Mohon tunggu...
Yayok Haryanto
Yayok Haryanto Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

Petani yang lagi belajar utk jadi pemulia tanaman edamame/kedelai Jepang, suka baca. Paling tersentuh kalau membaca dan mendengar kisah perjuangan meraih sukses seseorang.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

[puisitigapuluhsatuhari] MERANGKUM MASA LALU MERAIH KE MASA DEPAN III

31 Desember 2014   16:54 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:06 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1339015867226267167

Aku gali kata untuk esok tanggal dua puluh satu
Semoga untaian kata mampu menyentuh kalbu
Di Desa Rangkat yang sederhana
Lahir cinta dan karya yang luar biasa

Menyusun kata aku bukan ahli
Kata-kataku bukan indahnya diksi
Rangkaian Kataku bukan rancaknya puisi
Ini ungkapan hati yang berseri

Desa ini adalah Rangkat
Warganya bersaudara dan bersahabat
Siapa pun yang berkenan merapat
Insya Allah akan mendapat manfaat

Hari ini tanggal dua puluh dua
Hari Ibu yang diperingati bangsa
Ibu yang rapat untuk perjuangan bangsa
Bukan ibu-bu rumah tangga apalagi di desa

Bagi semua hari adalah hari ibu
Kudedikasikan hidupku untuk perjuangan beliau
Menyuapi keberkahan
Menjauhkanku dari keserakahan
Mengenalkanku arti kasih sayang
Mengajakku berbagi kebahagiaan

Setiap hari adalah hari ibu
Saat kupakai baju
Kuingat nasehatmu
Dahulukan anggota kanan saat memakai
Dahulukan anggota kiri saat melepas

Setiap hari adalah hari ibu
Saat makan
Berdoalah sebelum dan sesudahnya
Suapilah mulutmu dengan tangan kanan
Jangan berisik dan sibuk berkata
Jangan rakus atau menguasai meja
Kunyah pelan
Syukuri nikmat Tuhan

Setiap hari adalah hari ibu
Saat kuberucap
Pilihan kata yang sopan
Jangan arogan mau menangnya sendiri
Jangan memperebutkan kemenangan yang tanpa diskusi
Jangan meninggikan suara terutama malam hari

Setiap hari adalah hari ibu
Semua aktivitas kehidupanku
Kumulai dengan kasih sayangmu
Bahkan sejak dalam rahimmu

Ibu
Kepersembahkan semua kebaikanku
Untuk kebahagianmu di kehidupan nyata
Hidup abadi
Di taman sorga

Selasa bulan desember tanggal duapuluh tiga
Hari berganti hari hingga tiba ke kini
Lembar bertambah lembar hingga sampai halaman ini
Bersyukur terhadap ilahi
Memberi kesempayan menulis
Suara hati yang terlukis
Walau sederhana tanpa magis
Kuharap sederhana nampak manis

Aku ya diriku ini
Diksi ya perasaanku ini
Sederhana
Apa adanya
Tak mampu ungkapkan rasa syukur dan cinta
Persaudaraan dan persahabatan di Desa Rangkat
Semoga penuh manfaat dan berkat

Rabu duapuluh empat desember
Allah adalah Sumber dari segala Sumber
Mendekat ke Allah untuk solusi masalah
Jauh dariNya hati resah dan gelisah

Dia Yang Dipuja Oleh Segala Makhluk
Dia Yang Dipanggil dengan Berbagai Nama
Dia berfirman sebagai Yang Maha Tunggal
Yang Disembah dan Tuhan seluruh manusia

Tuhan Yang Maha Pengasih dan Pemurah
Tuhan Yang Mengjarkan Kasih Sayang
Tuhan Yang Melimpahkan Kasih Sayang

Mengayomi dan Menghidupi seluruh Alam

Pemujaan tidak menambah kebesaranNya
Pengingkaran tidak mengecilkan KuasaNya
Melimpahkan kasih dan sayang adalah perintahNya
Merendahkan orang lain adalah pantangan dariNya

Selamat merayakan kelahiran makhluq mulia
Juru Selamat dan Rasul untuk umat dan pencintanya
Entah kapan tanggal yang sesungguhnya
Semoga Tuhan memberkati kita semua.

Sekarang tanggal duapuluh lima
Umat Nasrani meyakini tanggal ini adalah kelahiran Juru Selamatnya
Semua Nabi memang Juru Selamat untuk umatnya
Semua duta besar bertindak atas nama Rajanya

Selamat berbagi kasih,
mengasah iman sesuai keyakinan masing-masing.
Semoga semua menjadi pemenang
Berkat kasih sayang Allah SWT.

Perbedaan adalah pelecut kesadaran
Perbedaan adalah pemicu semangat
Berlomba-lomba dalam kebaikan
Bukan menyombongkan diri dengan mengkafikan

Jum'at Desember Tanggal duapuluh enam
Selesai perayaan puncak Natal
Semoga semakin terjadi kebersamaan

Indah dirasakan,

nikmat dilaksanakan,

sesuai dengan Kebesaran Tuhan

Tanggal ini sepuluh tahun yang lalu
Gempa dahsyat dan tsunami melantakkan serambiku
Hingga kini pun duka itu belum berlalu
Semoga hikmah pun memancar mengarifkan bangsaku

Begitu mudahnya menghancurkan
Begitu lama dan rumitnya membangun
Memulai
Memperbaiki

Sabtu tanggal duapuluh tujuh
Macet di jalanan memeras peluh
Seharian sering terdengar keluh
Kota Malang semakin penuh

Pembangunan jalan sendiri-sendiri
Seakan tiada pemimpin negeri
Bertambah hari makin nampak ego diri
Entah kemana gotong royong itu pergi

Semakin berumur
Semakin takabur
Semakin lama
Semakin terlena

Satukan hati untuk kembali
Bangunkan jiwa
Bangunkan badan
Bergotong royong membangun negeri

Dalam iman
Dalam cinta
Dalam semangat
Dalam harmoni

Minggu tanggal duapuluh delapan
Selalu ingat yang diajarkan Tuhan
Bahwa dalam hidup selalu ada harapan
Ujian berat manambah ketabahan

Apalah nikmatnya makan
Jikalau perut tidak lapar
Apatah segarnya minum
Apabila haus dirasakan belum

Wahai para hamba yang beriman
Derajat mulia hanya dari ujian
Wahai hamba yang gagah
Penderitaan membuatmu tabah

Sesungguhnya ujian hidup ini berasal dariMu
Namun Engkau Maha Pembimbing
Semua kesedihan jiwa berasal dari Mu jua
Namun RahmatMu pelipur lara

Engkau Maha Pengatur
Engkau Maha Pembimbing
Engkau Maha Pemberi
Engkau Maha Pengasih dan Maha Penyayang

Komentar Sesepuh Desa Kakek Emmanuel Astokodatu :
Saya suka,

sudah mulai tetapi saya hentikan :

karena tak menurut tertib aturan disini, kesibukan , dan

sukar juga disiplin pola pikir dalam menhadapi permasalahan

maaf Bunda Enggar...


Jawaban Yayok Rangkat :

Sesepuh Desa Kakek Emmanuel Astokodatu

puisi itu untuk yang muda-muda,

sesepuh mengarahkan dan menyemati,

tidak harus ikut-ikutan gaya anak muda.

yang penting selalu mengawasi dan mendorong warga

untuk selalu bersaudara, bersahabat, berteman

dan bersyukur kepada Tuhan YME.



Komentar Sesepuh Desa Kakek Emmanuel Astokodatu

saya biar sesepuh tap kan masih muda yaaaaa ??? hehehe


Yayok Rangkat :

Harus Kakek @Emmanuel Astokodaru !
Kita harus lebih Muda dan selalu MUDA.
M-engisi
U-sia
D-engan
A-mal sholeh

Emmanuel Astokodatu : siiiipp!

Tanggal duapuluh sembilan
Tiga hari terakhir di tahun ini
Tiga hari lagi tahun baru menjalang
Tetapkan hati

Torehkan prestasi
Tabahkan hati
Tantangan tidak bisa dibatasi
Tambahkan selalu kekuatan diri

Tundukkan wajah
Terhadap Sang Maha Pencipta
Tegapkan badan
Tterhadap sesama

Tuhan semesta alam
Tuhan Yang Maha Tunggal
Terkadang dikenal dengan berjuta wajah
Tergantung ego si penyembah

Tanggal tigapuluh bulan duabelas
Jangan pernah berduka oleh kasih yang tak terbalas
Mandapat pengganti yang lebih baik hikmahnya jelas
Kasih sayang Allah nikmatnya tiada batas

Dia mengasihi tanpa membutuhkan balas
Siapa pun Dia beri tanpa membedakan kelas
Sakit hati janganlah membekas
Begitu dapat ganti yang baru hati pun bebas

Terpisah di awal bukanlah gagal
Hati-hati dan menghargai indah sekali
Berbahagia dengan janji ilahi di saat sedih
Pastilah sang pengganti bernilai lebih

Tanggal tigapuluhsatu desember
Tigaratus enampuluh empat hari mengantarmu
Menuju kesempurnaan bilangan tahun
Puncak penyesalan dan harapan

Engkaulah kumpulan hikmah dan harapan
Engkaulah pagar penyesalan yang kokoh
Menjadi bekal melangkah di tahun depan
Menuju harapan dengan penuh kehati-hatian


Tanggal tigapuluhsatu
Engkaulah penentu
Bahagia denganhikmah masa lalu

Atau Hancurkarena mengejar angan semu

Engkaulah hasil perjuangan
Selisih saldo kebaikan dan keburukan

Tanggal tigapuluhsatu desember
Darimu hikmah setahun ini bersumber
Engkau bukanlah akhir
Engkaulah baru yang sejati

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun