Mohon tunggu...
Yayok Haryanto
Yayok Haryanto Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

Petani yang lagi belajar utk jadi pemulia tanaman edamame/kedelai Jepang, suka baca. Paling tersentuh kalau membaca dan mendengar kisah perjuangan meraih sukses seseorang.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

[Puisitigapuluhsatuhari] Merangkum Masa Lalu untuk Meraih Masa Depan II

31 Desember 2014   16:42 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:06 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1339015867226267167

Kubuka lembaran baru di tanggal sebelas
Kucoba terbang melayang ke udara bebas
Tiada lagi duka di hati yang membekas
Yang ada bahagia dan hikmah yang jelas

Isi hidup hanya susah dan senang
Aku hanya perlu belajar sabar dan syukur
Selalu menerima ujian hidup dengan tenang
Senantiasa membagi nikmat tanpa takabur


Dini hari ini, tanggal duabelasdesember
Rintik hujan makin menambah sejuknya udara malam
Yah, sejuk
Bukan dingin

Sejak bersamamu hatiku selalu hangat
Tiada lagi malam yang dingin dan sepi
Semua telah terobati
Oleh persaudaraan dan persahabatan di Desa Rangkat.


Emmanuel Astokodatu menyapa :

Salamku hormatku "Hari Ini" untuk setiap hari........


Tanggal tigabelas Desember duaribuempatbelas dini hari
Kusadari ku tak pernah sendiri
Ada Kuasa dan kasih Ilahi sang Maha Pemberi
Menjaga dan Membimbing walau sering tak disadari

Saat makan kita tidak sendiri
Asal petani yang menanam padi
Ada pedagang yang mendistribusi
Ada transportasi yang membelah negeri

Kita tidak pernah sendiri
Walau sering tidak kita sadarii
Allah Maha Pemberi
Walau sering tidak kita syukuri


Kutunggu detik berlalu menuju tanggal empatbelas
Saat bahagia tiba kepenatan hilang tanpa bekas
Mustahil menang tanpa pertandingan
Tiada sukses tanpa perjuangan
Nikmat ada setelah derita

Jangan pernah putus asa
Hancur karena dosa
Bangunlah
Yakinlah
Harapan selalu ada
Bagi yang mau berjuang dan berdoa

De Rangkat berkata : sipppp


Luar biasa Desember tanggal limabelas
Panggilan yang kuserukan kini terbalas
Dia yang dulu setiap harinya tidak pernah lepas
Hadir kembali dengan pribadinya yang lugas

Ibu adalah tiang negara
Ibu adalah warna bangsa
Begitu pula Desa Rangkat tercinta
Lahir dari doa ibu yang meminta

Bukan untuk mencari sensasi
Menulis agar bisa hidup abadi
Menebarkan kasih dalam iman
Maju bersama saat kata dalam rangkaian(untuk #Mommy De Rangkat)



Kemarin tanggal enam belas
Jari jemariku terbebani tugas
Tiada dapat menyapa warga Desa Rangkat
Bukan karena tiada rindu yang melekat

Desa Rangkat tidak mudah kulupakan
Tempat Ayah Edy Priyatna dan Pak Windu Hernowo II
Tempat Mommy
De Rangkat dan Putri Sekseh Jingga Rangkat
Tempat Playboy asoy
Ibaybenz Andromeda Eduard yang jadi menantu
Karena aku tidak akan pernah lupa
Tidak akan pernah bisa
Bahkan merindunya

Sekarang tanggal tujuh belas pun hampir berllalu
Kulanjutkan membelai keyboard
Melepas rindu
Menyapa saudara-saudaraku

Maya bukanlah semu
Maya adalah nurani yang tidak terlihat
Menyatukan Warga Desa Rangkat
Dalam suatu persaudaraan yang kuat.


Goresan De Rangkat :

tanggal 1 sampai 16 sudah berlalu
maafkan aku yang selalu datang tak tepat waktu
rindu ini masih sama seperti yang dulu
hasrat merangkai kata dan bertegur sapa merajam kalbu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun