Zucman adalah seorang ekonom muda asal Prancis yang telah memperoleh pengakuan luas di kalangan akademisi dan pembuat kebijakan internasional. Lahir pada tahun 1986, Zucman menempuh pendidikan di cole Normale Suprieure dan mendapatkan gelar Ph.D. dari Paris School of Economics. Saat ini, ia menjabat sebagai profesor di University of California, Berkeley, dan juga merupakan direktur Laboratorium Ketimpangan Dunia di Paris School of Economics. Zucman dikenal karena penelitiannya yang inovatif mengenai ketidaksetaraan ekonomi, penghindaran pajak, dan kekayaan tersembunyi, yang membuatnya menjadi salah satu suara terkemuka dalam diskusi global tentang ekonomi dan keadilan sosial.Â
GabrielBuku "The Hidden Wealth of Nations" diterbitkan pada tahun 2015, sebuah periode ketika isu ketidaksetaraan ekonomi dan penghindaran pajak sedang menjadi sorotan utama di banyak negara. Penelitian Zucman melibatkan pengumpulan data dari berbagai belahan dunia, dengan fokus utama pada yurisdiksi yang dikenal sebagai surga pajak seperti Swiss, Kepulauan Cayman, dan Luxembourg. Dia menggunakan data dari bank sentral, statistik perdagangan internasional, dan laporan keuangan perusahaan untuk menyusun gambaran yang komprehensif tentang aliran kekayaan global.
 "The Hidden Wealth of Nations" adalah sebuah studi mendalam tentang bagaimana individu dan perusahaan kaya menyembunyikan kekayaan mereka di yurisdiksi dengan pajak rendah atau nol, yang dikenal sebagai surga pajak. Buku ini mengeksplorasi skala fenomena ini, metode yang digunakan untuk menyembunyikan kekayaan, dan dampaknya terhadap perekonomian global. Zucman memperkirakan bahwa sekitar 8% dari kekayaan rumah tangga global (> USD 7 Triliun) disimpan di surga pajak, menghindari pengawasan dan regulasi dari otoritas pajak di negara asal mereka.
 Zucman menulis buku ini untuk mengungkap salah satu penyebab utama ketidaksetaraan ekonomi global yang semakin melebar: penghindaran pajak oleh individu dan perusahaan kaya. Dengan menyembunyikan kekayaan mereka, mereka menghindari kontribusi mereka terhadap masyarakat dalam bentuk pajak, yang seharusnya digunakan untuk membiayai layanan publik dan redistribusi kekayaan. Hal ini mengakibatkan hilangnya pendapatan yang signifikan bagi pemerintah, yang kemudian berdampak pada pemotongan layanan publik, peningkatan defisit anggaran, ketimpangan infrastruktur, dan ketidakadilan sosial.Â
Zucman menggunakan metode analisis data yang canggih untuk melacak aliran kekayaan ke surga pajak. Dia memanfaatkan data dari berbagai sumber, termasuk statistik bank sentral, data perdagangan internasional, dan laporan keuangan perusahaan. Zucman juga mengembangkan metode baru untuk mengestimasi jumlah kekayaan yang disimpan di surga pajak, yang tidak terlihat dalam laporan resmi.Â
Buku "The Hidden Wealth of Nations" dimulai dengan pengenalan tentang surga pajak dan peran mereka dalam ekonomi global. Zucman menjelaskan bahwa surga pajak bukanlah fenomena baru, tetapi telah ada selama beberapa dekade, bahkan berabad-abad. Namun, dalam beberapa dekade terakhir, peran mereka dalam ekonomi global telah meningkat secara signifikan. Surga pajak adalah negara atau yurisdiksi yang menawarkan tarif pajak yang sangat rendah atau nol untuk menarik modal asing. Mereka juga menawarkan kerahasiaan finansial yang tinggi, yang membuatnya sulit bagi otoritas pajak di negara lain untuk melacak dan mengenakan pajak pada kekayaan yang disimpan di sana.Â
Zucman kemudian mengeksplorasi berbagai metode yang digunakan oleh individu dan perusahaan kaya untuk menyembunyikan kekayaan mereka di surga pajak. Salah satu metode yang paling umum adalah melalui pembukaan rekening bank di surga pajak. Bank-bank di yurisdiksi ini sering kali menawarkan layanan yang dirancang khusus untuk membantu klien mereka menyembunyikan kekayaan mereka dari otoritas pajak di negara asal mereka. Ini termasuk penggunaan akun anonim, perusahaan cangkang, dan berbagai teknik lain untuk menyamarkan kepemilikan sebenarnya dari aset-aset tersebut.Â
Perusahaan multinasional juga menggunakan surga pajak untuk meminimalkan pajak mereka. Mereka melakukannya melalui teknik yang dikenal sebagai transfer pricing, di mana mereka menetapkan harga transaksi antara cabang-cabang mereka di berbagai negara sedemikian rupa sehingga keuntungan dipindahkan ke yurisdiksi dengan pajak rendah. Misalnya, perusahaan dapat menjual barang atau jasa dari cabang di negara dengan pajak tinggi ke cabang di surga pajak dengan harga yang sangat rendah, sehingga sebagian besar keuntungan dialihkan ke surga pajak.Â
Zucman menggunakan data empiris untuk menunjukkan skala dari fenomena ini. Dia memperkirakan bahwa sekitar 8% dari kekayaan rumah tangga global disimpan di surga pajak. Ini berarti lebih dari USD 7 triliun dalam aset keuangan tersembunyi dari otoritas pajak di negara asal mereka. Zucman juga menunjukkan bahwa penghindaran pajak ini bukan hanya dilakukan oleh individu atau perusahaan tertentu, tetapi merupakan praktik yang meluas di kalangan orang kaya dan perusahaan multinasional di seluruh dunia.Â
Salah satu bagian paling menarik dari buku ini adalah bagaimana Zucman menguraikan dampak dari kekayaan tersembunyi ini terhadap perekonomian global. Ketika individu dan perusahaan kaya menghindari pajak, mereka mengurangi jumlah pendapatan yang tersedia bagi pemerintah untuk membiayai layanan publik seperti pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur. Ini pada gilirannya berdampak negatif pada ketidaksetaraan ekonomi, karena orang-orang miskin dan kelas menengah tidak mendapatkan layanan yang mereka butuhkan untuk meningkatkan kualitas hidup mereka.Â
Zucman juga menjelaskan bagaimana kekayaan tersembunyi ini memperburuk ketidaksetaraan global. Ketika orang kaya menyembunyikan kekayaan mereka di surga pajak, mereka dapat mempertahankan dan meningkatkan kekayaan mereka tanpa dikenakan pajak yang adil. Sementara itu, orang-orang yang tidak memiliki akses ke surga pajak harus membayar pajak yang lebih tinggi untuk menutupi kekurangan pendapatan pemerintah. Hal ini menciptakan ketidakadilan yang mendalam dalam sistem ekonomi, di mana yang kaya menjadi semakin kaya, sementara yang miskin menjadi semakin miskin.Â