas yok!”, ajak tante di sela rundingan kami. “Ok te, tante mau ngerjain yang bagian mana?”, jawabku.”Tante bagian yang cari bahan aja ya, tapi nanti ngolahnya Bara aja, tapi ntar Tante di ajari juga ya Bara, karena Tante masih bingung.”, jawabnya sambil tertawa kecil. “Ok, tante aman itu, nanti tante juga bisa kok!”, jawabku membalas semangatnya. Memang beginilah Tante Reni, di umur yang tidak muda lagi, semangatnya untuk maju bisa dikatakan (...)
tinggi. Hal itu tercermin di setiap sikapnya yang menyikapi kewajibannya sebagai mahasiswa.
Seperti biasa, karena terlalu lama menunggu jadi membuatku menggerutu. “Wahh, lama banget ini ya tante, nasinya datang.” “Iya nih, mungkin banyak yang pesan kali Bara,” sahutnya sambil mengerutkan dahi. “Tapi sabar ja ntar juga datang kok “, tukasnya. “Eh Bara gimana semester depan, ambil berapa SKS?” tanyanya dengan senyuman. “Sepertinya 25 SKS tante kalau bisa.” sahutku dengan semangat. “ Wah, iya ne Bara, tante juga pengen ambil banyak SKS per semesternya biar cepet lulus.” jawabnya riang. “Tante umurnya sudah tua Bara, jadi pengen cepet lulus, tapi Bara yang muda jangan suka buang waktu, belajar yang giat biar bisa jadi orang sukses.” katanya sambil menatap mataku tajam. Ku rasakan yang berbeda dalam diriku setelah mendengar nasihat tante. Ya, apalagi kalau tidak rasa salut yang dalam terhadapnya, di usianya yang bukan ABG lagi, Tante mempunyai semangat yang tinggi untuk menuntut ilmu. Kuakui, ia adalah mahasiswa yang paling rajin di kelas kami. Ia tak pernah mengeluh, tugas sebanyak apapun tak pernah luput dari tangannya dan selalu terkumpul tepat waktu.  “Tante pengen jadi apa, setelah lulus nanti?”, tanyaku penasaran. “Tante cuma pengen buka usaha aja Bara, Tante mau berusaha keras biar cepet lulus dan Tante pengen lulus dengan predikat minimal cumlaude lah gitu, sekalian pengen kasih contoh ke anak-anak Tante, biar semangat juga, masa yang tua aja bisa semangat yang muda ga bisa.” jawabnya menggebu. Sekonyong-konyong tercengang ku di buat Tante. “Wahh, Tante ini hebat sekali, saya benar-benar salut ma Tante, semangatnya luar biasa.” sahutku. “ Iya Bara, semester depan kita ambil 25 SKS ya sama-sama, ayo sama-sama berjuang, Bara masih muda, masih banyak yang harus dikejar, harus semangat.”,sahutnya menasihatiku. “Oiya satu lagi, jadi anak muda jangan suka buang waktu, waktu itu berharga lho, janga sampai menyesal waktu umur sudah tua nanti”, tukasnya. Benar-benar tercengang ku dibuatnya. Ia tak hanya bisa menasihati saja, tapi ia juga melakukan apa yang ia nasihatkan. Memang patut ia dijadikan contoh untuk teman-teman yang masih muda. Tak lama setelah nasi gila pesanan kami datang. Kami pun makan sambil terus mengobrol. Semangat sekali aku menelan nasi gila, disamping karena memang lapar, aku terus termotivasi untuk berpikir hal-hal apa yang bisa aku lakukan menyambung nasihat Tante Reni.
Memang Tante Reni luar biasa, di umurnya yang tidak muda lagi, ia masih semangat meraih kesempatan menuntut ilmu. Satu kalimat hebat yang terus terngiang-ngiang di telingaku adalah “masa yang tua aja bisa semangat yang muda ga bisa”. Mulai dari hari itu, setiap kali semangat belajarku dirasa turun, aku selalu mengingat kembali perjuangan tante sebagai mahasiswi yang ingin cepat lulus dan menggondol predikat cumlaude.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun