Wonosari - Balai Pemasyarakatan (Bapas) Kelas II Wonosari mengikuti kegiatan Bimbingan Teknis Manajemen Mitigasi Bencana Pada UPT Pemasyarakatan Tahun 2022 yang digelar oleh Divisi Pemasyarakatan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Daerah Istimewa Yogyakarta, Selasa (19/7). Bertempat di Aula Kanwil, bimtek ini mengambil tema: "Melalui Manajemen Mitigasi Bencana, Kita Wujudkan UPT Pemasyarakatan Daerah Istimewa Yogyakarta yang Tangguh"
Adapun peserta dari Bapas Wonosari yang hadir yakni Kepala Bapas Wonosari Nugroho Dwi Wahyu Ananto, Kaur Tata Usaha Wisnu Priyo, PK Pertama Bhayu Prada, dan Staf TU Nindyo Setyo, bersama dengan seluruh jajaran UPT Pemasyarakatan se-DIY mengikuti Bimtek yang dibuka langsung oleh Kakanwil Kemenkumham DIY Imam Jauhari.
"Saya berharap UPT Pemasyarakatan di lingkungan Kanwil Kemenkumham DIY dapat meningkatkan kemampuan petugas dalam mewujudkan konsep pengurangan risiko bencana serta untuk meminimalisir korban dan potensi gangguan keamanan di UPT Pemasyarakatan, sehingga diharapkan UPT Pemasyarakatan menjadi UPT Pemasyarakatan tangguh bencana," ujar Imam dalam sambutan pembukaan Bimtek Mitigasi Bencana.
Narasumber pertama Kepala Seksi Penanggulangan Keamanan dan Ketertiban Ditjenpas Benny Muhammad Saefulloh. Dalam paparannya, Benny menyampaikan mengenai konsep dasar penanggulangan bencana dan langkah-langkah dalam upaya menajemen pengurangan risiko bencana.
"Mitigasi bencana merupakan rangkaian dalam mengurangi risiko bencana dengan penerapan SOP untuk menjamin keselamatan WBP maupun petugas," jelas Benny.
Adapun pemateri kedua yakni dari BPBD DIY Danang Samsurizal. Danang memberikan pemahamam bagi peserta bimtek untuk mengenal jenis-jenis bencana dan metode dalam penanganannya.
Setelah memperoleh pengetahuan dari para narasumber, Kabapas mendorong jajarannya di Bapas Wonosari untuk lebih memahami mitigasi bencana. Tiap-tiap bencana memiliki karakteristiknya sendiri-sendiri serta langkah mitigasi dan penanggulangannya juga berbeda. Kesiapsiagaan penting untuk dimiliki oleh setiap petugas untuk meminimalisir kejadian yang berdampak destruktif dalam skala besar.
"Kita yang tinggal di kawasan dengan potensi kerawanan bencana harus mempunyai manajemen penanggulangan bencana yang baik. Mitigasi menjadi kuncinya," jelas Nugroho.
Kaur TU Wisnu Priyo mengatakan senada dengan Kabapas, bahwa pentingnya kesiapsiagaan SDM petugas dalam menghadapi bencana yang ada. Sosialisasi hingga internalisasi pengetahuan kewaspadaan terhadap bencana harus dilakukan secara berkala.
"Kita juga akan pastikan sarana dan prasarana perkantoran dalam kondisi siap untuk meminimalisir dampak bencana, semisal APAR, titik kumpul, jalur evakuasi, dan lainnya," pungkas Wisnu.
(Humas Bapas Wonosari)