Wah...dunia makin aneh......
Setelah Muhamdiyah dengan fatwa haram merokok, yang ditengarai ditunggangi kepentingan Amerika untuk menjatuhkan industri tembakau Indonesia, yang masih dikuasai pemain lokal, agar nantinya mereka bisa mengambil alih. Sekarang kembali Profesor Fikih membicarakan keharusan pemanfaatan teknologi dalam menentukan arah kiblat. Indonesia kembali menjadi sasaran empuk pemasaran produk HP ber GPS.
Kita sering melupakan hal-hal kecil yang bisa berdampak besar. Tindakan untuk hal positif, opsinya bermacam-macam, demikian pula sebaliknya. Dampak besar dari statement : arah kiblat salah ! adalah opsi : mengqadla sholat dan memindahkan arah kiblat masjid. Memindahkan kiblat pun opsinya bermacam-macam, mulai dari mengubah bangunannya, mimbar dan shafnya, atau cukup dengan memiringkan sajadah saja.
Pembicaraan mengenai keberadaan Tuhan, beragam, mulai dari Tuhan ada dimana -mana sampai manunggaling gusti (Tuhan ada dalam diri kita). Hal ini sebenarnya dijawab oleh ayat : ” Subhana Robbika Robbil Izzati Amma Yashifuun, wa salaamun alal mursaliin wal hamdulillaahi Robbil ‘aalamin” Maha Suci Tuhanmu, Tuhan Yang Maha Gagah Perkasa dari apa yang kalian sifatkan dan selamatlah para Rasul (yang mengikuti petunjuk wahyu) dan segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam .
Weleh...weleh.........mau mencari solusi untuk ummat atau mau jadi key speaker produsen GPS ???
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H