Orang Islam enggan di atur dengan syariah Islam dalam urusan politik berbangsa itu lucu dan aneh.
Lucu karena sebagai manusia yang berfikir, setiap hari beribadah, mengakui Alllah maha kuasa, mengakui Islam agama paripurna tapi tidak mau di atur negaranya dengan keyakinannya itu. Adam smit saja seorang pendeta yang melahirkan pemikiran politik kapitalisme yang bukan murni dari ajaran agamanya kemudian meyakini dan memperjuangkan sistem tersebut di terapkan. Eh malah umat Islam tau agamanya benar dan melahirkan sistem politik termasuk di dalamnya malah pakai ajaran Adam Smit
Aneh karena tidak seusuai dengan kebanyakan umat Islam lainnya dan ulama muktabar terdahulu dalam memahami Islam. Dianggab selain islam seperti demokrasi jadi solusi, padahal keimanannya menyakini Islam sebagai agama yang tinggi dan mulia. Sekulerisme menjadi jati diri padahal tak mau disebut orang yang menafikkan agama dalam kehidupan.
Keanehan itu masih masuk di akal kita. Karena serangan pemikiran barat kepada umat Islam itu sendiri memang mengalir deras. Ditambah legitimasi pemerintah yang memang sekulerisme (memisahkan agama dari kehidupan) sehingga jangankan lirik islam untuk sistem politik, menyelesaikan penghinaan dan penistaan Islam saja penguasa negeri ini tidak mau (mampu).
Serangan bertubi - tubi itu dimulai dari sistem pendidikan yang mengedepankan kaidah ilmiah empirik (berfikir apa adanya) akibatnya tak satu orangpun yang bisa lolos dari jeratan pemikiran pemikiran menyesatkan yang notabennya akan menggerus semangat berislamnya umat Islam.
Tidak hanya pendidikan, Politik sistem ekonomi kapitalisme yang sedang di terapkan juga demikian kuat mengnyerang umat Islam. Ketergantungan Indonesia pada hutang yang kini tembus diangka 3000 triluin memaksa penguasa negeri ini tergantung (hutang budi) kepada negara penjajah. Akibatnya, menyimpang sedikit dari pola pemikiran kapitalisme sekuler akan di depak dalam kancah dunia.
Sungguh perjuangan penerapan Hukum Islam itu sulit. Namun Islam mengharamkan kita berputus asa. Kesulitan harus terus di hadapi dengan berbagai bentuk strategi dakwah.
Dakwah yang terus menerus akan merubah keanehan di atas menjadi sebuah kebutuhan, kelucuan di atas menjadi sesuatu yang serius. Karena kita bersama Allah dalam perjuangan ini. InsyaAllah dengan pertolongan Allah hidup sejahtera dalam naungan Khilafah akan terwujud. Semoga
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H