Mohon tunggu...
Yayok Haryanto
Yayok Haryanto Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

Petani yang lagi belajar utk jadi pemulia tanaman edamame/kedelai Jepang, suka baca. Paling tersentuh kalau membaca dan mendengar kisah perjuangan meraih sukses seseorang.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[Fabel] Kucingku, Jawaban Do'aku

7 November 2015   00:07 Diperbarui: 7 November 2015   00:45 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yayok Haryanto, No. 107

"Meeeoooong", suara anak kucing di langit-langit rumahku.

"Akulah jawaban do'amu, karena Allah itu ada dan mengabulkan secara langsung sebagian do'a", tergetar hatiku oleh bunyi atau tepatnya suara panggilannya.

Aku segera naik ke atas lemari pakaian, membuka penutup pintu masuk langit-langit, dan nampak seekor anak kucing gagah, berbulu hitam, di bagian punggung dan luar badannya, sedangkan di bagian dalam, berwarna putih serta berekor pendek dan berkelamin jantan. Perlu diketahui, masyarakat umum, termasuk aku, lebih menyukai kucing jantan, dengan alasan karena tidak beranak pinak.

"Neki", panggilan kesayanganku.

Kucing yang menjadi temanku saat duduk di kelas 2 SMP. Dia memahami bahasaku. Saat dia buang kotoran sembarangan, aku jentik telinganya, sembara kukatakan, "Jangan buang kotoran sembarangan dan kotoranmu jangan kamu makan lagi".", 

"Nih, kotoran harus dipendam di pasir, biar tidak bau", kataku, sambil menekan kepala Neki Kucing  ke pasir tempatku memberinya contoh meneimbun kotoran di tempat yang berpasir. Neki tidak pernah buang kotoran sejak saat itu. Alhamdulillah. Dia makan semua makanan yang bau air liurku.

Ayahku pernah bercerita, untuk bisa saling memahami dengan burung, kucing atau binatang piaraan lainnya, tipsnya adalah :"Biasakan hewan kesayangan kita meminum air liur kita, kalau tidak jijik, terhadap burung misalnya, bisa langsung diminumkan langsung dari mulut kita. Sedangkan untuk kucing, dan sebagainya, cukup dengan kita ludahi minuman atau makanannya, Bukan sekedar ludah, namun yang terpenting doa dan perasaan kita, agar kita bisa saling memahami dan menyayangi dengan teman kita dari jenis binatang tersebut."

Neki tumbuh berkembang dengan pesat dan sehat, saat libur sekolah, dia makin akrab dan mengikuti kemana saja. Tentu saja aku sangat bangga pada tetangga sekitar dan anak-anak sebayaku. Aku punya sahabat bermain dan penjaga tikus di lumbung yang handal. Kebahagiaan yang berbuah petaka.

Saat aku pulang sekolah, tidak biasanya Neki kali ini menyambutku dengan langkah gontai dan berlinang air mata. "Kenapa Neki Bik ?', tanyaku pada pembantu. 

"Tadi anak-anak ngajak bermain, Neki dipanggil ikut. Ternyata Neki diadu dengan anjing. Neki ketakutan dan memanjat bambu, lalu anak-anak menggoyang pohon bambu tersebut. Neki jatuh dan hup, anjing yang dilatih menangkap tupai dan musang tersebut langsung menggigit perut Neki".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun